Kenikmatan laksa tangerang

Rabu, 26 November 2014 | 08:26 WIB   Reporter: Surtan PH Siahaan
Kenikmatan laksa tangerang

ILUSTRASI. Mashle: Magic and Muscles Episode 9 Kapan Tayang? Simak Sinopsis dan Jadwal


Di awal musim hujan kayak sekarang dengan udara yang lebih sejuk, memang asyik berburu makanan berkuah yang hangat lagi nikmat. Salah satu kuliner yang wajib masuk daftar buruan adalah laksa tangerang.

Mi berbahan tepung beras yang berendam dalam kuah merah nan hangat ini memang oke punya. Mencari penjajanya juga enggak susah, karena di daerah asalnya, Tangerang, sudah ada kawasan kuliner khusus yang menjual laksa.

Namanya: Kawasan Kuliner Laksa Tangerang. Letaknya di Jalan Moh. Yamin, Kota Tangerang, persis di areal taman Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Wanita Tangerang, atau di samping gerai Kentucky Fried Chicken (KFC).

Ada delapan penjual laksa tangerang di kawasan kuliner ini, yang menghuni bangunan menyerupai saung sepanjang 40 meter. Kapasitasnya besar, bisa menampung 200 orang sekaligus. Sejumlah pohon besar menaungi saung sehingga udara menjadi lebih segar.

Di dalam saung, tiap penjual punya meja dan kursi sendiri. Mereka masing-masing juga memiliki gentong pikulan dan papan nama kayu sebagai penanda. Dan, kawasan kuliner ini buka dari jam tujuh pagi sampai duabelas malam.

Nah, penjual yang menjadi favorit pengunjung adalah Laksa Tangerang Bang Kumis Bewok. Atin, sang penjual, hanya buka hingga pukul sepuluh malam. Sebelumnya, ia berdagang di pinggir jalan depan Lapas. Setelah Pemerintah Tangerang membangun Kawasan Kuliner Laksa Tangerang empat tahun lalu, dia pun pindah.

Begitu Anda memesan, tangan Atin pun lincah menarik mi laksa dari dalam bakul bambu. Habis itu, gentong tanah liat berisi kuah laksa pun dibuka. Kuahnya selalu panas lantaran api kompor gas di bawah gentong terus menyala.

Setelah kuah laksa menggenangi piring, pria yang sudah  15 tahun jualan laksa tangerang ini pun mengeruk endapan kacang ijo dan menumpuknya di atas mi. Sebagai pamungkas, sejumput rajangan daun kucai ditabur di atas laksa.

Anda bisa memilih teman makan laksa tangerang: ayam panggang atau telur. Istimewanya, sebelum disajikan, ayam panggang dicemplungkan sejenak ke dalam kuah. Alhasil, aromanya kian wangi dan menambah citarasa kuah.

Tampilan laksa tangerang racikan Atin tidak beda dengan laksa tangerang lainnya. Mi tepung beras putih, kuah kemerahan, dan tumpukan kacang ijo dan kentang yang cukup  banyak. Agar rasa lebih tajam, Anda bisa tambahkan sedikit sambal ke dalam laksa.

Tapi, terkadang lidah memang punya penilaiannya sendiri. Sesendok kuah laksa tangerang buatan Atin mampu bicara banyak. Begitu lidah bersua kuah laksa, rasa manis yang pendek terasa. Begitu juga gurih santan yang memang ditambahkan sebagai bumbu.

Sejatinya, kuah laksanya cukup halus dan ringan. Cuma, kehadiran kacang ijo dan kentang yang cukup banyak membuat kuah lebih terasa kental dan berat. Begitu diseruput, tekstur kacang ijo dan kentang yang terasa kasar menjadi  kenikmatan tersendiri. Apalagi, setelah ikut lumer bersatu dengan kuah dan tertelan dalam tenggorokan. Rasanya mantap. Kuah yang beraroma segar daun kucai pun makin ciamik karena tekstur mi tepung beras putih yang kenyal, tak seperti mi gandum yang lebih lembek. 

Tidak pakai susu

Icip-icip pun kian seru dengan kehadiran ayam kampung panggang. Warnanya merah, terpapar kuah laksa. Begitu digigit, serat ayam terasa semakin empuk akibat digodok dalam kuah panas.

Bumbu ayam panggang makin terasa ramai lantaran menyerap kuah laksa. Rasa ayam panggangnya tidak hilang terlindas bumbu laksa. Rasanya gurih dan tidak menggunakan kecap, sebab rasa kuah laksa memang sudah manis.

Nah, ini yang membedakan laksa tangerang buatan Atin beda dengan laksa kebanyakan. Maklum, banyak orang mengeluhkan rasa laksa tangerang yang belakangan seperti seragam. Atin menyebut penggunaan susu sebagai biang keladinya. Untuk mendapatkan rasa manis dan kekentalan yang pas, banyak pedagang laksa memakai susu kental manis.

Namun, menurut Atin, pemakaian susu tidak pas lantaran merusak keaslian citarasa laksa tangerang. Seharusnya, rasa laksa lebih beragam bergantung pada takaran bumbu yang diyakini oleh peraciknya.

Laksa tangerang sebetulnya sudah manis karena menggunakan kacang ijo dan sedikit gula merah. Jika memakai susu, gurih santan akan tertutup dengan rasa manis yang panjang di lidah. “Susu tidak bikin gurih, hanya bikin butek,” katanya. Karena itu, Atin tidak menggunakan susu, meski banyak pelanggannya yang meminta.

Untuk ayam, Atin hanya menggunakan ayam kampung. Dia pun memanggang dengan racikan bumbu kuning tanpa kecap. Saat dipanggang, api pun tidak besar sehingga ayam hanya setengah matang. Agar dagingnya empuk, ia merendamnya dalam kuah laksa. “Sisanya, biar proses masak dalam kuali kuah laksa yang membuatnya kian matang,” ujarnya.

Nilam, warga Tangerang, menggemari laksa buatan Atin gara-gara kuahnya yang gurih. Rasa manis kuah laksanya tidak terlalu tajam. Biasanya, dia mampir ke Kawasan Kuliner Laksa Tangerang saat jam makan siang. “Tempatnya luas, jadi kita tidak takut enggak kebagian tempat,” katanya.

Anda juga kepingin kena tampar laksa tangerang buatan Atin yang gurih dan enak? Untuk mencicipi sepiring laksa yang hangat, Anda hanya perlu merogoh kocek Rp 7.000. Plus telur, harganya menjadi Rp 9.000 per porsi. Kalau tambah ayam panggang, jadi Rp 16.000.

Untuk menyegarkan kerongkongan sehabis menandaskan sepiring laksa tangerang, ada aneka minuman dingin seperti es kepala muda. Harganya, Rp 10.000 per buah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru