APPNINDO Tegaskan Vape Aman Dikonsumsi

Selasa, 26 September 2023 | 13:52 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
 APPNINDO Tegaskan Vape Aman Dikonsumsi

ILUSTRASI. Suasana gerai penjualan rokok elektrik di Depok, Jawa Barat, Senin (16/1/2023).(KONTAN/Baihaki)


ROKOK ELEKTRIK - JAKARTA. Aliansi Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik Indonesia (APPNINDO) membantah tudingan yang menyebut rokok elektrik sangat berbahaya bagi kesehatan. Asosiasi ini menyebut bahwa risiko kesehatan rokok elektrik lebih rendah dari rokok konvensional karena  hal itu sudah dibuktikan lewat penelitian. 

Ketua APPNINDO Teguh B. Ariwibowo mengatakan, rokok elektrik sepenuhnya aman dikonsumsi. Selain sudah didukung dengan hasil penelitian, jaminan itu juga diperkuat dengan adanya legalitas dari pemerintah berupa aturan dalam bentuk Omnibus Law Kesehatan yang turut mengakomodasi rokok elektrik atau vape. "Kami tegaskan vape sepenuhnya aman dikonsumsi. Ada banyak penelitian juga yang menyebutkan risiko kanker dari vape jauh lebih rendah," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (26/9).

Teguh menambahkan, pelaku usaha pun senantiasa menyematkan peringatan kesehatan pada kemasan produk rokok elektrik. Menurutnya, pemerintah sebaiknya segera membuat 
kajian ilmiah yang komprehensif dan menyeluruh sebagai dasar pembuatan kebijakan yang didasari oleh profile resiko sehingga kedepannya standard dan keamanan setiap produk tembakau dapat ditentukan berdasarkan karakteristik produknya masing masing.

Penelitian terhadap dampak vape sudah dilakukan oleh Dr Colin Mendelsohn, seorang praktisi yang fokus pada tobacco treatment di Sydney, Australia. Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa banyak studi mengkonfirmasi bahwa sebagian besar biomarker kanker yang terdapat pada perokok, tidak ditemukan pada orang yang menggunakan rokok elektrik.

Baca Juga: UU Kesehatan Beri Kepastian Hukum Bagi Industri Rokok Elektrik

Collin Mendelsohn menyebut, dampak negatif rokok lebih jauh lebih besar dari vape dilihat dari kandungan kimia yang terkandung di dalam. Ia mengatakan kandungan kimia yang saat sigaret dibakar mencapai lebih dari 7.000, sedangkan kandungan pada vape hanya sekitar 100 bahan kimia. 

"Tidak ada yang menyebut vape sehat. Tetapi jika dibandingkan kandungan negatifnya dengan sigaret, keduanya tidak pas untung dibandingkan. Rokok bisa membunuh karena proses pembakarannya, sedangkan konsumsi vape tidak lewat dibakar," jelas Collin dalam International Media Workshop yang diikuti KONTAN di Manila beberapa waktu lalu.

Tingkat perokok di Australia dan New Zealand, kata Collin, tercatat telah menurun drastis sejak aturan vape di negara tersebut diluncurkan pada tahun 2020. Dia bilang, berbagai studi menyebut bahwa vape sekitar 50%-100% lebih efektif untuk berhenti merokok dibandingkan dengan terapi nikotin replacement.

Collin telah melakukan penelitian yang membuktikan bahwa vape efektif membantu orang berhenti merokok yang dia tuangkan dalam buku berjudul "Stop Smoking Start Vape'. Dia mengklaim tak pernah menerima pendanaan dari perusahan vape atau tembakau dalam melakukan penelitian terkait vape. Ia fokus melakukan penelitian di bidang ini setelah orang-orang terdekatnya meninggal karena kanker yang diakibatkan kebiasaan merokok berat. 

"Ketika saya berusia 40 tahun, ayah saya meninggal karena kanker akibat rokok. Padahal sama seperti saya, dia dokter umum yang paham resiko rokok. Dia sudah perjalanan panjang masalah kesehatan akibat rokok tetapi dia tidak bisa berhenti dari rokok," tutur Collin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk
Terbaru