Raja menara yang pandai intip peluang

Sabtu, 17 September 2016 | 17:00 WIB   Reporter: Fahriyadi, Klaudia Rani
Raja menara yang pandai intip peluang


JIKA berbicara soal PT Teknologi Riset Global (TRG) Investama tak akan lengkap tanpa menyebut sang pendiri perusahaan ini, yaitu Sakti Wahyu Trenggono. Lelaki jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Bina Nusantara (Binus) ini mendirikan TRG Investama pada tahun 2007. Saat ini, perusahaan ini memiliki gurita bisnis dalam bidang telekomunikasi, teknologi, properti, media, dan e-commerce.

Namun, jauh sebelum itu, lelaki kelahiran Semarang ini telah merintis bisnis dengan bendera PT Solusindo Kreasi Pratama (SKP) dan membangun PT Tower Bersama Infrastruktur. Perusahaan yang disebut terakhir saat ini dikenal sebagai penyedia infrastruktur menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan kepemilikan lebih dari 14.000 menara.

Tetapi, siapa sangka jika lelaki yang akrab disapa 'Mas Treng' ini menyebut jika tak pernah bermimpi menjadi taipan dalam bisnis telekomunikasi. Saat berbincang dengan KONTAN pada Kamis (8/9) lalu, ia menyebut sejak kecil hanya ingin bekerja dengan baik di sebuah perusahaan dan merintis karier menjadi profesional sukses dan bermanfaat bagi banyak orang.

Cita-cita yang dinilai sangat sederhana mengingat Trenggono bukanlah lahir dari keluarga yang mapan secara ekonomi.

Ia menuturkan sejak kecil terbiasa hidup prihatin. Pria berkumis ini mengisahkan bahwa ketika harus kuliah di ITB dan jauh dari kampung halamannya di Semarang keprihatinan menjadi hal yang dekat dengannya. Bahkan, untuk membayar uang kuliah saja, keluarganya harus menjual tujuh ekor kambing. “Saya dulu bayar kuliah Rp 22.000 harus jual tujuh ekor kambing dan dikirim sama nenek saya Rp 35.000,” kenangnya.

Meski hidup sederhana, tapi hasrat Trenggono untuk maju cukup besar. Tak heran ketika ada perusahaan besar sekaliber PT Astra International Tbk datang ke ITB untuk mencari karyawan potensial, ia pun langsung mendaftar.

Nasib baik pun menghampiri pria yang hobi minum kopi tersebut. Trenggono diterima dalam program Astra Basic Training atau saat ini lazim disebut management trainee. "Saya disekolahkan selama enam bulan sebelum dilepas ke unit bisnis Astra dan saya kebagian dalam bisnis informasi teknologi (IT)," ungkapnya.

Editor: Dupla Kartini

Terbaru