Airwheel, cara lain menembus kemacetan jalan

Sabtu, 30 Mei 2015 | 12:00 WIB   Reporter: Handoyo
Airwheel, cara lain menembus kemacetan jalan


Kemacetan lalu lintas di kota besar seperti Jakarta sudah menjadi pemandangan umum dan sangat mengganggu aktifitas keseharian. Sebagian masyarakat ibukota menyiasatinya dengan mengendarai sepeda motor atau sepeda roda dua demi menembus kemacetan di jalanan. Sebagian yang lain beralih ke transportasi publik.

Namun kini muncul cara lain untuk menembus kemacetan jalan: memakai airwheel. Alat transportasi yang unik ini kian digemari dan digunakan untuk sekadar pergi dalam jarak pendek di sekitar kompleks perumahan maupun jarak sedang, yakni dari rumah hingga ke halte transportasi publik. Bahkan ada pula hanya untuk sekadar hobi belaka.

Ya airwheel. Alat transportasi yang mengadopsi teori aerospace ini dikontrol oleh sikap, algoritma perangkat lunak fuzzy, dan sistem giroskop untuk menjaga keseimbangan dengan bersandar ke depan dan ke belakang. Alat ini masuk ke Indonesia sekitar Agustus tahun 2014 lalu. Sebelumnya alat ini telah populer di Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.

Airwheel memiliki bentuk seperti sepeda roda satu dan digerakkan oleh baterai. Saat mengendarai alat ini, Anda harus memiliki keseimbangan agar alat ini bisa Anda kendalikan laju maupun geraknya.

Saat dikendarai, airwheel dapat melaju hingga kecepatan 18 kilometer (km) per jam. Untuk mengisi ulang baterai dari airwheel, dibutuhkan waktu sekitar 60 menit hingga 90 menit. Adapun beban yang mampu di topang maksimal sekitar 120 kilogram (kg). Alhasil alat ini cukup menopang satu orang dewasa.


Transportasi yang fun

Alat transportasi ini diklaim sebagai alat transportasi bebas polusi, portabel dan fun agar Jakarta lebih ramah lingkungan. Daya tahan baterai airwheel berkisar 132 watt hingga 520 watt dengan jarak tempuh berkisar paling singkat 6,5 kilometer (km) hingga 9,5 km atau 4–6 mil, terjauh bisa 24–28 mil atau 38,4 km–44,8 km. Jarak ini tergantung jenis airwheel yang dipakai.

Secara umum Airwheel ini terdiri dari tiga jenis, yakni beroda satu, beroda dua tanpa stang, dan beroda dua dengan stang sebagai pegangan. Harga setiap tipe airwheel cukup beragam, mulai dari yang termurah senilai Rp 7 juta, hingga paling mahal seharga Rp 20 juta per unit.

Saat ini airwheel tengah digandrungi oleh masyarakat. Di Indonesia, para pecinta alat transportasi ini mendeklarasikan   sebuah komunitas bernama Airwheel Indonesia. Belum genap satu tahun, anggota komunitas ini sudah mencapai lebih dari 100 orang dari beberapa kota.

Priscilla Novani Founder Airwheel Indonesia mengatakan, awalnya komunitas ini hanya ada di Jakarta saja. "Namun kini  banyak anggota dari kota-kota besar masuk di komunitas ini," kata Priscilla.

Para anggota komunitas Airwheel Indonesia di Jakarta biasanya berkumpul di Gelora Bung Karno (GBK) satu kali dalam seminggu setiap akhir pekan. Anda bisa mencari tahu kegiatan mereka di media sosial.  Sedangkan komunitas Airwheel di kota-kota lain memiliki agenda masing-masing. Anda mau mencoba airwheel?    

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru