Berwisata dan berjalan-jalan menyusuri kebun teh itu sudah biasa. Saat ingin sedikit berolahraga, sembari menghirup udara segar, warga Jabodetabek bisa tea walk di kebun teh seperti Gunung Mas di Puncak.
Nah, bagaimana kalau liburan akhir pekan ini, kita ganti menyusuri kebun teh di salah satu lereng Gunung Papandayan. Tapi bukannya jalan kaki, kita akan bermobil. Jalur kebun teh sepanjang sekitar 48 kilometer ini bisa Anda jumpai setelah Situ Cisanti atau yang terkenal sebagai Citarum 0 kilometer dan berakhir di Jalan Curug Orok, Garut.
Pemandangan sepanjang jalan dijamin menyegarkan mata, dengan udara yang sejuk karena ketinggian jalur ini. Selain kebun teh yang menghijau, Anda juga bakal melewati beberapa ruas sesemakan tropis dengan pakis panjang-panjang menjuntai, pepohonan lebat, serta suara air terjun yang begitu dekat di telinga. Tentu saja, dalam perjalanan ini, kondisi jalannya naik turun, bahkan juga melintasi perbukitan.
Satu hal yang jarang Anda temui adalah teman seperjalanan alias mobil yang lain. Beberapa kendaraan yang melintas adalah truk pengangkut daun teh, bus angkutan, serta satu dua mobil pribadi milik penduduk setempat.
Ban dengan rantai
Saat awal-awal perjalanan selewat Situ Cisanti, jangan keburu jeri jika melihat satu dua motor trail melintas dengan rantai membelit ban mereka. Menuju kebun atau kawasan lain, memang membutuhkan ban untuk offroad atau bahkan rantai agar tidak terpeleset, tapi kalau Anda tetap bertahan pada jalur jalan utama, niscaya jalanan itu bisa dilalui tanpa perlu perlengkapan seperti itu.
Selewat Situ Cisanti, kita segera menjumpai petak kebun teh yang pertama, milik PT London Sumatera. Jalanan di sini sangat mulus. Anda bisa terus berkendara, melewati Pabrik Kertasari milik perusahaan tersebut. Dalam jalur ini, selain melewati perkebunan teh, kita juga akan menemui beberapa pabrik teh jaman doeloe yang masih beroperasi. Tentu saja, ada pabrik Kertasarie, lantas Sedep Tea Factory, nantinya di ujung Anda melewati perkebunan dan pabrik milik PTPN VIII di Garut.
Jalanan mulai rusak setelah Anda melewati Sedep Tea Factory di Santosa, menuju Desa Cibutarua. Desa ini merupakan salah satu awal pendakian Gunung Papandayan. Dari desa ini pula, sebaiknya Anda berhati-hati karena jalanan berbatu, acapkali berlumpur dan licin setelah hujan.
Dalam penampakan di peta, jalur kebun teh ini memang relatif pendek, namun untuk merampungkannya Anda harus ekstra hati-hati saat berkendara karena kondisi jalanan yang rusak dan berbatu. Jadi, seandainya perjalanan berlangsung lancar, dengan beberapa perhentian sebentar untuk foto, setidaknya dalam waktu empat sampai lima jam, Anda bakal mencapai jalanan beraspal mulus Cikajang, Garut. Tak sampai lima menit dari situ, Anda bisa beristirahat dan wisata di Curug Orok.
Selamat berkendara!
Berikut beberapa saran sebelum menyusuri jalur kebun teh tersebut :
1. Dari kawasan Jabodetabek, sebaiknya Anda berangkat sebelum subuh untuk menghindari kemacetan di kawasan Bandung Selatan.
2. Tidak disarankan menggunakan city car, sedan, atau mobil dengan ground clearance rendah karena kondisi jalanan rusak dan berbatu.
3. Sebaiknya berkendara dari pagi sampai siang hari menyusuri jalur ini, karena tidak ada penerangan jalan samasekali.
4. Jangan lupa bawa bekal secukupnya, karena jarang sekali ada warung di jalur Anda.
5. Bisa jadi Anda menemui satu ruas jalan yang sedang diperbaiki atau diperkeras dengan batu, bersabarlah untuk menunggu karena jalur sempit dan agak sulit dilalui kendaraan yang berpapasan, terutama dengan truk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News