Beramai-ramai Menantang Ipod

Minggu, 30 Agustus 2009 | 00:01 WIB
Beramai-ramai Menantang Ipod
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan pergerakan saham emiten jelang penutupan di Bursa Efek Indonesia, Selasa (3/112). Moody's Investor Service memberikan outlook negatif untuk industri perbankan di wilayah Asia Pasifik selama 12 bulan ke depan. KONTAN/Carolu

Reporter: Aprillia Ika | Editor: Test Test

philips_aria_magesphilipscom-edit1JUMLAH penduduk Indonesia yang teramat besar, yakni sekitar 230 juta jiwa, jelas merupakan pasar yang menggiurkan bagi para produsen gadget. Apalagi, tren menggunakan gadget di masyarakat terus meningkat. Salah satu jenis gadged yang digemari banyak orang adalah pemutar musik dan video portabel (MP3 video player). Tahun lalu, penjualan alat pemutar mp3 di Indonesia diperkirakan mencapai 400.000 unit. Dari jumlah ini, iPod dari Apple diperkirakan bertengger di posisi teratas penjual pemutar mp3 terbanyak dengan pangsa pasar 40%. Keberhasilan iPod menguasai pasar pemutar musik premium memang fenomenal. Walau harganya mahal, tetap saja banyak yang meminati. Melihat cerahnya prospek di bisnis ini, belakangan, banyak pabrikan gadget yang tertarik mencicipi gurihnya pasar mp3 video player ini. Salah satunya Philips. Pabrikan elektronik asal Belanda ini memulai debut baru di pasar pemutar musik digital dengan mengeluarkan empat varian baru seri GoGear. Yaitu Mix, ViBE, Aria, dan Opus. "Sebelumnya, kami hanya mengeluarkan mp3 dengan merek Philips saja, tanpa nama variannya," ujar Timotius Rustandi, Business Development Manager produk mp3 PT Philips Indonesia. Dari keempat pemutar mp3 baru tersebut, seri Opus dan Aria digadang menjadi pesaing berat iPod Touch. Lantaran kedua seri ini menggunakan teknologi FullSound. Philips juga mengklaim, Opus dan Aria bisa dengan mudah memutar audio dan video digital dalam layar berukuran 1,5 inchi. Teknologi FullSound yang menjadi andalan Philips merupakan teknologi yang mampu menyimpan suara secara detail untuk kemudian ditampilkan dalam format mp3 tanpa distorsi sehingga suara yang dihasilkan lebih kaya. Dengan mengusung teknologi ini, Philips menjual Opus dengan harga Rp 1,549 juta sampai Rp 1,799 juta per unit. Sementara harga Aria mulai Rp 1,049 juta hingga Rp 1,289 juta per unitnya. "Dengan Opus dan Aria, kami berharap penjualan mp3 kami naik 30% dari tahun lalu," ujar Timotius. Namun ia enggan membeberkan hasil penjualan produk mp3 Philips tahun lalu. Untuk merebut pasar iPod, Philips bakal menggelar roadshow di empat kota secara serentak selepas Lebaran. Antara lain di Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Bali. "Kami tempatkan satu tim khusus tiap akhir pekan di mal-mal di kota itu," ujar Timotius. Zune HD siap-siap Tak hanya Philips yang bersiap mencaplok pasar iPod. Microsoft Indonesia juga tengah mempersiapkan infrastruktur pendukung masuknya Microsoft Zune HD. Di Amerika, Microsoft Zune HD digembar-gemborkan sebagai pesaing utama iPod. Apalagi dari segi harga, Zune HD lebih murah 25% dibandingkan harga iPod Touch. "Zune HD yang akan masuk ke Indonesia nantinya punya fitur yang tidak dimiliki kompetitor," kata Lukman Susetio, Windows Client Product Manager Business Marketing Organizations PT Microsoft Indonesia. Misalnya kemampuan wireless browsing, streaming TV dan radio. "Zune HD juga punya tampilan yang revolusioner diantara pemutar mp3 lainnya," imbuhnya. Walaupun diserang banyak pihak, iPod tetap adem ayem. "Yang membuat iPod Touch disukai adalah karena kontennya yang disediakan oleh AppStore. Software-software itu yang bahkan Microsoft sekalipun belum punya," tukas Ari Budiharto Soetjitro, Official Trainer Apple Indonesia. Ari bahkan mengatakan, jika memang kini minat orang akan Zune tinggi, sebaiknya Microsoft segera memenuhi tenggat permintaan daripada menuai caci maki. "Saat ini di Indonesia sudah ada yang pegang Zune belum, sih? Produknya saja baru sampai Singapura dan Korea," ujar Ari enteng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]