Banyak kopi untuk si hitam

Sabtu, 10 Maret 2018 | 07:25 WIB   Reporter: Tane Hadiyantono
Banyak kopi untuk si hitam


0 - TANGERANG SELATAN. Bagi pecinta kopi, cita rasa dari specialty beans biji kopi Indonesia boleh dibilang tiada tanding. Kualitas tanah tropis Nusantara yang bagus karena di area ring of fire membuat tanah gembur cocok untuk si biji hitam. Ada juga lekuk daratan tinggi Indonesia membuat kopi kita menjadi unik dan banyak variasi.

Pun budaya kopi saat ini jadi beralih ke /artisan Coffee/ yang menekankan cita rasa dan identitas kopi serta teknik brewing ketimbang lokasi dan brand kafe. Hal inilah yang dicoba komunitas Coffee Lovers Indonesia (CLI) sampaikan melalui penyelenggaraaan Pameran dan Expo Kopi Nusantara di Intermark, Serpong.

Acara yang berlangsung dari tanggal 9-11 Maret 2018 ini diisi oleh booth penjual biji kopi, kegiatan pelatihan latte art, cup testing, dan roasting demonstration. Bagi kamu yang tertarik untuk belajar kopi lebih banyak, atau mencari partner roaster Kopi dengan specialty beans yang unik, coba sambangi saja acara ini di Intermark, Jalan Lingkar Timur BSD, Serpong.

Singkatnya, variasi kopi Indonesia sangat lengkap. Ada kopi Arabika dengan aroma buah-buahan manis terutama setelah di sangrai. Ada juga kopi Robusta memiliki citarasa yang lebih pekat dan mirip kacang-kacangan. Serta ada kopi Liberica yang khas tumbuh di lahan gambut dan memiliki after taste tahan lama dan kesan coklat.

Permainan rasa ini membuat kopi jadi komoditas yang tidak habis diulik. Apalagi berkat romantisme kopi yang disadur film-film tersohor seperti Filosofi Kopi membuat industri ini makin beken di mata millennials.

Formatur Wakil Ketua Umum DPP Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Gozali Hansen sekaligus Sekjen CLI mengatakan, anak muda Indonesia saat ini tidak habis mengembangkan kopi. Variasi kopi kini semakin berkembang menjadi cold brew, latte art, blended coffee, eksperimental dan banyak lagi.

Namun satu fenomena yang sedang naik daun adalah kembalinya fokus para milenials ke kopi citarasa Indonesia. "Anak muda ini adventurous, mereka berani mencoba variasi kopi yang beragam, dan berani mencari citarasa kopi dari tempat-tempat yang sebelumnya tidak kita ketahui," ungkap Hansen.

Keberanian berekspresi ini jadi jawaban atas mengapa kedai kopi semakin menjamur. Bagi penggila kopi, fenomena ini disebut sebagai fourth wave coffee, yakni aliran membuat dan menikmati kopi sesuai selera individual.

Akibatnya, gaya hidup kopi tidak hanya sekadar menyurut kopi di tempat keren. Namun jadi perjalanan mencari biji dan rasa kopi yang paling unik serta mencoba berbagai teknik seduh.

Anya, salah satu pengunjung acara ini mengaku tengah melakukan survei untuk mencari specialty beans yang akan ia gunakan untuk usaha kopinya. Ia memiliki warung kopi online 'Kopinya' dengan sistem pesan order sehari sebelum.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru