Pameran 57x76, kolaborasi yang unik antara pelukis dan budayawan

Sabtu, 30 Juni 2018 | 14:54 WIB   Reporter: Sinar Putri S.Utami
Pameran 57x76, kolaborasi yang unik antara pelukis dan budayawan

ILUSTRASI. Pameran seni kolaborasi Hanafi dan Goenawan Mohamad bertajuk 57 x 76


PAMERAN SENI - JAKARTA. Bagi Anda pecinta seni lukis, jangan lewatkan pameran bertajuk 57x76. Pameran lukisan yang berlangsung di Galeri Nasional, Jakarta, hingga 2 Juli ini merupakan kolaborasi pelukis beraliran abstrak Hanafi Muhammad dan budayawan Goenawan Mohamad. di Galeri Nasional.

Judul pameran dicomot dari usia Hanafi yang saat ini 57 tahun dan Goenawan 76 tahun. 57x76 adalah kolaborasi pertama antar keduanya di bidang seni lukis. Meski populer sebagai budayawan, Goenawan yang juga pengelola Komunitas Salihara juga lihai dalam menggores kuas di atas kanvas. Sebab, ia hobi melukis.

Dan, kolaborasi mereka tidak hanya dengan menggelar pameran bersama. Seluruh lukisan yang ditampilkan dalam pameran itu merupakan hasil goresan tangan Hanafi dan Goenawan. Ya, mereka melukis di atas kanvas dan kertas yang sama.

Uniknya lagi, Hanafi dan Goenawan hanya bertemu satu-dua kali untuk melukis bersama di suatu tempat. Sebagian besar karya tersebut mereka selesaikan di studio masing-masing, Pak Hanafi di Depok dan Pak Goenawan di Galeri Salihara, Pasar Minggu, ungkap Sufi Wahyudianto, salah satu pemandu pameran tersebut kepada KONTAN, Kamis (28/7) lalu.

Jadi, boleh dibilang, mayoritas lukisan lahir tanpa tatap muka keduanya. Tak heran, baik Hanafi maupun Goenawan harus menerima kejutan-kejutan ketika gagasan dan bentuk yang mereka canangkan pada tahap awal harus mengalami pergeseran, perluasan, hingga perubahan.

Sensasi menikmati lukisan

Sufi menjelaskan, dalam pameran ini terdapat 133 lukisan dari total 200 lukisan yang Hanafi dan Goenawan buat dalam kurun waktu hampir satu tahun.

Nah, salah satu karya yang bisa Anda temui pertama kali saat berkunjung ke pameran itu adalah lukisan garis vertikal dan horizontal. Lukisan ini bisa diartikan suatu keseimbangan dalam Habluminallah (hubungan dengan Allah atau Sang Pencipta) dengan dan Habluminannas (hubungan dengan sesama manusia).

Kemudian, jika masuk lebih ke dalam, Anda akan melihat lukisan-lukisan yang dipasang di tempat yang melingkar seperti bak mandi. Sufi bilang, Hanafi dan Goenawan ingin pengunjung merasakan sensasi berbeda saat melihat lukisan.

Orang-orang biasanya akan adu punggung karena lukisan dipajang di dinding. Kali ini, karena tempat pajangnya berbentuk seperti bak mandi, orang-orang akan saling tatap muka, kata Sufi.

Selanjutnya, Anda juga akan melihat dua lukisan besar yang ditujukan untuk mengenang ilmuwan Stephen Hawking. Tak hanya itu, ada pula satu instalasi berupa barisan kursi roda untuk mendukung lukisan ini. Bukan tanpa alasan keduanya memilih sosok Stephen Hawking untuk menjadi objek lukisan mereka. Menurut Hanafi dan Goenawan, Stephen Hawking bisa menunjukkan meski kekurangan fisik tapi mampu memberikan sumbangsih pada dunia dan ilmu pengetahuan, jelas Sufi.

Penasaran? Yuk, datang ke Gedung A Galeri Nasional. Pameran lukisan ini terbuka gratis tanpa dikenakan biaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru