Jangan lewatkan keunikan Festival Payung Indonesia

Rabu, 13 September 2017 | 15:11 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Jangan lewatkan keunikan Festival Payung Indonesia


PAMERAN WISATA - Perhelatan Festival Payung Indonesia 2017 akan digelar di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, pada 15 hingga 17 September. Akan ada ratusan payung rajut karya dari berbagai kota di Indonesia seperti Lhokseumawe, Medan, Lampung, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Madiun, Bali, dan kota lainnya.

"Total ada 127 payung rajut dari berbagai daerah dengan ciri khasnya sendiri. Payung-payung ini semuanya memiliki nilai seni baik dalam motif maupun model payungnya," ujar Heru Mataya, Ketua Pelaksana Festival Payung Indonesia 2017.

Tema festival kali ini adalah Sepayung Indonesia. Heru menjelaskan, tema tersebut diambil untuk menggambarkan masyarakat Indonesia walau banyak suku, agama, dan ras dengan budayanya masing-masing, namun tetap dalam satu payung, Indonesia.

Selain pameran ratusan payung rajut, Heru menambahkan, akan ada fashion show kain lurik dan payung dari berbagai daerah di Indonesia, gelar pentas maestro tari di Indonesia, serta tak ketinggalan workshop fotografi oleh Darwis Triadi.

"Untuk maestro tari, terdapat beberapa nama besar semisal Didik Nini Thowok, Ayu Bulantrisna Djelantik, Hj. Munasiah Daeng Jinne, dan yang lainnya. Ada 6 maestro yang akan tampil pada penutupan acara tanggal 17 September," kata Heru dalam keterangan yang diterima KONTAN, Rabu (13/9).

Heru menambahkan, pada acara tersebut, juga akan ada workshop dan pameran payung khas Thailand. Dirinya berharap, lewat gelaran Festival Payung Indonesia tersebut bisa mengangkat nama Solo di dunia.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan bahwa wisatawan jangan terus selalu bertujuan ke Bali saja. Kata Esthy, Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang, juga masuk daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar.

”Semoga wisatawan juga membuat paketnya ke Solo setelah mengetahui daerah kita yang lain dan berkembangnya festival kita di daerah termasuk Festival Payung Indonesia. Karena, salah satu alasan turis mancanegara datang ke Indonesia adalah melihat wisata alam budaya dan karya manusia. Sesuai portofolio pasar pariwisata sektor wisata alam menyumbang 35% dan buatan manusia 5%,” ujar Esthy.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru