Beragam pilihan tempat ngopi asyik di Bandung

Selasa, 31 Januari 2017 | 13:27 WIB Sumber: Kompas.com
Beragam pilihan tempat ngopi asyik di Bandung


Ramah lingkungan

Berjarak 10 kilometer dari Linggawastu, kreativitas dalam secangkir kopi hadir bersama minuman sehat yang disajikan Warung Langit di Desa Ciburial, Kecamatan Cimeyan, Kabupaten Bandung Barat.

Pendiri Warung Langit, Asep Kurnia, mengatakan, semua makanan dan minuman yang disajikannya sehat tanpa pemanis, pengawet, dan pewarna buatan. Kopi menjadi satu dari banyak minuman sehat di tempat yang berdiri setahun lalu itu.

Asep memastikan, kopi miliknya berasal dari kebun salah satu rekannya di Kampung Cipeteuy, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Ia kenal baik dengan pemasok kopi sehingga kualitas biji kopi tetap terjaga.

”Datang saat sore hari, konsumen bisa mendapat pemandangan kuning kemerahan khas matahari terbenam dari ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut. Semuanya jadi sempurna lewat sajian makanan dan minuman berkesadaran ala Warung Langit,” katanya.

Asep ketat mempertahankan prinsip itu. Sejak awal, ia ingin mengajak pengunjung tahu makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

Ia bahkan menanam sendiri banyak bahan makanan dan minuman yang ditawarkan Warung Langit, seperti sorgum, beragam jenis sayuran, hingga daun mint dan rosemary. Semuanya ditanam organik tanpa pestisida.

”Makanan dan minuman yang dikonsumsi akan memperlihatkan jati diri orang yang memakannya,” katanya.

Konsep serupa juga hadir di Kedai Kopi Arabica Multiorigin (Armor) yang juga berada di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung Barat.

Keberadaan enam leuit (lumbung padi ala Sunda) yang digunakan konsumen untuk menikmati sajian beragam jenis kopi jadi contoh.

Diambil dari salah satu daerah di Jabar, leuit-nya diklaim berusia puluhan tahun sebelum tiba di tempat yang didirikan 23 Desember 2016 itu.

”Leuit adalah salah satu bangunan asli Indonesia yang ramah lingkungan. Fondasinya minim tapak permanen. Semua dindingnya dibuat dari kayu yang aman terhadap guncangan,” kata Manajer Armor Agung Sugianto.

Berada dekat dengan kawasan dilindungi taman hutan rakyat menjadi salah satu alasan utama konsep hijau itu diambil. Tidak hanya minim bangunan permanen, di atas lahan 5.000 meter persegi ini juga ditanami beragam pohon, salah satunya tanaman pinus.

Saat keduanya digabungkan, Agung mengatakan bisa menjadi keunggulan sendiri di tengah maraknya kedai kopi di Bandung. Ditemani udara dingin pegunungan, canda tawa para pengunjung bisa melebur dalam secangkir kopi.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru