Seperti di Maldive, berwisata ke Pulau Bawah pakai Seaplane

Rabu, 31 Januari 2018 | 11:20 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Seperti di Maldive, berwisata ke Pulau Bawah pakai Seaplane

ILUSTRASI. Pariwisata Kepulauan Riau


INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Seaplane atau pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat di atas air dipastikan akan beroperasi dari Batam.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indroyono Soesilo mengatakan Seaplane Pesawat Amphibi jenis Viking Twin Otter-400 dengan kode pesawat DHC-400 nangkring dan akan segera membawa wisatawan ke Pulau Bawah Resort dari Bandara Hang Nadim, Batam. 

"Kami sangat bersyukur. Seaplane akhirnya beroperasi. Seaplane baru beroperasi bukan karena Pesawat tidak siap, bukan juga karena pilotnya tidak mampu, atau wismannya tidak ada. Namun karena masalah Perijinan. Dan akhirnya, Seaplane pertama kali untuk berwisata sudah lahir di awal Januari. Alhamdulillah,” kata Indroyono dalam keterangan yang diterima KONTAN, Rabu (31/1)

Menurutnya, karena ini pertama kali Seaplane untuk pariwisata di Indonesia maka penerbangan tersebut harus ada sertifikat pesawat khusus dan harus terregistrasi PK (Indonesia).

Tidak hanya itu, pesawat itu bisa terbang juga karena sang pilot harus memilki ijin khusus mendarat di darat dan di air. Lalu Bandara di air juga harus memenuhi persyaratan dan ijin pihak-pihak yang kompeten dan terkait.

Mulai terbangnya Seaplane ini juga merupakan bagian sejarah. Resort Pulau Bawah Kepulauan Riau kini sudah bisa didatangi wisatawan High-End tourists dari Eropa dan Rusia menuju Pulau Bawah Resort untuk 3 malam, termasuk penerbangan Singapura menuju Batam-Pulau Bawah pulang pergi.

Indroyono juga menyampaikan meminta dukungan untuk kelancaran Seaplane project berikutnya yang akan mensasar pembangunan resort di Pulau Widi, Maluku Utara. Semua perijinannya tinggal replikasi saja.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia perlu meniru Maldives dalam penggunaan Seaplanes. Dirut PT.Dirgantara Indonesia, Elfien Goentoro juga menyatakan modifikasi pesawat N-219 Nurtanio buatan PT.DI  menjadi Seaplanes akan dimulai tahun ini.

"Seaplanes juga bisa beroperasi untuk danau, seperti Danau Toba Sumatera Utara. Selama ini kendala kita salah satunya ada di akses. Dengan 17.000 lebih pulau yang ada di Indonesia, kita jadi membutuhkan banyak bandara," sebut Indroyono.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya langsung memberikan dua jempol atas lahirnya terobosan baru ini. Dia pun sangat yakin Indonesia bisa mengalahkan Maldives dalam waktu singkat.

"Dengan menggunakan Seaplane maka waktu yang ditempuh akan lebih cepat sehingga turis asing tak bosan menunggu terlalu lama untuk sampai di pulau yang diinginkan," ungkap Arief Yahya.

Anambas misalnya. Rute Batam ke Anambas yang biasa ditempuh lebih enam jam dengan kapal cepat, bisa dipangkas menjadi satu jam dengan seaplane. “Ini sangat mungkin bisa diterapkan di Kepulauan Seribu, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Danau Toba, Morotai , Labuan Bajo dan Mandalika yang sedang dipersiapkan menjadi 10 Bali Baru," tambah Arief Yahya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru