Pelemahan rupiah tak ganggu minat wisata religi dari warga Indonesia

Rabu, 12 September 2018 | 17:50 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Pelemahan rupiah tak ganggu minat wisata religi dari warga Indonesia

ILUSTRASI. Umrah Ramadan


WISATA - JAKARTA. Pelemahan rupiah tak menutup minat orang Indonesia yang mayoritas Muslim untuk melakukan wisata religi. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan 17% jamaah Indonesia yang melakukan perjalanan umroh.

Sebagai negara yang memiliki warga negara mayoritas Muslim tak heran kuota haji Indonesia merupakan yang terbesar dengan kuota 221.000 jamaah. Sejalan dengan hal tersebut, perjalanan umroh yang dilakukan warga Indonesia pada bulan Syawal terbilang cukup tinggi sebanyak 1.005.853 atau tumbuh sekitar 17% dibandingkan dengan jamaah umroh tahun lalu.

Joko Asmoro, CEO Alia Convex menyebutkan, jamaah di Indonesia senantiasa berkembang. "Tahun ini jamaah Indonesia tumbuh sekitar 17% dibandingkan tahun lalu sebanyak 876.000 menjadi 1.005.853 dan tumbuh 48% dibandingkan dua tahun sebelumnya," ujarnya di Jakarta, Rabu (12/9).

Melihat besarnya minat tersebut, Alia Convex dan BNI Syariah mengadakan BNI Syariah International Islamic Expo 2018 untuk memfasilitasi perjalanan umroh. Selain itu, Joko berharap dari acara ini dapat terbentuk kerjasama antar pengusaha Indonesia dengan pengusaha di Arab Saudi yang tercermin dari jumlah perusahaan yang terlibat dalam pameran tersebut.

Adapun 140 perusahaan yang terdiri dari 58 perusahaan B2B yang melakukan kerjasama dengan travel umroh di Indonesia. Selain itu, juga ada perusahaan Saudi Arabia yang berkaitan dengan kegiatan umroh dan haji yang terlibat. Selain itu, dihadiri 45 perusahaan kosmetik, makanan, dan fashion untuk menunjang pariwisata halal di Indonesia.

"Harapannya pameran ini dapat membantu pengusaha dalam negeri untuk menjalin kerjasama dengan pengusaha luar negeri," tuturnya. Lanjutnya, ia bilang dengan acara ini diharapkan ada pengusaha Indonesia yang melakukan investasi di sana seperti pengadaan hotel.

Menurutnya dengan begitu harga akan lebih murah. "Dengan begitu uang dari kita akan kembali ke kita, dan pastinya itu bisa meningkatkan devisa kita," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru