Merayakan kekayaan kopi khas nusantara

Sabtu, 10 Maret 2018 | 17:36 WIB   Reporter: Tane Hadiyantono
 Merayakan kekayaan kopi khas nusantara

ILUSTRASI. Membuat kopi


KOPI - BAGI para pencinta kopi, Pameran & Expo Kopi Nusantara 2018 kudu masuk agenda Anda akhir pekan ini. Apalagi, Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) sebagai yang punya gawe acara ini bakal mencanangkan Hari Kopi Nasional pada 11 Maret.

Pameran yang berlangsung di Intermark Hall, BSD, Serpong, hingga besok (11/3) ini, Gozali Hansen, Formatur Wakil Ketua Umum Dekopi, menyebutkan, sekaligus jadi wadah bagi anak muda Indonesia untuk meningkatkan kreativitas mereka dalam mengembangkan varian kopi.

Tak hanya memamerkan beragam jenis kopi citarasa khas nusantara, di pameran itu juga ada pelatihan pembuatan kopi.

Tawaran pelatihan di pameran tersebut salah satunya datang dari Coffee Lovers Indonesia (CLI). Komunitas pecinta kopi ini akan memberikan pelatihan tentang latte art. Mereka juga menggelar cup testing dan roasting demonstration.

Gozali yang juga Sekretaris Jenderal CLI bilang, kopi khas nusantara memang sedang naik daun. Bukan cuma kaum tua, penyuka kopi citarasa Indonesia banyak dari generasi milenial. "Anak muda ini adventurous, mereka berani mencoba variasi kopi yang beragam dan mencari citarasa kopi dari tempat-tempat yang sebelumnya tidak kita ketahui," ujarnya.

Ada kopi liberika

Pameran & Expo Kopi Nusantara 2018 juga jadi ajang perjumpaan bagi para produsen dan penikmat kopi. Contoh, PT Perkebunan Nusantara (PN) XII yang menawarkan produk dengan merek Kopi Lanang.

Perusahaan pelat merah ini menyediakan kopi biji Maragogype dengan harga Rp 296.000 per 250 gram dan biji Peaberry seharga Rp 134.000 per 250 gram.

Sedang Jkof Koffie menyediakan variasi kopi Jambi seperti Arabika Kerinci di harga Rp 45.000 untuk 150 gram dan Djangkat Eobusta Rp 35.000 per 150 gram.

Di pameran yang menghadirkan 30 perusahaan yang berhubungan dengan industri kopi tersebut, Anda juga bisa menjajal kopi liberika. Kopi liberika masih langka di Indonesia ketimbang dua jenis lainnya yaitu arabika dan robusta. Untuk saat ini, Jambi menjadi satu-satunya daerah penghasil kopi liberika di tanah air.

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi Nataluddin menjelaskan, kopi liberika memiliki keunikan lantaran tumbuh dan berkembang biak di tanah gambut. Harga jualnya juga lebih mahal mencapai Rp 120.000 per kilogram.

"Bukan karena langka, tapi petani yang menanam kopi liberika sudah punya pembeli sendiri. Jadi, kalau masyarakat mau beli harganya pasti mahal, apalagi kalau untuk bisnis," sebut Nataluddin.

Dengan beragam jenis kopi citarasa khas nusantara yang ada di pameran ini tentu jadi kesempatan pengunjung untuk mencicipinya. Anya, pengunjung pameran, menjadikan Pameran & Expo Kopi Nusantara 2018 sebagai tempat perburuan specialty beans untuk usaha kopinya.

"Selama ini, saya pakai kopi mandailing karena cocok untuk kopi susu. Tapi rencananya, setiap minggu ingin coba kopi lain agar bervariasi dan semakin menarik," jelasnya.

Selamat berburu dan mencicipi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru