Menu kambing wah di Kota Gudeg

Jumat, 28 Agustus 2015 | 16:13 WIB   Reporter: Fransiska Firlana
Menu kambing wah di Kota Gudeg


Siang itu, Sabtu 15 Agustus 2015, terik matahari memanggang Yogyakarta. Namun panasnya sinar mentari tak menyurutkan senyum Syamsuri menyapa setiap pembeli yang datang ke warung sate kambing miliknya. Meski nama kedai Sate Kambing Pak Syamsuri, banyak olahan kambing bisa dipesan.

Menu kedai ini mencakup sate bakar, sate goreng, tongseng, tengkleng, hingga gulai. Banderol harga tiap sajian masing-masing Rp 20.000 per porsi. Harga gulai lebih murah, kita cukup membayar Rp 5.000 per porsi. Tentu tersedia nasi hangat dan es teh pula.

Lelaki bertubuh tambun ini ramah menimpali aneka pertanyaan dari pelanggan sekalipun tangannya sibuk meracik bumbu di atas wajan yang panas. Antrean pembeli yang cukup panjang siang itu tak membuatnya panik. Asistennya pun tak kalah cekatan mencatat aneka pesanan pembeli. Sekalipun dikerjakan sambil mengobrol dengan pembeli, jangan pikir Syamsuri lamban menyajikan olahan aneka daging di kedainya. Tak kurang dari 15 menit, Syamsuri sudah bisa menyelesaikan pesanan seporsi tengkleng, seporsi tongseng, seporsi sate goreng, dan sate bakar.

Wah, secepat itu? Lalu rasanya? Anda tak akan menyesal jajan di kedai milik lelaki yang sudah berjualan aneka olahan daging kambing sejak 23 tahun lalu ini. Mantap pokoknya!

Sate bakarnya empuk, kematangannya pas, dan rasanya yang manis pedas membuat gigi tak ingin berhenti menarik tiga potong daging yang tersemat di tiap tusuknya.

Sate gorengnya tak kalah sedap. Sekalipun namanya sate goreng, dagingnya tidak ditusuk pada bilah bambu. Potongan daging kambing ditumis dengan racikan bumbu seperti bawang putih dan lada serta diadu dengan irisan kol. Kuah nyemek melengkapi hidangan sate goreng. Seger sekali kuahnya. Citarasanya asam manis, pedas jadi satu. Pas empuknya, pas rasanya, ujar Dimas Rizky yang menjajal jajan di kedai Pak Syamsuri sesuai dengan anjuran temannya di Jakarta.

Pembeli Syamsuri memang tak cuma dari Yogyakarta. Banyak wisatawan Kota Gudeg yang sengaja mampir ke kedai ini, sekalipun lokasinya cukup jauh dari pusat Yogyakarta. Terakhir rombongan Ayu Ting Ting makan di sini. Pak Abraham Samad juga pernah. Yang cukup rutin Pak Adnan Buyung Nasution, kata Syamsuri sambil menunjukkan fotonya bersama pengacara kondang itu.

Bahkan, Syamsuri pernah ditawari Adnan untuk membuka kedai di Jakarta. Namun dia menolak. Tokoh lain yang pernah mencicipi racikan daging kambing Syamsuri adalah Todung Mulya Lubis.


Kambing muda
Olahan daging kambing Syamsuri memang kondang. Citarasa dan keramahan sang penjual membuat pembelinya tergoda untuk kembali. Saya seminggu sekali pasti makan di sini. Dan Pak Syamsuri sudah tahu menu pesanan saya sekalipun saya belum memesan, kata Suparno, seorang pelanggan Syamsuri. Tengkleng menjadi menu wajib Suparno setiap kali makan di kedai Syamsuri.

Bumbu tengkleng meresap pada daging yang masih membalut tulang. Sedikit tarikan, daging bakal lepas dari tulang dengan mudah. Slurrp... sesendok kuah dengan rasa asam, manis, dan pedas menyatu tak terpisahkan menciptakan kenikmatan daging tengkleng hingga sendok terakhir.

Menurut Syamsuri, tak ada resep khusus yang ia gunakan saat memasak. Dia hanya memilih kambing yang usianya di bawah tiga bulan. Dalam sehari, Syamsuri bisa memotong 7 ekor10 ekor kambing.

Anda ingin mencicipi kenikmatan olahan kambing Syamsuri? Datang saja ke warung Sate Kambing Pak Syamsuri di Sambilegi, Sleman, Yogyakarta. Dari arah Yogyakarta, lokasinya sebelum Bandar Udara Adi Sucipto. Sebelum pom bensin belok kiri. Kira-kira 2 kilometer, Anda akan dengan mudah menemukan kedai sederhana ini. Jangan khawatir, area parkir mobil cukup luas. Tapi ingat, warung ini hanya buka mulai pukul 09.00 sampai 16.00.


Sate Kambing Pak Syamsuri
Sambilegi, Sleman, Yogyakarta
Koordinat GPS: -7.778318,110435045

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru