Bosan ngopi, ganti nyoklat

Rabu, 22 September 2010 | 10:53 WIB
Bosan ngopi, ganti nyoklat
ILUSTRASI. Serangan jantung merupakan penyakit mendadak yang memang tidak diawali dengan gejala apapun. Selain keturunan sakit jantung juga bisa disebabkan oleh gaya hidup. (Tribun Jateng/ Hermawan Handaka)

Reporter: Markus Sumartomdjon, Gentur Putro Jati | Editor: Test Test

Selain La Piazza, rada susah menyebut kafe di luar arena hangout di bilangan Kelapa Gading. Kalau pun ada, jumlahnya pasti bisa dihitung dengan jari.
Maklum, wilayah yang kerap disebut di Kepala Naga ini sudah ngetop sebagai tempat kuliner. Segala jenis makanan tumpah ruah tersaji di wilayah Jakarta Utara ini.

Makanya saat Café Du Chocolat tegak berdiri di sebuah ruko di seberang Mal Kepala Gading (MKG) dua tahun silam, kafe ini langsung mengundang perhatian orang yang lewat.

Dari namanya, orang pun sudah bisa menebak seperti apa isi kedai ini. Ya, Café Du Chocolat adalah kedai yang menyajikan beragam menu dengan bahan dasar cokelat pilihan yang berkualitas. Identitas kafe semakin dipertegas dengan interior kedai yang didominasi warna cokelat gelap.

Segmen pasar yang dibidik kedai ini terbilang beragam lantaran makanan dan minuman cokelat digemari banyak kalangan. “Tapi, sebagian besar yang datang, sekitar 65%, adalah para kawula muda,” kata Wira Dharma Kitti, pemilik kedai ini.

Rupanya, Wira sengaja menampung bubaran pengunjung mal. Jam operasi pusat belanja biasanya cuma sampai jam 10.00 malam. Nah, setelah mal tutup, sebagian dari para kawula muda ini lebih memilih masuk ke Du Chocolat lantaran letaknya di seberang MKG.

Menurut Wira, Du Chocolat sengaja tidak menyediakan fasilitas internet nirkabel (WiFi). Soalnya, ia ingin suasana santai dan bincang-bincang bisa pengunjung lakukan dengan maksimal. “Kalau akhir pekan, pengunjung bisa banyak,” kata Wira

Memang, menyeruput segelas minuman cokelat hangat atau dingin bisa menjadi teman setia berbincang-bincang di kedai coklat ini. Pengalaman ini dirasakan betul oleh seorang pengunjung bernama Vera. Di blognya ia berkisah, saat berkunjung bersama koleganya, ia seolah tersengat dengan aroma cokelat yang begitu menggoda. “Apalagi suasana kafe kala malam yang begitu temaram, semakin nyaman,” katanya.

Menurut Lina Handayani, staf Café Du Chocolat, meski jumlah pengunjung di malam hingga tengah malam lebih banyak, toh tak sedikit pula jumlah pengunjung yang menikmati cokelat di siang hari. “Biasanya, para pekerja kantor nyoklat (di siang hari),” katanya.

Tidak hanya berbincang dengan para kolega, orang kantoran juga kerap membawa bahan rapat di kedai ini. Terutama, di lantai atas yang suasananya lebih tenang kala siang.

Bisa jadi teman ngobrol

Salah satu minuman favorit para pekerja kantoran itu adalah very chocolate. Ini adalah minuman panas berbahan dasar cokelat murni. Rasa dark cokelatnya sangat kental. Minuman berbanderol Rp 45.000 per cangkir ini pas menjadi teman ngobrol bareng kolega atau teman bisnis.

Menu pilihan para kawula muda sedikit berbeda. Umumnya, mereka memesan hot plate ice cream atau brownies panas bertabur cokelat dan es krim.
Atau bisa juga minuman frappe extremely chocholate. Minuman berharga Rp 40.000 per cangkir ini bertaburkan butiran cokelat.

Dalam hitungan Lina, jika membeli segelas cokelat berikut camilan, Anda cuma perlu merogoh duit sebesar Rp 100.000 saja. Anda pun bisa berlama-lama di kedai ini. Soalnya, menyeruput minuman cokelat, apalagi yang hot tidak bisa cepat. Jadi, kalau bosan ngopi di kedai, nyoklat di kafe pun tak kalah asyik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]