Dibalik tenarnya lagu Nasi Padang turis Norwegia

Sabtu, 22 April 2017 | 15:53 WIB Sumber: Kompas.com
Dibalik tenarnya lagu Nasi Padang turis Norwegia


JAKARTA. Mata Audun Kvitland Rostad (34) berbinar ketika bercerita tentang nasi padang. Mungkin ini bukan kali pertama dia bercerita kepada jurnalis tentang kecintaannya terhadap makanan yang telah dibuatkannya lagu itu.

I still remember when I tasted you

I couldn't believe that is good to be true

It was the first time in my life

And if you're a human

I would make you my wife

Saya bertanya, sebegitu cintanyakah dia dengan nasi padang sehingga mau mempersuntingnya? Audun, begitu nama panggilannya, langsung tertawa.

Namun dia benar-benar tak bisa melupakan cita rasanya begitu pertama kali mencicipi makanan tersebut. "Pada Juli 2016 saya mengunjungi Indonesia untuk pertama kalinya. Saya mengunjungi Bali, Lombok, Flores, Yogyakarta, kemudian Jakarta. Di Jakarta lah saya mencicipi nasi padang," tutur Audun saat diwawacarai KompasTravel di Cengkareng, Rabu (19/4/2017), sebelum kepulangannya ke Norwegia.

Pria itu berkisah, sebelum masuk ke restoran minang, seorang teman yang bernama Vina mengajaknya berkeliling Taman Mini Indonesia Indah.

"Usai berkeliling Taman Mini dan perjalanan macet selama satu jam, saya menjadi sangat lapar. Kami masuk ke restoran padang, saya lupa namanya, dengan sign berwarna kuning," tutur Audun yang memiliki Instagram @kvitlandmusicofficial itu.

Begitu masuk restoran, Vina langsung menuju ke toilet. Sementara itu, Audun mengaku sangat kaget ketika beberapa pelayan mendekatinya dan 'memberondong' meja dengan piring-piring kecil.

"Saya kaget! Memangnya saya memesan semua makanan ini? Kalau ya, pasti sangat mahal," tuturnya sambil tertawa.

Audun menjadi sedikit tenang ketika Vina kembali dan mengatakan bahwa itulah cara penyajian makanan khas restoran minang. Namun jantungnya masih berdebar melihat sederet makanan berempah yang tersaji di depannya.

"Beruntung lidah saya tidak seperti orang Skandinavia pada umumnya. Saya suka rempah dan pedas," tambah dia.

Rendang adalah makanan yang dicicipi pertama kali. Pada saat itu juga, Audun langsung jatuh cinta. Dia menyantap rendang lengkap dengan nasi dan lauk-pauknya, juga sambal hijau.

"Saya juga mencoba sate, sop buntut, dendeng balado... Kami mencoba hampir semua makanan. Semuanya benar-benar membekas di pikiran saya," papar laki-laki kelahiran Trondheim, 17 Maret 1983 itu.

Begitu keluar dari restoran minang, Audun seperti tersihir. Sayangnya itu adalah hari terakhir dia berada di Indonesia.

"Beberapa hari usai tiba di Norwegia, saya googling restoran minang di Norwegia. Hasilnya nihil, hahaha... Sepertinya ada satu restoran minang di Swedia. Kalau di Belanda banyak," tuturnya.

Audun kemudian chatting dengan Vina, teman di Indonesia yang mengenalkannya dengan nasi padang. Ia berkata sangat rindu dengan nasi padang.

"Kemudian teman saya berkata, jika kamu begitu rindu dengan nasi padang, kenapa tidak membuat lagu tentang itu?"

If I'm closing my eyes

I feel the taste on my lips

I can feel the kobokan on my fingertip

And I really think you're silly

If you leaned the table without tasted the chili.

Lagu itulah yang rupanya membawa Kvitland kembali ke Indonesia, dua kali semenjak kedatangannya pada Juli 2016. "Kali kedua ke Indonesia saya mengunjungi Jakarta dan Padang. Waktu itu Kedutaan Besar Norwegia di Indonesia mengadakan seafood dinner dan saya diundang. Pemerintah Sumatra Barat mendengar kedatangan saya dan mengundang saya ke sana," papar Audun.

Kali ketiga berkunjung ke Indonesia, yang adalah saat ini, Audun juga mengunjungi Jakarta dan Padang.

"Namun lebih banyak mengeksplor Sumatera Barat. Saya sempat ikut Pacu Jawi di Batusangkar, dan mengunjungi Mandeh yang pemandangannya seperti Raja Ampat. Oh ya, saya juga membawa rendang kering ke Norwegia," tutupnya.

(Sri Anindiati Nursastri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru