DERAI tawa beberapa ibu muda yang sedang bercengkrama riuh terdengar di ruang depan yang menjadi tempat nongkrong. Di sudut lain, sekumpulan pria muda tampak asyik mengobrol, sambil sesekali melongok laptop yang mereka bawa.
Di ruangan lain yang beralaskan rumput, sebuah keluarga duduk mengelilingi sebuah meja panjang sambil menunggu santapan dihidangkan. Seorang anak kecil dari keluarga itu sesekali menatap ke atas, memandangi keindahan langit sore ibukota.
Aktivitas dari ketiga kelompok manusia tadi bisa Anda lihat secara serempak di Portico Terrace Bistro. Sesuai namanya, Portico memang berbentuk sebuah teras, tetapi memiliki gaya futuristik.
Astrid Natasastra, Marketing Manager Portico, menuturkan, tempat nongkrong ini dibangun dengan konsep Japannese Glass. Tak heran, baik dinding, atap maupun kolom Portico terbuat dari kaca.
Anda pun bisa mencuri pandang ke pengunjung lain yang duduk di area berbeda.Permainan cahaya dalam ruangan semakin mempercantik interior.
Tempat hangout yang terletak di Panin Tower, Ground Floor, Senayan City ini, terbagi menjadi tiga ruangan, yakni main dinning, glass terrace, dan green area.
Begitu memasuki Portico, Anda langsung berada di main dinning. Semua dindingnya terbuat dari kaca transparan. Dari sini, Anda bisa melihat aktivitas pengunjung di ruang lainnya.
Di main dinning inilah ketiga ibu muda tadi asyik mengobrol. Tapi, pengunjung tak boleh menyalakan sebatang rokok pun di sini.
Glass terrace tersedia bagi Anda yang ingin kongko sembari menghisap rokok. Ruangan ini berada tepat di sebelah main dinning. "Di sini konsepnya lebih santai," ujar Astrid.
Lilin di malam hari
Di glass terrace ini pula, Anda bisa menikmati malam dengan lebih intim. Sebab, pengelola juga menyediakan ruang privat di pojok glass terrace. Sayang, ruang privat di balik mini bar ini hanya bisa menampung 10 orang.
Untuk pengunjung yang datang beramai-ramai bersama keluarga atau sahabat, tentu akan lebih asyik jika duduk di green area. "Nama ini diberikan karena ruangan ini beralaskan rumput sintesis," kata Mia Andhini, Marketing and Promotion Portico.
Jangan khawatir, meski di area terbuka, Anda tetap bisa duduk di sofa empuk atau kursi santai. Anda pun akan betah berlama-lama di sini sembari melepas kepenatan usai bekerja.
Apalagi bila pemandangan langit ibukota serta angin malam yang menerpa wajah berhasil memikat tubuh untuk bersantai. "Seluruh area Portico memang didisain membuat pengunjung merasa nyaman. Mereka bisa merasa seperti di teras rumah sendiri," tutur Astrid.
Bila malam menjelang, pencahayaan di Portico hanya mengandalkan lilin yang ada di setiap meja. Pemandangan menarik pun terlihat di green area.Ada panduan efek warna seperti champagne yang berasal dari lampu rak displai miniuman di dekat pintu masuk.
Mengusung konsep bisro, Portico menyajikan pilihan menu beragam. Mulai dari makanan bercitarasa Asia, Barat, Italia, dan Spayol.
Coba saja cicipi pasta Angel Hair with Tiger Prawn. Tersaji dalam piring buat putih, pasta yang memiliki rasa pedas manis ini akan menggugah selera. Setelah itu, nikmati kesegaran moctail Virgin Apple Mojito. Sensasi segar bakal memenuhi mulut Anda.
Banderol makanan di Portico berkisar Rp 30.000-Rp 125.000 per porsi. Sedangkan untuk minuman sejenis mocktail, Anda cukup merogoh Rp 40.000.
Seperti Nongkrong di Teras Sendiri Dalam bahasa Italia, Portico berarti teras. Makanya, di Portico Anda akan dibuat senyaman mungkin seperti nongkrong di teras rumah sendiri. Uniknya, tempat hanghout yang dibangun pada Mei 2009 lalu ini sama sekali tidak memakai dinding masif sebagai penyekat ruangannya. Semuanya terbuat dari kaca. Karena dinding terbuat dari kaca, maka alat pengeras suara atau pendingin ruangan tidak ditempatkan di dinding, melainkan di bawah kaki Anda. Tepat di bawah lantai, pemilik sengaja meletakkan instalasi pendingin untuk ruang-ruang di Portico. Sedangkan, letak pengeras suara belum diketahui dengan pasti. "Letak pengeras suara sengaja dirahasiakan oleh pemiliknya," ujar Astrid Natasastra, Marketing Manager Portico. Meski begitu, alunan musik tetap terdengar di seluruh ruangan yang ada di Portico. Selain keunikan-keunikan itu, konsep Japanesse Glass ternyata juga terkadang membuat pengunjung kurang nyaman. Astrid bilang, beberapa pengunjung yang datang sering terbentur dinding kaca Portico. "Seringkali mereka tak mengira atau tak melihat ada dinding pembatas yang berupa kaca transparan," ujar Astrid. Tentunya, itu bukanlah pemandangan menarik di Portico. Untuk mencegah ketidaknyamanan pengunjung itu terulang lagi, Portico sengaja menghiasi dinding kaca dengan grafir. Kini, bentuk-bentuk unik seperti pohon dan binatang menghiasi dinding-dinding kaca di teras modern ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News