Menikmati rasa asli masakan madiun

Kamis, 05 Mei 2016 | 12:00 WIB   Reporter: Merlinda Riska
Menikmati rasa asli masakan madiun


Banyak orang yang bilang, tak ada masakan yang lebih enak daripada masakan bergaya rumahan. Kegemaran itu muncul karena masakan rumahan tentu sudah akrab di lidah. Alasan lain yang disebut para penggemar masakan rumahan adalah kebersihan menu bergaya rumah sendiri pasti terjamin.

Melihat banyaknya penggemar masakan rumahan, tak heran gerai kuliner yang menawarkan menu makanan semacam itu bertebaran. Terutama, di kota-kota besar seperti Jakarta. Salah satu pengusung konsep makanan rumahan itu adalah Warung Nasi Pecel dan Rawon Ndeso yang berlokasi di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 

Jika dilihat dari luar, Warung Ndeso yang berada di kawasan ruko Taman Bona Indah Plaza ini memang sama sekali tidak mengesankan rumah. Namun, begitu masuk ke dalamnya, suasana rumah yang hangat seperti di desa sontak menyergap. Aura rumah itu diperkuat dengan keramahan pemilik Warung Ndeso, yakni pasangan suami-istri Fadli Pace dan Nana serta teman mereka, Iwan Brana.

Interior warung membuat pengunjung Warung Ndeso seolah-olah berkunjung ke rumah teman, bukan ke sebuah restoran. Begitu masuk ke dalamnya, salah satu dari ketiga pemilik itu, akan langsung menyambut pelanggan. Selain mempersilahkan tamu warung untuk duduk. mereka akan menawarkan makanan ataupun minuman.

Menu spesial andalan kedai ini, sesuai dengan nama kedainya, adalah nasi pecel dan rawon. Nasi pecel di sini disajikan beralaskan daun pisang. Selain itu, pecel disajikan bersama peyek rebon. “Banyak yang minta untuk memakai peyek kacang. Tetapi maaf, karena memang pasangan pecel sayur ini peyek rebon,” ujar Nana.

Meski tidak sepopuler peyek kacang, peyek rebon ini punya rasa yang menimbulkan ketagihan. Rasa rebon yang asin dipadu dengan rasa tepung yang gurih dan renyah menambah nikmat saat menyantap pecel.

Sayur yang mengisi pecel di kedai ini terbilang unik. Dalam sepiring pecel, ada daun singkong, kecipir, kenikir, tauge, dan daun kol. Jika sedang tersedia di pasar, kembang turi pun turut tampil. Penutup pecel dilengkapi dengan irisan timun dan petai cina alias lamtoro.

Bagi mereka yang besar di Jakarta kemungkinan tidak akrab dengan nama-nama sayur di atas. Saat ini memang sangat sedikit penjaja kuliner yang menyajikan masakan pecel dengan kecipir, atau kenikir, apalagi kembang turi. Namun kehadiran sayur-sayur itu juga yang akan menerbangkan kesan pengunjung ke desa-desa di Pulau Jawa.

Selain isi sayuran yang spesial, bumbu pecel yang berbahan kacang pun tak kalah nikmat. Bumbu pecel ini agak kental, tidak ada minyak, dan aroma kacangnya sangat kuat. Begitu mencecap bumbu ini, lagi-lagi suasana desa di Jawa akan terbayang. Rasanya yang gurih, tidak pedas, dan cenderung manis mengingatkan kita akan rasa gula jawa.

Bahan dari kampung

Rahasia cita rasa yang sangat kuat dari masakan Warung Ndeso terletak pada pemasoknya. Ketiga pemilik tempat itu merangkul industri rumahan yang ada di Madiun untuk memasok bumbu pecel. Jadi, bumbu yang digunakan di pecel Warung Ndeso dibuat dengan cara yang masih asli.

Proses pembakaran kacang menggunakan kayu bakar. Sedang pengolahan kacang menjadi pecel dilakukan dengan menumbuk menggunakan alu khas desa. Tak heran, aroma dan rasa asli masakan desa pun sangat kuat.

Jika ingin pecel yang lebih mengisi perut, silahkan memesan lauk pauk tambahan. Warung ini menyediakan masakan, semacam tempe dan tahu bacem, telor asin, ayam kampung ataupun sate empal, sebagai teman pecel. 

Namun lauk yang menjadi andalan Warung Ndeso adalah sate empal. Satu tusuk sate empal terdiri dari tiga potong daging yang berukuran sedang dan berwarna kehitaman. Sate empal ini sangat kuat aroma asapnya dan agak manis. Namun, begitu digigit, sensasi pedas lada akan terasa di lidah. Cita rasa bumbu meresap hingga ke dalam dagingnya.

Jika perut masih belum penuh, silahkan coba rawon, yang juga menjadi jualan utama Warung Ndeso. Rawon disajikan dalam wadah terpisah dengan isinya, seperti tauge, telor asin, dan sambal. Kuah rawon yang warna hitam memiliki rasa yang agak asin. Namun komposisi bumbu kuah rawon terasa pas di lidah. Di dalam rawon, cukup banyak potongan daging berukuran kecil.

Daging rawon punya tekstur yang sangat empuk dan rasa gurih. Daging yang digunakan tak melulu urat, tetapi juga bagian sengkel.

Tak berbeda dengan pecel, rawon di Warung Ndeso juga punya aroma kampung yang kuat. Maklumlah, resep pembuatan rawon yang digunakan adalah resep milik ibunda Iwan, yang asli Madiun. Rahasia di balik rasa rawon yang original adalah penggunaan kluwek dibeli langsung di Madiun.

Rasa masakan nan unik itu yang membuat warung yang baru berusia tiga bulan ini berhasil menarik minat seorang koki terkenal untuk datang berkunjung. Para peminat kuliner yang tergabung dalam komunitas jalansutra juga pernah menyambangi Warung Ndeso.

Tertarik? Catat saja koordinat lokasi warung ini  -6.297823,106.782785. Warung Ndeso buka setiap hari dari pukul 11.00 sampai 18.00 WIB. Kedai mampu menampung hingga 30 orang. Jika ingin datang di luar jam tersebut, dan membawa rombongan, ada baiknya melakukan reservasi terlebih dahulu.

Harga masakan Warung Ndeso cukup terjangkau. Banderol satu porsi nasi pecel dan nasi rawon masing-masing Rp 19.000 dan Rp 25.000. Sate empal dihargai Rp 16.000 per tusuk. Untuk minum, pilihan yang tersedia seperti es kelapa muda seharga Rp 15.000 dan wedang uwuh Rp 15.000.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Thomas Hadiwinata

Terbaru