Gudeg dan asem-asem ala koki Mangkunegaran

Selasa, 21 Mei 2013 | 19:36 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 20 - 26 Mei 2013
Gudeg dan asem-asem ala koki Mangkunegaran

ILUSTRASI. Sales promotion melayani pengunjung di pameran otomotif yang diadakan oleh Mandiri Utama Finance (MUF) di Jakarta, Senin (22/11).KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/11/2021.


Gudeg memang identik dengan Yogyakarta. Tapi, kuliner berbahan baku nangka muda alias gori di Gudeg Pak Atmo yang terletak di daerah Gandaria, Jakarta Selatan, ini bukan asli Jogja, lo. Maklum, peraciknya berasal dari Solo, Jawa Tengah.

Penasaran dengan rasanya? Buruan saja ke kedai yang berdiri sejak 1963 silam tersebut. Kedai ini bercokol di Jalan Gandaria 1 yang dulu lebih dikenal dengan Persil 2 dan ada di sisi kanan jalan, dengan kanopi berwarna hijau bertuliskan Gudeg Pak Atmo.

Meski berupa bangunan dua lantai, tempat yang disediakan bagi pengunjung hanyalah lantai satu yang berkapasitas maksimal 40 orang. Suasana tenang langsung terasa begitu Anda masuk ke kedai ini, walau terletak persis di pinggir jalan.

Setelah memilih tempat duduk, segera seorang pelayan akan menghampiri dengan daftar menu dan siap mencatat pesanan. Tentu saja, sesuai namanya, gudeg dengan berbagai variasi lauk mendominasi daftar menu. Tapi, masukkan juga asem-asem daging dalam daftar pesanan Anda. Sebab, makanan itu juga menjadi menu favorit pengunjung kedai ini.

Sejurus kemudian, sepiring nasi gudeg komplet dan semangkuk asem-asem daging terhidang di atas meja. Sekilas, penampilannya saja tampak begitu menggoda. Tak tahan untuk segera menyantap.

Tapi, pertama-tama, cicipi dulu si gudeg. Seporsi nasi beserta gudeg, ayam opor, telur bacem, sambal goreng krecek, sambal goreng tempe kacang tolo, dan sayuran tersaji di atas piring beralas daun pisang. Gudeg berkelir cokelat gelap itu berbalur santan kental (areh).

Begitu masuk mulut, tekstur gudeg sangat lembut terasa di mulut. Kuah areh memberi sensasi rasa gurih khas santan.

Yang juga istimewa dari gudeg ini adalah ayam opor dan sambal goreng kreceknya. Daging ayamnya sangat empuk dengan kuah opor bersantan yang gurih. Sedang sambal goreng krecek dimasak empuk. Warnanya merah berkilau minyak dengan beberapa butir cabai rawit hijau dan rawit merah memprovokasi penyantap.

Betul-betul pelengkap yang serasi dengan gudeg yang tak terlalu manis, kok, jadi tidak eneg bagi lidah Jakarta.

Pakai arang

Rahasia kelezatan gudeg racikan Pak Atmo, bekas koki Istana Mangkunegaran, terletak pada proses memasak yang masih memakai teknik lawas. “Pakai arang dan dimasak sangat lama, selama hampir 24 jam” ujar Cosmas Aprilianto, pengelola kedai sekaligus cucu Pak Atmo.

Makanya, gudeg yang disajikan hari ini adalah gudeg yang dimasak kemarin. Soalnya, gudeg semakin lama dimasak semakin enak.

Setelah gudeg tandas tak bersisa, tiba waktu Anda untuk menjajal asem-asem daging yang disajikan panas mengebul yang menguar aroma yang kembali membangkitkan selera.

Biasanya, asem-asem daging ala Jawa berisi potongan daging sapi, buncis, dan wortel, dengan kuah beraroma kecap encer berasa manis pedas dengan rasa asam yang samar. Tapi, asem-asem daging bikinan Pak Atmo sedikit berbeda. Potongan daging sapinya besar-besar dan direbus sampai empuk.

Sebagai sayuran pendamping daging sapi, hanya ada irisan jagung muda yang berwarna putih dan renyah.

Untuk kuah, kedai ini menggunakan tomat yang direbus sampai hampir lumat, sehingga membuat tekstur kuah lebih kental. Tambah lagi, ada irisan cabai hijau besar dan daun jeruk yang membuat rasa pedas samar nan wangi sedap. Kedai ini juga menambahkan gula aren untuk menimbulkan rasa manis dan warna gelap pada kuah asem-asem daging.

Lantaran kuahnya masih panas mengebul, Anda perlu sedikit meniupnya sebelum menyendokkan ke mulut. Kuahnya yang manis asam terasa segar, sangat nikmat dituangkan ke atas nasi putih lalu disantap bersama dagingnya yang tak liat lagi kenyal. Irisan jagung muda secara tak terduga terasa pas sebagai pelengkap asem-asem daging karena teksturnya yang empuk dan renyah.

Untuk menyegarkan kerongkongan, ada es beras kencur yang segar. Beras kencur yang disajikan dingin ini ditemani segelas es batu untuk penetral rasa. Campuran air tumbukan beras berpadu kencur yang tidak getir khas kedai ini terasa ringan dan enak. Minuman segar ini merupakan ciri khas sajian kedai-kedai di Solo.

Alhasil, Nina, salah satu pelanggan kedai ini, sampai jatuh cinta pada masakan Pak Atmo, khususnya sambal goreng kreceknya. “Racikannya beda dan khas,” kata Nina yang juga memiliki usaha restoran di Jalan K.H. Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan ini.

Untuk menyantap seporsi gudeg lengkap, Anda cukup merogoh kocek sedalam Rp 32.000. Adapun harga asem-asem daging Rp 34.000 seporsi. Kesegaran segelas es beras kencur bisa Anda dapati dengan Rp 9.000 segelas.

Oh, iya, sebaiknya Anda datang pagi atau siang hari, ya. Sebab, kedai ini hanya buka sampai jam setengah lima sore. Cuma, seringkali, belum sampai jam tutup seluruh hidangan  sudah habis, lo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru