Saat keluarga Cendana punya gawe

Senin, 07 Mei 2018 | 11:05 WIB Sumber: TribunNews.com
Saat keluarga Cendana punya gawe

ILUSTRASI. Putri Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut) menikah


TOKOH - JAKARTA. Jumat Wage Sampai Minggu Legi. Hari pernikahan putri bungsu pasangan Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut Soeharto dengan Indra Rukamana, Danvy Sekartaji Indri Haryanti Rukmana atau Sekar (25) menjadi hari yang membahagiakan bagi keluarga cendana.

Cucu Presiden Republik Indonesia ke-2 Alm. Soeharto itu resmi menikah putra sulung dari pasangan Ajie Sulistiyo Dwi Putra Maryulis atau Ajie (25) pada Minggu Legi (6/5) di Grand Ballroom Bali Room Hotel Kempinsky, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, anggota Keluarga Cendana tersebut telah melangsungkan beberapa tradisi pernikahan adat Jawa khususnya Jogjakarta sejak Jumat Wage (4/5).

Pada hari Jumat (4 /5) acara tersebut dimulai dengan pembacaan Tahlil, Pasang Bleketepe (anyaman daun kelapa sebagai simbol diselenggarakan hajatan mantu) di rumah Sekar di Jalan Yusuf Adiwinata SH. No 14, Jakarta Pusat yang dihadiri oleh santri dan keluarga terdekat.

Kemudian acara dilanjutkan dengan Pasang Tuwuhan (berbagai tumbuhan produktif di tempat-tempat tertentu sebagai simbol “tumbuhnya kehidupan melalui pernikahan” dan janur kuning sebagai penangkal energi negatif), pembacaan khotmil Qur’an dari Institut Ilmu Al Qur’an, pembacaan riwayat Nabi Muhammad Saw., pencatatan pernikahan oleh petugas pencatat nikah, Bucalan (prosesi tolak bala’) dan penyajian Ubo Rampe Majemukan.

Makna dari keseluruhan prosesi hari pertama pernikahan Sekar Rukmana dan Aji Maryulis tersebut merupakan bentuk munajat kepada Tuhan Yang Maha Esa agar prosesi pernikahan sebagai pintu memasuki kehidupan yang baru, “keluarga”, senantiasa memperoleh ridho dan perlindungan-Nya.

Kemudian pada Sabtu Kliwon (5/5) diselenggarakan acara Sungkeman (mencium kaki ibu), Siraman dari air yang diambil dari tujuh mata air, Potong Rikmo (potong rambut mempelai perempuan), Kerik, Paes, Dodol Dawet, Dulang Pungkasan (memotong tumpeng), Tanem Rikmo (menanam rambut) dan Midodareni.

Sungkeman dengan Sungkem Ngaras (sujud mencium kaki) yang dilakukan calon penganten perempuan (Sekar) kepada orang tua yang disaksikan pinisepuh keluarga. Sungkeman merupakan prosesi permohonan doa restu dan ijin untuk memasuki hidup baru (hidup berkeluarga) oleh calon penganten putri kepada kedua orang tua yang disertai permohonan maaf atas semua kesalahan. Dalam proses tersebut, calon pengantin putri juga membasuh kedua kaki orang tuanya.

Siraman dilakukan menggunakan air dari tujuh mata air, sebagai prosesi menghilangkan segala kotoran (baik fisik maupun batin). Indra Rukmana bersama Siti Hardiyanti Rukmana menuangkan air kendi untuk “wudhu” Calon Pengantin Putri.

Selanjutnya dilaksanakan” Potong Rikmo” yang dilakukan Bapak Indra Rukmana didampingi Ibu Siti Hardiyanti Rukmana, dengan memotong rikmo (rambut) Calon Penganten Putri. Potong rambut sesudah siraman dilakukan oleh kedua orang tua Penganten, merupakan ilo-ilo srono (sarana) menghilangkan molo katrimolo (penyebab kesusahan) dan suker sakit Penganten.

Kemudian dilakukan Kerik, Paes, Dodol Dawet, Dulang Pungkasan, Tanem Rikmo, yang pada intinya merupakan prosesi untuk menghilangkan segala bentuk penghalang ketentraman sehingga dalam berkeluarga, pengaten diberikan penih kebahagiaan lahir dan batin.

Setelah prosesi tersebut, pada malam hari diselenggarakan Midodareni, atau nanting kesiapan lahir batin calon penganten perempuan oleh kedua orang tua. Semua prosesi tersebut juga merupakan cerminan kehati-hatian orang tua dalam adat Jawa dala melepas anaknya memasuki lembaran kehidupan yang baru.

Demikian prosesesi hari kedua pernikahan Sekar Rukmana dan Aji Maryulis.

Pada Minggu Legi (6/5) dilanjutkan dengan Prosesi Akad Nikah di Ballroom Bali Room Hoyel Kempinsky, Jakarta Pusat pada pukul 12.00 dan pada malam harinya pada pukul 19.00 diselenggarakan resepsi pernikahan yang dilaksanakan di Grand Ballroom Hotel Kempinsky.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru