Beragam pilihan tempat ngopi asyik di Bandung

Selasa, 31 Januari 2017 | 13:27 WIB Sumber: Kompas.com
Beragam pilihan tempat ngopi asyik di Bandung


DENGAN kondisi geografis yang beragam, Bandung menawarkan banyak pilihan menikmati secangkir kopi. Lingkungan perkotaan yang penuh dengan ide hingga dataran tinggi menawarkan ketenangan. Jika tak bisa memilih, silakan menikmati semuanya.

Selasa (24/1) pagi di Kedai Kopi Yellow Truck di Jalan Linggawastu, Kota Bandung, Jawa Barat, riuh ramai. Namun, hal itu tak membuat konsentrasi Dadi Irawan (27) terganggu. Alat potong rambut listrik di tangannya tetap tenang memotong rambut jabrik di hadapannya.

Sekitar 20 menit kemudian, Dadi mematikan alat potong rambut itu. Di depannya, si empunya rambut tersenyum lebar. Dia puas saat melihat wajahnya lebih segar dari kamera telepon

Hari itu, Dadi bersama puluhan pemangkas rambut asal Garut lainnya tengah berbagi keceriaan di kedai kopi.

Pemangkas rambut asal Banyuresmi, Garut, itu ikut serta dalam acara cukur massal bagi umum dan anak yatim piatu bertema ”Enakin Kepala Masal: Ngabagi Rasa Ku Pangabisa”.

Penggagasnya Persatuan Pemangkas Rambut Garut dan Brocode, salah satu tempat cukur (barbershop) di Bandung.

Pemilik Brocode, Yeremia, mengatakan, dua gaya hidup yang tengah naik daun, tata rambut lelaki dan nikmatnya menyeruput kopi, bisa jalan bersamaan. Sudah beberapa kali dia menggelar acara dan workshop potong rambut di Yellow Truck.

”Di Yellow Truck, ketekunan dan kreativitas selalu diterima, termasuk keahlian para pemangkas rambut,” katanya.

Public Relation Yellow Truck, Demi Ariana (29), membenarkan pendapat itu. Para pemangkas rambut (barberman) bukan satu-satunya yang diberi tempat unjuk keahlian.

Sebulan sekali, Yellow Truck menjadi rumah berkumpulnya ide-ide anyar sembari menikmati kopi. Diskusi membuat film, peluncuran novel, pembuatan buku (book binding), hingga pembuatan alat cetak kayu dan karet digelar di sana.

”Kami juga tidak lupa terus menyegarkan ide para barista di sini. Setiap tiga bulan selalu ada penyegaran lewat pelatihan dan berbagi ide-ide baru,” katanya.

Demi tidak asal bicara. Setahun lalu, Yoyos Muhori (22) hanya penikmat kopi instan dalam kemasan. Semuanya berubah saat mulai jadi barista di Yellow Truck.

”Tiga bulan saya dilatih jadi barista. Dari sama sekali tak bisa menjadi punya keahlian, saya dilatih jadi barista yang baik. Namun, hingga kini, 1-3 bulan sekali manajemen Yellow Truck terus mengajak kami belajar banyak hal baru untuk kepuasan konsumen,” katanya.

Saat meracik espreso dari biji kopi bone, misalnya, tangan Yoyos cekatan menimbang, menggiling, dan memadatkan kopi sebelum menempatkannya ke mesin pembuat kopi.

Semuanya dibuat di meja terbuka sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. ”Tak ada yang ditutup-tutupi. Semua kenikmatan kopi dibuat dari tangan-tangan terampil,” kata Demi.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru