Paket lengkap dari San Francisco untuk Indonesia

Rabu, 22 Oktober 2014 | 10:07 WIB   Reporter: Yura Syahrul
Paket lengkap dari San Francisco untuk Indonesia

ILUSTRASI. Inspirasi Kamar Tidur ala Pinterest


SAN FRANCISCO. Pemandangan “aneh” itu masih membekas di ingatan Wilson Chan. Ketika melawat ke Jakarta beberapa bulan lalu, staf User Research Department Twitter Inc. ini melihat gerai 7 Eleven selalu dipadati pengunjung, khususnya kaum remaja dan anak muda. Yang membuatnya heran bercampur geli, para pengunjung convenience store tersebut tak sekadar belanja namun betah duduk di sana berjam-jam.

“Mengapa mereka hangout di tempat belanja. Itu mengejutkan, kemudian saya memfotonya,” kata Wilson sambil tertawa, saat menceritakan kembali kejadian tersebut kepada wartawan KONTAN dan beberapa wartawan lain asal Indonesia di kantor pusat Twitter, di San Francisco, Amerika Serikat (AS), dua pekan lalu.

Dalam kesempatan lain, Wilson bertandang ke mal dan pusat perbelanjaan yang berserakan di Jakarta. Tak sekadar mengamati, pria yang hampir genap tiga tahun bekerja di Twitter ini juga mewawancarai secara selektif beberapa orang yang ditemuinya. 

Dari survei itu, Wilson setidaknya mengetahui sifat dan perilaku warga ibukota: suka belanja di mal, nongkrong atau ngopi sambil berinternet gratis, antusias ikut kontes atau paket promo dan sangat fanatik dengan artis idolanya. “Orang Indonesia banyak yang suka One Direction (boyband asal Inggris),” imbuhnya.

Hasil survei itulah yang menjadi salah satu pertimbangan para petinggi Twitter membuka kantor di Jakarta. Ibukota negara Indonesia ini akan menjadi kantor Twitter yang ke-31 atau ke-2 di Asia Tenggara setelah Singapura. Di Asia, Twitter hanya membuka kantor di Tokyo (Jepang) dan Seoul (Korea Selatan).

Menurut Camilla Boyer, Employee Communications Twitter, ada tiga kriteria utama pembukaan kantor Twitter di suatu negara atau kota, yaitu jumlah pengguna, pasar atau potensi iklan dan kesiapan mitra (partner). "Jakarta memenuhi semua kriteria itu," kata wanita berusia 22 tahun ini.

Jumlah pengguna Twitter di Indonesia hampir 30 juta pengguna dari total 255 juta pengguna aktif bulanan media sosial tersebut di seluruh dunia. Indonesia merupakan lima besar negara terbanyak pengguna Twitter. Semiocast, perusahaan riset media sosial, mencatat Indonesia menyumbang 385 kicauan setiap detik atau 7,5% dari total kicauan secara global. Adapun, Jakarta disebut-sebut sebagai kota paling 'berisik' oleh kicauan Twitter di seluruh dunia.

Menurut Wilson, tujuan orang Indonesia menggunakan Twitter lebih untuk bersenang-senang (fun). Berbeda dengan di negara lain, seperti Jerman untuk saluran komunikasi di internal komunitas setiap penggunanya atau di Jepang sebagai wadah mengekspresikan pandangan politik.

Tak heran, pengguna Twitter di Indonesia rajin berkicau untuk interaksi dengan banyak orang dan saluran mengekspresikan diri. Isi kicauan beragam, mulai dari soal artis idola,  kuliner yang sedang tren, isu-isu politik, hingga momen-momen tertentu. Contohnya, ada lebih dari 95 juta kicauan saat masa pemilu presiden Juli lalu. Sedangkan saat momen bulan Ramadan dan hari kemerdekaan tahun ini masing-masing sebanyak 43 juta dan 1,2 juta kicauan.

Yang menarik, Dick Costolo, Chief Executive Officer (CEO) Twitter, mengungkapkan, pengguna Twitter di Indonesia sangat aktif memakai platform media sosial lain, seperti Facebook, Instagram dan Path. “Di negara lain, cuma menggunakan salah satu media sosial dan kebanyakan mereka hanya membaca. Sedangkan pengguna di Indonesia jauh lebih ekspresif," katanya dalam wawancara khusus dengan KONTAN, dua pekan lalu.

Makanya, Twitter tak gentar masuk ke Indonesia meskipun beberapa perusahaan media sosial dan internet sudah lebih dulu membuka lapak di negara ini. Antara lain Yahoo!, Google, dan Facebook. "Indonesia adalah pasar digital yang paling menarik di seluruh dunia. Kami akan berinvestasi di sini dan menerapkan strategi terbaik yang simple dan tepat sasaran," kata Dick. 

Dalam mengayuh bisnisnya di Indonesia, Twitter akan menggarap para pengguna, pengiklan dan mitra sebagai penyedia konten di media sosial itu. Yaitu, para musisi, politisi, tokoh, media massa, dan perusahaan di negara ini.

Maklum, potensinya sangat besar. Berdasarkan data Twitter, 76% pengguna di Indonesia minimal sekali sehari mengunjungi media sosial itu dan 69% pengguna mengikuti (follow) akun brand produk dan perusahaan. "Saya sering mendapat kunjungan perusahaan dari Indonesia untuk memasang iklan di Twitter," kata Dickson Seow, Head Corporate Communications Asia Pasifik Twitter yang berbasis di Singapura.

Tak heran, Dick berjanji Twitter akan memberikan layanan spesial kepada para penggunanya di Indonesia. Kalau di negara lain hanya berisi beberapa staf penjualan dan media, maka kantor Twitter di Indonesia akan memuat banyak posisi. "Selain itu, ada bagian komunikasi media, pemasaran, pengembangan bisnis dan lain-lain," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru