Yuk, Bantu Menekan Kelebihan Populasi Kucing

Jumat, 23 Oktober 2020 | 15:05 WIB   Reporter: Anastasia Lilin Y
Yuk, Bantu Menekan Kelebihan Populasi Kucing

ILUSTRASI. Kucing jalanan sedang diperiksa oleh dokter hewan di sebuah klinik di Jakarta. DOK. Instagram @curlycandle


KUCING - JAKARTA. Selain menjadi hewan peliharaan populer, kucing juga menjadi hewan yang paling banyak ditemui berkeliaran di sekitar lingkugan kita. Nasib kucing-kucing liar tersebut lebih banyak yang memprihatinkan.

Kucing memang memiliki durasi masa reproduksi yang cukup cepat. Kucing memasuki usia kawin sekitar 6 bulan setelah lahir. Siklus kawin mereka kemudian berulang dalam 5-7 minggu sekali.

Bahkan seorang dokter yang juga pemilik klinik hewan di daerah Kebayoran Lama, Jakarta mengatakan, kucing bisa kawin dalam kondisi sedang hamil. "Itu bedanya dengan anjing karena kalau anjing tidak bisa," kata dia.

Sementara dalam sekali periode kehamilan selama 2-2,5 bulan, rata-rata induk kucing melahirkan tiga anak. Tak heran jika jumlah kucing menjadi sangat banyak.

Membludaknya populasi kucing di Ibu Kota bahkan sampai ke telinga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta sempat melakukan razia anjing dan kucing liar. Tahun lalu, operasi itu dihentikan setelah diprotes pecinta hewan. Adapun populasi hewan berlebih tak hanya terjadi di Jakarta tapi kota-kota lain juga.

Kelebihan populasi hewan liar juga terjadi di negara adi daya Amerika Serikat (AS). Makanya organisasi pecinta hewan seperti The American Society for the Prevention of Cruelty to Animals (ASPCA) merekomendasikan sterilisasi hewan peliharaan untuk ikut membantu mengontrol krisis hewan liar tanpa pemilik. "Dalam setahun jutaan anjing dan kucing di AS dieutanasia karena tidak ada rumah yang cukup untuk menampung," dikutip dalam situs ASPCA, organisasi yang berkantor pusat di New York, AS.

Baca Juga: Puluhan mumi Mesir kuno ditemukan setelah lebih dari 2.500 tahun

Dengan cara mensterilisasi hewan peliharaan, kita menjadi memiliki perhatian lebih banyak kepada hewan lain yang kurang beruntung. Daripada kita ternak kucing di rumah sendiri misalnya, lebih baik sumber daya yang kita miliki dibagikan kepada hewan liar dan terlantar.

Anda bisa berbagi makanan secara rutin dengan hewan-hewan lain di jalanan atau berdonasi ke shelter hewan. Mengadopsi hewan liar juga menjadi pilihan yang sangat positif. Catatannya, mengadopsi dengan tulus ya, jangan membeda-bedakan ras atau wujud hewan.

Adapun memelihara hewan juga harus disertai dengan komitmen. Tidak cukup sekadar suka saja. Anda mesti memberikan perhatian, waktu, tenaga dan uang untuk merawat mereka. Hewan peliharaan Anda tetap membutuhkan interaksi. Bahkan untuk kucing sekalipun yang terkenal sebagai hewan yang mandiri dan soliter.

Adapun uang penting untuk mendukung kebutuhan makanan, kesehatan dan kesenangan hewan peliharaan. Kebutuhan kesehatan antara lain mencakup vaksin, steril, obat cacing, vitamin dan perawatan rutin di rumah.

Kalau kebutuhan kesenangan misalkan dalam bentuk fasilitas dan mainan yang mereka sukai. Meskipun, terkadang mainan sederhana dari gulungan kertas saja sudah bisa menarik perhatian si meong.

kucin

Selanjutnya: Ini film Paul Walker yang sayang untuk Anda lewatkan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

Terbaru