Inilah penyebab utama kanker paru-paru

Selasa, 14 Februari 2012 | 10:29 WIB Sumber: Harian KONTAN, 14 Februari 2012
Inilah penyebab utama kanker paru-paru

ILUSTRASI. Harga mobil bekas Kia Rio kian murah, generasi ini dari Rp 90 jutaan


Penyakit kanker paru-paru di Indonesia termasuk momok yang menakutkan. Berdasarkan data World Life Expectancy, negara ini menempati peringkat ke-58 dari 192 negara yang disurvei terkait tingkat kematian akibat kanker paru. Faktanya, tingkat kematian akibat penyakit ini di Indonesia mencapai 20,5 orang per 100.000 penduduk.

Menurut Achmad Hudoyo, Pulmonolog Rumah Sakit Persahabatan, sembilan dari 10 penderita kanker paru merupakan perokok. "Jadi potensi perokok terkena penyakit ini sangat besar," imbuhnya.

Namun, rokok bukanlah penyebab utama kanker paru. Ada beberapa pemicu lain, seperti faktor genetik, kontaminasi bahan radioaktif alami yang berada di perut bumi (radon), pencemaran bahan kimia, asbes, polusi udara, serta psikolisis atau tekanan stres. "Kanker paru juga bisa dipicu oleh penyakit paru yang mendahului atau scar cancer," ujar Achmad.

Teorinya, kanker paru tidak mudah mengganggu kesehatan seseorang. Sebab, tubuh manusia diciptakan dengan keseimbangan antara gen pencetus dan penahan perkembangan sel-sel jahat kanker. Keseimbangan ini dapat berubah jika ada pemicunya.

Gambaran umum orang yang berisiko tinggi terkena kanker paru adalah laki-laki berusia di atas 40 tahun dan perokok aktif dengan keluhan batuk-batuk ringan yang tak kunjung sembuh.

Biasanya, lanjut Achmad, berat badan penderita merosot drastis. "Kadang gejala juga disertai batuk berdarah, tapi jumlahnya tak terlalu banyak," imbuhnya.

Ketika menerima pasien dengan gejala awal seperti itu, dia akan menyarankan melakukan biopsi atau pengambilan spesimen jaringan dari sel tumor menggunakan jarum halus. Pakar patologi akan menilai apakah spesimen tersebut merupakan sel kanker jenis karsinoma sel kecil atau karsinoma bukan sel kecil, atau sekadar bakteri atau virus saja.

Menurut Achmad, kebanyakan pasien baru ke dokter saat status kankernya pada tahap lanjutan. "Kemungkinan sembuhnya kecil," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru