Anda penggila sepeda gunung atawa mountain bike? Rasanya belum lengkap kalau Anda belum menjajal trek yang satu ini. Lintasan sepanjang 11 kilometer (km) ini ada di daerah Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat.
Jalurnya membentang dari Desa Cikajang hingga Cigelong, membelah perkebunan kelapa sawit, karet, dan teh, hutan kecil, serta areal persawahan. Arus Liar Adventures – yang mengelola trek ini – baru memperkenalkan jalur tersebut pada pertengahan bulan lalu.
Titik start trek yang sangat menantang ini berawal di sebuah tempat di Cikajang yang oleh masyarakat sekitar disebut Warung Bensin. Lintasan ini terbagi dalam dua jalur: Cikajang–Bukit Balata dan Bukit Balata–Camping Ground.
Jalur pertama sejauh 6 km merupakan jalan tanah dan batu makadam alias batu lepas yang menyusuri perkebunan kelapa sawit. Jalurnya menurun. Jadi, Anda hanya sesekali mengayuh atau pedaling.
Cuma awas! Benturan batu dengan ban sepeda Anda bisa mengakibatkan ban bocor. Risiko jatuh karena menabrak batu lepas juga bisa saja terjadi. Makanya, Anda sangat disarankan membawa ban serep dan melengkapi diri dengan body protector, terutama pelindung sikut dan pelindung dengkul.
Meliuk-liuk di antara pohon sawit dengan jalur menurun merupakan tantangan tersendiri. Tapi, sayang kalau Anda langsung melahap trek sejauh 6 km ini tanpa sesekali istirahat. Sebab, pemandangan pegunungan di sekitarnya terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Di sisi utara ada Gunung Halimun dan sebelah utara Gunung Gede dan Pangrango.
Di akhir etape pertama, menjelang Bukit Balata, Anda bakal disuguhi tanjakan landai dengan panjang 500 meter. Sebelum melanjutkan jalur berikutnya, Anda bisa melepas lelah sejenak di Bukit Balata.
Aman buat pemula
Sejatinya, jalur Cikajang–Bukit Balata masih dalam tahap uji coba. Jadi, trek ini belum “dijual” kepada riders mountain bike. “Jalur ini khusus untuk yang sudah ahli,” kata Andi Widyatmoko, Marketing Manager Arus Liar.
Arus Liar baru membuka jalur Bukit Balata–Camping Ground pada awal Desember 2010 lalu. Mereka menyebutnya sebagai jalur Balata. Trek dengan lebar sekitar 1 meter ini aman bagi pengendara sepeda gunung sekalipun masih pemula. “Para riders akan didampingi pemandu,” ujar Andi.
Jalur itu berupa jalan tanah sepanjang 5 km dengan kemiringan sekitar 30 derajat. Memasuki trek ini, kemampuan teknik Anda dalam mengendarai sepeda akan diuji.
Para riders mountain bike biasa menyebut jalur semacam ini single track. Di beberapa bagian jalur tersebut, Anda bakal menemukan turunan berundak atau populer di kalangan rider dengan sebutan gap dan belokan tajam. Jadi, Anda kudu konsentrasi. Salah-salah lepas kontrol akan terjatuh.
Ya, jalur Bukit Balata–Camping Ground boleh dibilang surganya penggiat sepeda gunung. Sebab, jalurnya berupa tanah keras, berkelok-kelok, dan menurun. Tak banyak batu yang dapat menghalangi perputaran roda sepeda. Di beberapa titik dengan dinding bukit, kanan atau kiri jalan terdapat lembah yang cukup dalam sehingga harus ekstra hati-hati. Namun, di jalur ini Anda bisa mengoptimalkan genjotan lebih kencang sambil menguji kemampuan bersepeda. Trek ini melalui perkebunan sawit, hutan kecil, dan sawah.
Yang perlu Anda waspadai sewaktu melewati jalur tersebut adalah warga setempat yang sedang mencari kayu bakar. Salah-salah Anda bisa menabrak mereka. Maklum, mereka sehari-hari juga melalui jalan ini untuk mencari kayu bakar.
Nah, sedikit tip buat Anda, sambil menggoes sepeda, sesekali Anda berteriak sekaligus untuk meluapkan kegembiraan. Dengan begitu, warga setempat yang sedang mencari kayu bakar akan tahu Anda lagi melewati jalan itu.
Di jalur ini, pemandangan alamnya juga tak kalah memukau. Tentu saja, Anda tidak mau menyia-nyiakan keindahan alam terlewati begitu saja. Anda bisa berhenti sejenak di beberapa spot yang bagus untuk mengagumi “lukisan” Sang Kuasa sembari istirahat melepas lelah.
Menjelang etape kedua berakhir, Anda juga bisa beristirahat di sebuah gubuk penduduk sambil membuka perbekalan. Sebaiknya Anda membawa cokelat dan pisang lantaran kedua asupan ini cepat menggantikan energi yang terbuang saat melibas jalur tersebut.
Sesaat sebelum finis di Camping Ground Arus Liar, Anda bakal mendapat suguhan trek downhill, menurun tajam dengan kemiringan sekitar 70 derajat dan memiliki belokan tajam yang benar-benar memacu adrenalin. Di trek ini, Anda betul-betul diuji kemampuan mengendalikan sepeda. Beberapa tikungan dilengkapi dengan gundukan tanah miring atau berm agar riders enak bermanuver saat menikung.
Ada jalur famili
Apabila Anda baru sekali melewati trek downhill ini, ada baiknya melakukan rolling, menurun pelan sepanjang jalur sambil menghafal karakter jalan. Setelah cukup mengenal, Anda bisa mengulang turun di trek ini beberapa kali.
Bagi Anda yang suka bersepeda tapi takut menyusuri jalur Bukit Balata–Camping Ground, tak usah khawatir. Arus Liar menyediakan jalur Balata lain yang memang khusus untuk semua kalangan termasuk anak-anak dan orang tua.
Trek yang jaraknya di atas 4 km namun tidak sampai 5 km ini mengiris perkebunan sawit dan karet. “Tidak ekstrem, jalan biasa yang cukup lebar, lebih banyak datarnya, meskipun ada turunannya juga. Tetapi tidak tajam,” beber Andi.
Biayanya tidak mahal-mahal amat, kok, hanya Rp 250.000 per orang. Itu sudah termasuk sepeda, perlengkapan keamanan standar seperti helm serta pelindung sikut dan dengkul, air mineral, makan siang, asuransi, dan pendamping. “Kalau bawa sepeda sendiri biayanya Rp 150.000 per orang,” ungkap Andi. Tarif yang sama berlaku juga untuk rute khusus bagi penggila sepeda gunung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News