Waspada radang tenggorokan pasca Lebaran

Selasa, 28 Juli 2015 | 13:48 WIB Sumber: Tabloid Nova
Waspada radang tenggorokan pasca Lebaran


Tiga penyakit utama yang paling banyak dialami masyarakat setelah Lebaran ialah sakit maag, radang tenggorokan serta batuk dan pilek. Walaupun tidak selalu terjadi, namun ketiga penyakit tersebut kerap diderita orang setelah kurang waspada menjaga kesehatan fisik serta mengonsumsi makanan dan minuman kurang sehat yang khas dan biasa disajikan saat Lebaran.

"Jika sakit di bagian tenggorokan, batuk, susah bernapas, dan kadang disertai demam, waspadai tenggorokan (faring) sendiri, adenoid, dan amandel (tonsil palatina)," kata Dr Cita H. Murjantyo dari RS Internasional Bintaro.

Tiga penyebab radang tenggorokan, yakni infeksi, alergi dan iritasi. Radang tenggorokan akibat iritasi seringkali menjadi penyebab utama penyakit radang tenggorokan setelah Lebaran.

Adapun radang tenggorokan akibat iritasi disebabkan makanan yang terlalu padas, asam, panas, atau dingin dan jenis buah-buahan tertentu. Sementara, radang tenggorokan akibat alergi dipicu oleh zat penyebab alergi seperti makanan, minuman atau bahkan minyak goreng bekas yang masuk dalam tubuh. Meskipun alergi tidak dapat diobati, tetapi kita dapat menghindari penyebabnya dan menjaga daya tahan tubuh.

Minuman bersoda, alkohol atau minuman es yang sangat dingin juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit radang tenggorokan. Selain dua penyebab radang tenggorokan lainnya, infeksi bisa bersumber dari kesehatan mulut dan gigi, amandel serta sinusitis.

“Selain kuman, radang tenggorokan juga dapat terjadi karena virus, yakni saat pilek atau flu, dan akan hilang seiring sembuhnya penyakuit tersebut. Radang tenggorokan disebabkan kuman yang menular melalui ludah serta virus lewat udara,” jelas Cita.

Cita pun menambahkan jika makanan yang terlalu bergetah seperti buah-buahan dapat juga menyebabkan radang tenggorokan. Sedangkan, bagi mereka yang habis mudik atau berpergian setelah Lebaran, bisa juga menderita radang tenggorokan akibat kondisi cuaca dan perubahan suhu ekstrem serta debu. (Ridho Nugroho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru