Kawasan wisata Danau Toba akan jadi pilot project nomandic tourism

Jumat, 16 Maret 2018 | 13:23 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Kawasan wisata Danau Toba akan jadi pilot project nomandic tourism

ILUSTRASI. Danau Toba


INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Kawasan wisata Danau Toba akan menjadi pilot project nomandic tourism Indonesia. Kementerian Pariwisata menargetkan ground breaking pilot project ini pada 2 April 2018 mendatang.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, nomandic accomodation ini akan menjadi solusi tercepat untuk membangun akomodasi yang bisa dipindah-pindah. "Bentuknya bermacam-macam. Akomodasi yang paling mobile adalah karavan, hotel di atas mobil, atau bisa kita sebut hotel mobil," ungkap Arief dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (16/3).

Arief menambahkan Indonesia perlu solusi cepat untuk mengejar ketertinggalan akomodasi atau amenitas wisata. Danau Toba merupakan salah satu destinasi wisata kelas dunia.

Pembangunan infrastruktur Bandara Silangit merupakan salah satu pendukung pariwisata Danau Toba. "Celakanya, setelah aksesibilitas seperti bandara dan jalan terbangun, kita masih butuh waktu 4-5 tahun untuk membangun hotel berbintang. Sementara target 20 juta wisman 2019 sudah di depan mata," kata Arief.

Nah, nomandic accomodation bisa menjadi solusi untuk mengejar target. Setelah Danau Toba, Kempar akan menerapkan strategi serupa di yakni Borobudur, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Raja Ampat.

Nomandic tourism akan menjadi satu dari dua tema pra rapat koordinasi nasional (pra rakornas) pariwisata. Pra rakornas ini akan digelar 22-23 Maret 2018 di Bali. 

Acara ini akan dihadiri para deputi Kempar, asisten deputi Kempar, Generasi Pesona Indonesia, kepala dinas pariwisata daerah dan stakeholder pariwisata Indonesia. Ini adalah salah satu upaya Kempar merealisasikan target 17 juta wisman tahun ini dan 20 juta wisman tahun depan.

Pra rakornas ini bertema Digital Destination and Nomandic Tourism. Arief menambahkan, digital destination perlu jadi perhatian. Kempar mencatat, 63% dari seluruh perjalanan dicari, dipesan, dibeli, dan dijual secara online. Sekitar 50% dari seluruh penjualan perjalanan secara online melibatkan lebih dari satu perangkat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru