JAKARTA. Demi menjaring wisatawan mancanegara Manteri Pariwisata Arief Yahya pun giat melobi banyak pihak semisal maskapai, pengelola bandara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR). Tujuan Arief terhadap sejumlah pihak yakni mewujudkan kemudahan akses industri pariwisata.
Arief meyakini, dengan kemudahan akses, jumlah wisatawan mancanegara melonjak 22,4%. "Tapi saya belum
bisa tidur. Kenaikan 22,4% itu masih di bawah proyeksi yang ditargetkan Presiden Jokowi 25%," ujar Arief Yahya dalam keterangan yang diterima KONTAN, Rabu (9/8).
Untuk mengejar target presiden, Arief bilang, deregulasi harus semakin mudah. Menurut Arief aturan yang banyak menjerat harus diperbaiki, agar lebih banyak wisman yang masuk.
Dia mencontohkan cruise, atau kapal pesiar yang masih belum optimal. Jika cruise bisa mendapat kemudahan, maka percepatan itu akan lebih terasa dampaknya.
"Kita punya potensi yang besar, di pariwisata, tapi performansinya masih belum optimal," sebut Arief Yahya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kunjungan wisman selama Juni 2017 mencapai 1,13 juta.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angka itu merupakan lompatan signifikan. Sebab, jumlah wisman selama Juni 2017 melonjak 31,61% dibanding Juni 2016 yang mencapai 857.000.
Akumulasi jumlah kunjungan wisman selama semester I 2017 (Januari-Juni) juga menunjukkan progres signifikan. Sepanjang semester I 2017, jumlah wisman mencapai 6,48 juta atau naik 22,42% dibanding periode yang sama pada 2016 yang mencapai angka 5,29%.
Lonjakan jumlah wisman juga berimbas ke Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang. TPK selama Juni 2017 mencapai rata-rata 51,02% atau naik 2,39% poin dibandingkan dengan TPK Juni 2016 yang tercatat sebesar 48,63%.
“Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang di Indonesia selama Juni 2017 tercatat sebesar 1,92 hari, terjadi kenaikan 0,08 poin jika dibandingkan keadaan Juni 2016,” ujar Kepala BPS Suhariyanto.
BPS juga mencatat kunjungan wisman reguler melalui 19 pintu utama pada Juni 2017 mengalami kenaikan 16,17%. dibandingkan Juni 2016. Lonjakan tertinggi terjadi di Bandara Sam Ratulangi Manado yang mencapai 261,24%.
Suharyanto lebih lanjut mengatakan, penerbangan langsung Manado-Tiongkok telah membuat lonjakan jumlah wisman melalui Bandara Sam Ratulangi. “Peningkatan wisman karena direct flight Manado-China, ada juga penerbangan charter meningkatkan pasar," tuturnya.
Bahkan wisman melalui Pos Lintas Batas (PLB) pun mengalami lonjakan luar biasa. Selama Juni 2017, ada 162.780 wisman crossborder yang masuk Indonesia atau meningkat 671,67% dibandingkan Jini 2016 yang hanya 21.090.
Wisman pelintas batas selama Juni 2017 juga meningkat dibanding Mei. Peningkatannya mencapai 10,81%.
Suharyanto juga memerinci, dari 1,13 juta wisman yang berkunjung ke Indonesia selama Juni 2017, turis asal Tiongkok memang masih dominan karena mencapai 14,19%. Selanjutnya adalah Singapura (11,66%), Australia (9,57%), Malaysia (8,13%) dan India (4,51%).
Dalam catatan BPS, jumlah kunjungan kenaikan wisman itu disebabkan adanya metode penghitungan menggunakan mobile positioning data (MPD). Metode itu memang belum diterapkan pada Juni 2016.
“Tujuan penggunaan MPD adalah untuk meningkatkan cakupan data wisman yang berada di wilayah perbatasan Indonesia dan belum tercatat di TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi,red),” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News