PARENTING - Setiap orangtua tentu memiliki cara mendidik anak atau parenting style yang berbeda. Menerapkan tipe parenting yang benar akan membawa dampak baik pada anak saat mereka dewasa.
Sebagai orangtua baru, mungkin Anda masih mencari-cari parenting style yang mana yang paling baik. Ada empat gaya pengasuhan yang banyak diterapkan oleh orangtua.
Bersumber dari Good Housekeeping, ragam jenis cara mendidik ini pertama kali diperkenalkan oleh Diana Baumrind, seorang psikolog yang melakukan observasi pada anak-anak TK.
Baumrind menemukan tiga jenis parenting yaitu authoritative, authoritarian, dan permissive. Kemudian, ada tambahan lagi yakni parenting style neglectful.
Berikut empat macam parenting style yang perlu Anda ketahui beserta dampaknya, dihimpun dari Very Well Family:
Baca Juga: Inilah cara agar bayi memiliki kecerdasan sejak lahir
-
Authoritarian parenting
Authoritarian parenting atau mengasuh dengan otoriter banyak diterapkan oleh orangtua. Parenting style ini lebih fokus pada istilah "orang tua selalu benar".
Orangtua menganggap anak harus menuruti aturan orang tua tanpa membantah. Tidak jarang orangtua tipe ini tidak mau mendengar pendapat anaknya.
Hukuman biasa diterapkan dalam pola asuh otoriter. Orangtua menganggap membuat anak merasa bersalah lebih efektif dalam mendisiplinkan anak.
Anak yang tumbuh dengan cara ini berisiko mengalami permasalahan harga diri. Mereka merasa tidak dihargai karena orangtua tidak mau mendengar pendapat mereka.
Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang agresif dan gemar berbohong. Pada awalnya mungkin anak akan patuh, namun seiring berjalannya waktu, ia akan memberontak.
Hal ini merupakan imbas orangtua yang terlalu keras sehingga anak belajar berbohong agar terhindar dari hukuman.
Baca Juga: Waspada stunting pada anak, ini tips pencegahannya sejak dini
-
Authoritative parenting
Pola asuh yang berwibawa atau authoritative parenting fokus membangun lingkungan yang positif untuk anak. Orangtua tetap memberi aturan sesuai dengan gaya mereka, namun tetap mendengarkan pendapat anak.
Untuk mendisiplinkan buah hati, orangtua tipe ini lebih menekankan pada kebiasaan baik seperti memberikan hadiah dan pujian.
Melansir Very Well Family, anak yang tumbuh dengan parenting style ini lebih bertanggungjawab. Mereka juga pandai mengekspresikan pendapat mereka.
Anak juga lebih bahagia dan sukses jika sudah dewasa. Gaya mendidik ini bisa membangun kebiasaan baik anak seperti memutuskan sesuatu dengan benar.
Baca Juga: Sebelum memutuskan menikah, tanyakan dulu 7 pertanyaan ini pada pasangan
-
Permissive parenting
Ada beberapa orangtua yang seakan membiarkan anaknya melakukan apapun yang mereka mau. Jenis parenting ini biasa disebut dengan parenting style permissive.
Orangtua tipe ini menganggap anak akan selalu menjadi anak-anak, atau kita biasa mendengar "namanya juga anak-anak".
Mereka seakan membiarkan anak tanpa memberikan batasan. Jika terjadi hal yang serius, barulah orangtua mengambil tindakan.
Parenting style ini juga tidak menerapkan disiplin yang ketat. Orangtua berharap mereka bisa dekat dengan anak layaknya teman.
Tidak jarang orangtua seakan membiarkan anak memilih tanpa memberikan arahan yang baik. Jenis parenting ini memiliki dampak yang tidak baik untuk anak.
Anak cenderung memiliki nilai akademik yang tidak bagus. Sebab, orangtua tidak menerapkan aturan yang ketat sehingga anak bisa bebas melakukan apapun.
Karena tidak ada disiplin ketat, anak bisa mengalami gangguan kesehatan seperti obesitas. Orangtua menjadi kesulitan mengatur konsumsi makanan seperti junk food pada anak.
Baca Juga: Jangan sembarangan mengguncang bayi, ini dampak yang bisa terjadi
-
Neglectful parenting
Parenting style yang terakhir adalah neglectful parenting atau gaya pengasuhan yang acuh tak acuh.
Orangtua tipe ini tidak mau tahu dengan urusan anak-anaknya. Tidak jarang mereka tidak mengetahui perkembangan dan masalah yang dihadapi buah hati.
Anak dengan orang tua tipe ini sering tidak mendapatkan perhatian dan arahan dari orangtua.
Dampak dari tipe parenting ini bisa membuat buah hati tidak bahagia. Mereka juga mengalami kendala dalam akademik dan memiliki masalah perilaku.
Selanjutnya: Mengenal gangguan belajar disleksia pada anak, dari penyebab hingga ciri-cirinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News