Film EXIT: Kejar-kejaran dengan gas beracun

Sabtu, 17 Agustus 2019 | 13:19 WIB   Reporter: Harris Hadinata
Film EXIT: Kejar-kejaran dengan gas beracun

Film EXIT


RESENSI FILM -  JAKARTA. Kalau Anda penggemar film Korea, mungkin Anda sudah tidak sabar menyaksikan film Exit, yang saat ini sedang sukses besar di bioskop Korea. Jangan khawatir, pekan depan, film ini akan segera tayang di Indonesia.

Film yang dibintangi oleh Cho Jung Seok dan Lim Yoona ini sukses mengundang 2 juta penonton hanya dalam empat hari penayangan di Korea. Selama dua pekan, film bergenre disaster movie ini sukses menggaet 6 juta penonton.

Baca Juga: Avengers: Endgame mencetak rekor penayangan perdana secara global

Di Indonesia, film yang diproduseri Ryoo Seung Wan, yang sebelumnya sukses dengan film The Batteship Island, ini akan mulai tayang di Indonesia pada 21 Agustus.

Bersama tim dari institusi periset film Bicara Box Office, Kontan.co.id berkesempatan menyaksikan penayangan awal Exit, Jumat (16/8) malam.

Menilik trailer, Exit berkisah mengenai Yong Nam, pria yang hidupnya dianggap gagal. Meski sudah dewasa, ia masih pengangguran. Semua lamaran kerja yang ia ajukan ditolak. Bahkan, saat menyatakan cinta ke gadis idamannya, ia juga ditolak.

Satu-satunya keahlian yang dimiliki Yong Nam adalah kemampuannya memanjat tebing. Sayangnya, kemampuan ini tidak benar-benar berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Sampai suatu saat terjadi kebocoran gas beracun di lingkungan tempat ia berada, Yong Nam harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan keluarga dan orang-orang yang ia cintai agar terhindar dari gas beracun. Keahlian Yong Nam memanjat tebing diuji di sini.

Meski bergenre disaster, jangan membayangkan film ini layaknya film disaster Hollywood, seperti 2012, San Andreas atau Geostorm. Tidak ada kehancuran besar-besaran bangunan dan properti lain di sini.

Toh, dengan menjadikan gas beracun sebagai musuh, Lee Seung Gun, sutradara film ini, berhasil membuat Exit menjadi film yang mencekam. Penonton diajak fokus dan mendalami perasaan karakter-karakter dalam film saat berusaha menghindari gas dan bertahan hidup.

Lee Seung Gun juga cukup sukses merangkai satu adegan survival ke adegan survival lain. Ketegangan saat para tokoh film ini berusaha memanjat dinding bak memanjat tebing sangat terasa.

Buat info saja, saat penayangan awal, penonton selalu bertepuk tangan setiap satu adegan survival tuntas, dan ikut terkesiap ketika terjadi hal di luar dugaan.

Tentu saja, ada adegan-adegan klise yang gampang tertebak, karena selalu muncul di adegan memanjat di film apapun. Ya, saat tokoh di film memanjat, ada adegan di mana tumpuan atau pegangan ternyata rusak atau patah karena tak kuat menahan beban tubuh si tokoh.

Baca Juga: Princess Cruises sambut kehadiran juri Asia’s Got Talent

Tapi perlu dicatat, adegan-adegan tersebut tidak berlebihan. Meski sudah ketebak di awal, hal itu tidak mengganggu ketegangan yang dibangun.

Sebagaimana banyak terjadi di film atau drama Korea, sutradara juga menyelipkan adegan-adegan bernuansa komedi di tengah adegan mencekam. Kalau Anda sudah terbiasa dengan joke ala film Korea, Anda bakal tertawa. Tapi kalau Anda kurang akrab dengan film Korea, memang bisa jadi Anda mengerutkan kening.

Editor: Noverius Laoli

Terbaru