Riset Brilio-JakPat: Kelompok milenial lebih menyukai transaksi nontunai

Kamis, 01 Februari 2018 | 10:49 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Riset Brilio-JakPat: Kelompok milenial lebih menyukai transaksi nontunai

ILUSTRASI. Joe Wadakethalakal


GAYA HIDUP - JAKARTA. Sebuah riset yang dilakukan oleh perusahaan penerbit konten digital untuk kalangan milenial, Brilio.net bersama dengan JakPat Mobile Survey, mendapatkan fakta fakta menarik tentang kalangan milenial.

Hasil riset menunjukkan, mayoritas kelompok milenial Indonesia (59%) -khususnya kelas menengah ke atas- lebih menyukai transaksi secara nontunai. Kartu debit menjadi alat pembayaran nontunai yang paling disukai generasi milenial (50%), diikuti uang elektronik (33%) dan kartu kredit (17%).

Fakta lain yang juga muncul dari riset yang dilakukan terhadap 1.021 milenial berusia 21-37 tahun di 34 kota besar Indonesia tersebut adalah, meskipun kartu kredit berada di urutan terbawah alat pembayaran nontunai yang paling disukai, 63% milenial mengakui kebutuhan mereka akan kartu kredit.

Joe Wadakethalakal, CEO & Co-Founder Brilio.net mengatakan kelompok milenial kini sudah menyukai transaksi nontunai. "Harapan saya, infrastruktur pembayaran dan sumber daya manusia yang ada dapat mendukung mereka untuk lebih sering melakukan transaksi nontunai. Hal ini juga akan mendukung target pemerintah untuk membentuk masyarakat yang lebih aktif menggunakan transaksi nontunai (less-cash society),” ungkap Joe dalam keterangan yang diterima KONTAN, Kamis (1/2).

Populasi generasi milenial di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan berjumlah 83 juta jiwa di tahun 2020, atau 34% dari jumlah penduduk Indonesia.

Riset Brilio bersama JakPat mendapati mayoritas pengeluaran kartu kredit milenial tersalurkan untuk produk elektronik (27%), makanan dan minuman (25%), perjalanan wisata (23%), dan pembelian produk fesyen (15%). Ini menunjukkan bagaimana gadget, liburan, nongkrong dan juga fesyen menjadi esensi dalam gaya hidup milenial. Pengeluaran lainnya adalah langganan layanan musik dan video on demand (5%) dan lain-lain (4%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru