Kenali jenis diabetes dan penanganannya

Jumat, 07 November 2014 | 08:33 WIB   Reporter: Dea Chadiza Syafina
Kenali jenis diabetes dan penanganannya


Walaupun sama-sama berlebihan kadar gula, diabetes tipe 1 dan tipe 2 memiliki perbedaan mulai dari penyebab hingga cara pengobatannya. Nah, kenali gejala dan cara penanganannya. 

Anda sering merasa lapar meski telah makan? Anda sering merasa haus meski telah banyak minum? Anda sering buang air kecil pada malam hari? Bisa jadi Anda menderita diabetes atawa yang sering disebut dengan kencing manis. 

Terdapat dua jenis penyakit diabetes yakni tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit bawaan sejak lahir karena sejak dalam masa kehamilan, sang ibu menderita gangguan diabetes melitus gestasional. 

Diabetes tipe 1 lebih banyak menyerang pasien di bawah umur 20 tahun sehingga sering disebut juvenile onset. Sebaliknya tipe 2 menyerang usia 35 tahun ke atas atau disebut adult onset.

Belakangan, banyak kasus diabetes tipe 2 terjadi di usia muda. "Biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti risiko obesitas, pola hidup tidak sehat dan juga bawaan dari orang tua yang menderita diabetes," ujar Isyana Prasantini, dokter internship di Rumah Sakit Islam Fatimah, Banyuwangi, Jawa Timur.

Ada beberapa gejala awal untuk mengenali diabates. Salah satunya, kata Ali Khomsan dari Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB), air seni yang dikeluarkan oleh penderita diabetes akan dikerubungi semut yang mengindikasikan adanya kandungan glukosa. 

Namun, untuk memastikan apakah seseorang terkena diabetes atau tidak, hendaknya melakukan tes kesehatan gula darah. Menurut Isyana, ada tiga cara untuk melakukan pemeriksaan gula darah. 

Pertama, pasien harus puasa makan selama satu malam sebelum melakukan tes kandungan darah. Jika hasilnya gula darah lebih lebih dari 120 miligram per deciliter (mg/dl), pasien harus melakukan tes satu kali lagi. Jika dalam dua kali tes, hasilnya tetap tinggi, maka seseorang bisa dipastikan menderita diabetes.  \

Kedua, tes pemeriksaan gula darah bisa dilakukan tanpa puasa atau setelah makan. Idealnya, kandungan gula darah selama dua jam setelah makan adalah 160 mg/dl atau di bawah 200 mg/dl. Apabila, pada tes kandungan gula darah tanpa puasa ini hasilnya lebih dari 200 mg/dl, maka perlu dilakukan tes kandungan gula darah sekali lagi dengan menggunakan pemeriksaan gula darah puasa. Jika hasilnya masih tinggi, pasien dipastikan positif terkena diabetes.

Selain kedua cara itu, cara ketiga adalah TTGO atau tes toleransi glukosa. Lewat tes ini, pasien akan meminum larutan yang memiliki kandungan glukosa 75 gram. 

Setelah dua jam, seseorang bisa tahu apakah dirinya menderita diabetes atau tidak. "Jika hasil tes tersebut menyatakan kandungan gula darah lebih dari 200 mg/dl, maka positif menderita diabetes," kata Isyana.

Isyana menyarankan, tes kadar gula darah ini dilakukan sekali dalam satu tahun, khususnya bagi seseorang yang berusia lebih dari 50 tahun. Sebab, pada usia itu, seseorang akan rentan terkena diabetes. Namun, bagi yang orang tuanya menderita diabetes, hendaknya sudah melakukan pemeriksaan dini pada usia 25 tahun. 

Pengobatan diabetes
Bagi penderita diabetes tipe 1, pengobatannya adalah dengan suntik insulin. Sementara, penderita diabetes tipe 2, perlu pengobatan dengan minum obat terus menerus. Bagi yang sudah mengalami diabetes lanjut, juga memerlukan suntikan insulin.

Walaupun demikian, obat saja tidak cukup. Penderita diabetes harus mengadopsi pola hidup sehat dengan memadukan diet gula dan olahraga. Menurut Isyana, pasien diabetes diperbolehkan olahraga antara 30 menit hingga 60 menit per hari.

Ali bilang, penderita diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung indeks glikemik. Ini adalah makanan yang cepat dicerna dan diserap sehingga kadar gula darah akan meningkat dengan cepat secara signifikan. Contohnya, nasi putih, bubur nasi, gula pasir dan juga minuman sirup. Ada juga buah yang mengandung indeks glikemik tinggi, seperti rambutan dan klengkeng. 

Pasien diabetes harus mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti apel dan pisang, talas, kentang, ubi jalar dan tepung terigu lantaran terbukti mampu memperbaiki kadar glukosa dan lemak. Penderita diabetes juga wajib makan sayur yang termasuk kategori makanan indeks glikemik rendah. 
"Karena hormon insulin pada pankreas tidak berfungsi maksimal disarankan juga lebih membatasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat," jelas Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru