Kartini, pusat kuliner orang Bekasi

Kamis, 27 November 2014 | 13:25 WIB   Reporter: Lamgiat Siringoringo, Surtan PH Siahaan
Kartini, pusat kuliner orang Bekasi

ILUSTRASI. Twibbon Hari Jadi Ciamis 2023.


SEPERTI kebanyakan kota lain, Bekasi juga memiliki pusat kuliner. Tepat di sepanjang jalan RA Kartini, berdiri beragam kedai yang menawarkan aneka makanan dan minuman.  Mulai aneka kuliner Betawi khas Bekasi, sampai aneka makanan khas daerah lain.

Misalnya, Rumah Makan Ibu Wati yang menyajikan bermacam masakan betawi khas Bekasi, lalu Soto Kudus Rawa Panjang, serta Apollo Kwetiau Sapi. Ketiga kedai ini menjanjikan rasa makanan yang mantap lagi khas. Tanpa berlama-lama lagi, yuk, icip satu per satu.

Rumah Makan Ibu Wati bisa disebut sebagai ikon Jalan RA Kartini, bahkan Bekasi. Letak persisnya di Jalan RA Kartini Nomor 99, Rawa Panjang, sebelah kiri jalan kalau Anda datang dari arah Kalimalang, Jakarta. Posisinya sekitar 200 meter dari persimpangan Kartini. Dua spanduk besar bertuliskan Rumah Makan Ibu Wati dan patung ikan gabus menjadi penanda kedai.

Kedai yang berdiri sejak 1998 silam ini terbilang sederhana. Saat siang hari, kedai ala rumah panggung ini terasa panas. Maklum saja, kedai ini masih beratapkan seng.  Toh, itu bukan halangan pelanggannya untuk menyantap aneka menu masakan racikan Hayati. Buktinya, kedai buka mulai pukul delapan pagi hingga enam sore ini selalu ramai, terlebih pada jam makan siang.

Salah satu menu makanan yang juara dari warung ini yakni sayur gabung pucung. Menu dengan kuah berkelir hitamh ini selalu ludes sebelum pukul tiga sore.  Jadi, buruan pesan. Enggak pakai lama, dalam tempo lima menit setelah pesan, gabus pucung sudah tersaji di hadapan.

Semangkok berisi kuah dengan kelir hitam masih panas mengepul ketika mendarat di atas meja. Sepotong ikan gabus ukuran besar meringkuk di dalam mangkok, sedang potongan daun bawang berenang di permukaan. Anda bisa memilih, potongan gabus bagian badan ekor atawa badan kepala.

Sekadar saran, lantaran kuah gabus pucung bikinan Hayati rasanya galak, sebaiknya Anda membasahi tenggorokan dengan air minum sebelum mulai makan. Jaga-jaga, agar Anda tidak kaget dan tersedak. Saat kuah diseruput, rasa kecut yang tipis dari jeruk nipis muncul duluan. Barulah setelah itu, rasa gurih dan pedas yang kuat muncul dan mendominasi. Bener-bener terasa nampol di lidah. Di dalam kuah yang kental dan berat ini, jejak rempah, seperti jahe dan cabai, sangat terasa.

Juga wangi daun jeruk yang membikin mulut makin semangat mengunyah. Sekarang, giliran menyantap gabus. Dagingnya berwarna putih bersih. Meski punya duri yang cukup mengganggu, nikmatnya tekstur daging yang lembut dan segar sepadan dengan kerepotan Anda memisahkan daging dari durinya.

Menurut Hayati, rasa gabus pucung buatannya istimewa karena takaran bumbu yang kuat.  “Orang Betawi seneng pedas, jadi cabai dan jahe harus berani lebih,” kata dia.

Selain itu, perempuan asli Bekasi ini juga pantang memakai gabus ukuran kecil. Alasannya, selain bikin orang tidak puas, daging gabus berukuran mini rasanya tidak pulen. Itu sebabnya, Hayati cuma menggunakan gabus yang punya berat di atas satu kilogram. Oh, iya, kedai ini juga mempunyai makanan andalan lain: sop tangkar. Masakan lainnya, mulai sayur asem, ayam goreng, hingga aneka pepes, seperti ikan peda dan ikan mas. Untuk menikmati seporsi gabus pucung dan nasi putih, Anda harus menebus dengan uang Rp 45.000. Jika ingin tambah sop tangkar, harganya Rp 25.000 pas seporsi.

