Bagi penggemar ayam goreng, jangan lewatkan tawaran kedai yang satu ini. Namanya: ayam Goreng/Bakar borobudur. Di kedai yang memang menjadikan olahan ayam sebagai andalan ini, Anda akan menemukan ayam goreng khas rumahan yang jarang dijumpai di tempat lain. Lokasinya di Jalan MT Haryono Nomor 19, Tangerang.
Gampang, kok, menemukan kedai yang berdiri tahun 1992 ini. Jika Anda datang dari Pasar Lama Tangerang, arahkan kendaraan Anda ke Jalan A. Damyati via Jalan Kalipasir. Setelah ketemu pertigaan MT Haryono, terus saja sampai persimpangan pertama.
Nah, posisi kedainya ada di sebelah kanan jalan, tak jauh dari perempatan tersebut. ayam Goreng/Bakar borobudur punya banyak pelanggan setia sejak masih berupa kedai sangat sederhana. Meski di sekitarnya bermunculan banyak tempat makan, racikan ayam goreng Aliong, sang pemilik kedai, tetap dicari para penggemarnya.
Menurut pria asli Tangerang ini, kebanyakan pelanggan kedainya turun-temurun. Jika orangtuanya sering makan di ayam Goreng/Bakar borobudur, anak-anak mereka pun masih menyambangi kedai tersebut walaupun orangtuanya sudah meninggal dunia.
Bukan cuma perorangan dan keluarga, banyak instansi pemerintah hingga perusahaan swasta seperti Lippo Group kerap memesan makanan dalam jumlah banyak. "Biasanya pesan untuk acara-acara kantor," kata Aliong sambil menunjuk deretan kertas pesanan yang menempel di dinding.
Hesti, pelanggan ayam Goreng/Bakar borobudur, bolak-balik ke kedai ini gara-gara rasanya yang enak dan khas. Perempuan yang bekerja di sebuah lembaga pemasyarakatan di Tangerang itu menambahkan, kantornya juga kerap memesan makanan ke kedai ini untuk acara-acara khusus.
Meski lebih sering melayani pesanan untuk instansi pemerintah dan perusahaan swasta, suasana kedai ini cukup nyaman, kok. Di dalam ruangan berkapasitas 50 pengunjung itu, terdapat dua pendingin udara (AC). Lampu besar digantung di atas langit-langit kedai yang cukup tinggi. Kondisi di dalam kedai yang buka jam tujuh pagi sampai sembilan malam tersebut terang dan selalu rapi karena pelayan membersihkan lantainya dua kali sehari.
Nah, jika sudah berhasil menemukan kedai ini, jangan ragu untuk memesan ayam goreng. Memang, kedai tersebut juga menawarkan masakan lain, seperti ayam bakar, udang goreng, dan sop buntut.
Tapi, rugi mencicipi makanan lain sebelum puas mengganyang ayam goreng buatan Aliong. Sebagai pelengkap, jangan lupa memesan sayur asem dan tahu goreng. Keduanya merupakan pelengkap sempurna ayam goreng yang selalu ditawarkan pada pengunjung baru.
Penampilan ayam goreng besutan Aliong cukup cantik. Warnanya kuning kecokelatan merata. Kudapan ini selalu disajikan dengan sambal ulek berkelir merah menyala yang ditaruh pada piring kecil. Remah-remah kremes berwarna kuning mendampingi ayam goreng yang terhidang di atas piring. Tanpa ragu lagi, sepotong ayam goreng yang terlihat menggiurkan ini kita sobek.
Karena baru digoreng saat dipesan, daging ayam masih terasa panas. Uap panas beraroma wangi pun langsung keluar dari serat daging yang matang. Begitu disantap, daging ayamnya terasa empuk. Mudah dikunyah dan ditelan. Rasa gurih pun keluar dari sela daging dan kulit yang garing. Rasa asin pada ayam juga tidak terlalu berlebihan.
Tambah nikmat lantaran bumbu ayam masih terasa hingga ke tulang. Rugi jika Anda tidak menyesap dan memburu rasa gurihnya hingga ke dalam sumsum tulang. Lidah yang keenakan terkena gurihnya ayam goreng bakal semakin gembira setelah dihajar sambal ulek pedas bikinan Aliong.
Cocol sambal yang terasa manis sekaligus pedas di lidah ini. Sensasi rasanya mirip seperti sambal yang disajikan di rumahmakan khas Sunda.
Bila mata sudah mengerjap karena kepedasan, barulah santap sayur asem hangat yang tersedia di meja. Rasa sayur asem berwarna keruh ini sangat jempolan. Segar sekaligus menawarkan sensasi rempah-rempah. Niscaya, pedas yang terasa menyengat langsung mereda begitu menyesap kuahnya.
Tapi, petualangan makan Anda belum selesai, lo. Masih ada tahu goreng yang disajikan dengan potongan kecil namun rasanya berkelas. Tekstur pada kulitnya kering sekaligus renyah tapi dagingnya terasa lembut, mirip tahu sumedang.
Bahkan, mengudap tahu goreng bersama sambal dan sepiring nasi putih saja sudah enak. Walau bukan lahir dari keluarga tukang masak, Aliong tidak kesulitan merintis usaha kedai ayam gorengnya. Lelaki 71 tahun yang pernah menjadi pengusaha pabrik es ini kebetulan punya hobi kuliner.
Dulu, Aliong sering berwisata kuliner di daerah Jakarta seperti Glodok. Tapi, ada satu kedai yang membuatnya terkesan. Lokasinya ada di kawasan Pancoran, Jakarta Kota.
Meski sekarang rumahmakan itu sudah tutup, ia sangat terinspirasi oleh ayam goreng yang disajikan kedai tersebut. Setelah banting setir jadi penjual ayam goreng, dia pun berusaha sebisa mungkin agar rasa ayam goreng racikannya mirip buatan kedai favoritnya itu.
Sayang, Aliong sangat rapat menjaga resep temuannya tersebut. Cuma, menurutnya, ayam goreng yang enak bisa dihasilkan kalau bahan-bahannya segar seperti ayam kampung muda dan diungkep dengan cukup lama. Sampai sekarang saya masih selalu kontrol api untuk goreng dan ungkep. "Itu tidak mudah", ujarnya.
Lalu, agar sayur asem buatan Aliong segar dan bikin nagih, rupanya dia membubuhkan asem jawa yang diolahnya sendiri. Begitu juga dengan tahu, ia punya pemasok tahu khusus yang sudah 20 tahun lebih menyediakan tahu untuknya.
Nah, untuk mencicipi nikmatnya masakan Aliong, harga yang ditawarkan masih terjangkau, kok. Sepotong dada dan paha ayam goreng plus sambal cukup Anda tebus dengan duit Rp 29.000. Untuk sepiring nasi putih Rp 5.000.
Semangkuk sayur asem dibanderol dengan harga Rp 7.000, sedang seporsi tahu goreng Rp 6.000. Sebagai pelepas dahaga, Anda bisa memesan segelas jus stroberi segar Rp 12.000.
Penasaran sama rasanya? Yuk, ke ayam Goreng/Bakar borobudur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News