Soto Kudus Rawa Panjang. Tak jauh dari Rumah Makan Ibu Wati, sekitar 50 meter, bercokol Soto Kudus Rawa Panjang. Posisinya, ada di sebelah kanan jalan. Kedai yang berdiri 2006 lalu ini berkapasitas sekitar 30 orang. Dan, sejumlah artis seperti Adi Bing Slamet pernah makan di kedai itu. Anda juga bisa menjadikan kuliner khas Kota Kudus, Jawa Tengah, racikan kedai ini sebagai pengisi perut di pagi hari alias sarapan. Soalnya, Soto Kudus Rawa Panjang buka sejak jam tujuh pagi dan baru tutup pukul delapan malam.

Tapi, prime time di kedai tersebut adalah jam makan siang. Saat memesan soto, pelayan kedai ini akan menawari Anda dua pilihan: soto campur nasi atau soto dengan nasi yang dipisah. Anda bisa pilih sesuai selera. Cuma, saran saja, soto kudus biasanya memang lebih pas disajikan bercampur nasi. Yang juga khas dari soto kudus, pastinya, tersaji dalam mangkuk nan mungil dengan sendok bebek.

Dari segi penampilan, soto kudus olahan kedai ini tak berbeda dengan soto kudus lainnya. Seporsi nasi dengan kuah bening yang hampir meluap tampak penuh di dalam mangkuk mungil. Di atasnya, Anda bisa menemukan taoge, suwiran daging ayam, serta irisan seledri lengkap dengan taburan bawang goreng. Tak perlu lama-lama untuk segera menyantapnya. Sebab, saat masih panas, soto kudus terasa lebih mantap. Kuahnya cukup manis dengan rasa kunyit yang agak kuat. Daging ayamnya terasa lembut saat dikunyah.

Jadi, bagi Anda yang suka sama rasa pedas, perlu menambah sambal yang sudah tersedia di atas meja. Jagoan lain kedai yang ada di daerah Rawa Panjang tersebut ialah garang asem ayam. Makanan ini terbungkus daun pisang, mirip pepes.  Proses masaknya memang mirip dengan pepes,  ujar Riska, yang sehari-hari mengelola kedai. Begitu dibuka, terdapat beberapa potong daging ayam lengkap dengan kuah juga irisan tomat hijau, bawang putih, dan potongan cabai merah. Saat dicicipi, kuahnya begitu segar. Daging ayamnya empuk. Harga semangkok soto kudus plus nasi Rp 15.000 saja. Sedangkan garang asem ayam, harganya Rp 17.000 seporsi.

Apollo Kwetiaw Sapi. Buat penggemar kuliner oriental, sayang jika Anda melewatkan begitu saja tawaran kwetiau khas Pontianak, Kalimantan Barat, racikan kedai yang satu ini. Apollo Kwetiaw Sapi menyajikan bermacam kwetiau, mulai kwetiau goreng, kwetiau kuah, kwetiau siram, kwetiau yam (rasa asam cuka), hingga kwetiau bun. Salah satu kwetiau yang menjadi favorit pengunjung kedai ini adalah kwetiau goreng. Harganya: yang biasa Rp 25.000 dan spesial Rp 35.000. Selain berisi irisan daging, juga ada potongan jeroan sapi dalam mie tiau, begitu orang Pontianak menyebut kwetiau, racikan Irawan, si pemilik kedai. Lalu, taoge dan sawi yang membuat rasa kwetiau menjadi sempurna.

Walau menggunakan kecap, rasanya tak begitu manis.  Memang ada bumbu khusus yang membuat rasanya beda dengan kwetiau lain,  ujar Irawan yang menolak mengungkap bumbu rahasianya tersebut. Tak cuma kwetiau, Anda bisa menikmati bakso gepeng yang juga menjadi andalan kedai yang berdiri 2008 lalu itu. Anda bisa menebus semangkok bakso gepeng buatan Irawan dengan duit Rp 15.000. Rasa baksonya begitu legit, dengan daging sapi terasa kental. Sebagai pelepas dahaga, Anda bisa memesan liang teh seharga Rp 5.000 segelas. Di kedai ini, Anda bisa menyantap kwetiau dan bakso sampai larut malam, kok. Pasalnya, Apollo Kwetiaw Sapi buka sedari jam sebelas siang sampai setengah duabelas malam. Yuk, wisata kuliner ke Bekasi, silakan datang ke Jalan RA Kartini, Bekasi Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru