GEF SGP Indonesia Beri Pendanaan untuk Program Keberlanjutan

Selasa, 25 Maret 2025 | 19:01 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
GEF SGP Indonesia Beri Pendanaan untuk Program Keberlanjutan

ILUSTRASI. Talkshow pentingnya menjaga kearifan lokal untuk pelestarian lingkungan


GREEN BUSINESS - Menjaga tradisi dan budaya rupanya bisa menjadi faktor untuk merawat pelestarian lingkungan. Hal ini diungkapkan Mahandis Yoanata Thamrin, Managing Editor, National Geographic Indonesia. Menurut Yoan, begitu panggilan akrabnya masyarakat adat pada dasarnya memiliki pemikiran lebih bijak terkait melestarikan alam ketimbang masyarakat di perkotaan.

Dia mengambil contoh tradisi Sasi d Maluku. Masyarakat itu menetapkan tradisi dimana ada hukum adat yang melarang pengambilan hasil sumber daya alam tertentu di wilayah adat, sebagai wujud pelestarian alam dan menjaga populasi.

Masyarakat di Sasi dilarang mengambil hasil laut yang ditentukan di suatu wilayah adat dalam jangka waktu tertentu hingga ritual pembukaan Sasi tiba. Hal ini bertujuan agar sumber daya laut yang dilindungi punya cukup waktu untuk berkembang biak dengan baik sehingga hasil panennya akan lebih banyak.

“Kita belajar dari masyarakat adat bahwa ada monitoring ke kawasan mereka,” ujar Yoanata di acara GEF SGP Indonesia x National Geographic Talkshow: "Melestarikan Lingkungan melalui Peran Kearifan Lokal” di Jakarta Selatan, Jumat (21/3) lalu.

Baca Juga: Modena dan Uniqlo Kolaborasi di Trash Fest 2025, Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan

Agar tradisi yang merupakan kearifan lokal ini tak punah, berbagai aksi yang mendukung keberlanjutan pun dilakukan. Termasuk Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia yang menyediakan pendanaan untuk aktivitas keberlanjutan. Koordinator Nasional GEF-SGP Indonesia, Sidi Rana Menggala, mengatakan sejak 1992, GES-SGP telah menyalurkan dana hingga Rp 263 miliar kepada komunitas yang ada di Indonesia.

Penyaluran dana tersebut diberikan sesuai dengan tema atau program yang terdapat dalam 10 poin sustainable development goals (SDGs). “Kalau landscape itu yang kita program penguatan dari sisi agro, yang seascape lebih kepada akuakultur dan yang di lautan,” sebut Sidi.

Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman hayati dan budaya tertinggi di dunia, memiliki kekayaan pengetahuan tradisional yang telah diwariskan turun-temurun. Sistem seperti subak di Bali, sasi di Maluku, dan hutan larangan di Kalimantan adalah contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat menjadi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan lingkungan modern, seperti deforestasi, polusi plastik, dan perubahan iklim.

“Kearifan lokal bukan hanya warisan budaya, tetapi juga solusi nyata untuk masalah lingkungan global. Kami ingin menunjukkan bahwa masa depan keberlanjutan bisa dimulai dari akar budaya kita sendiri,” ujar Sidi.

Baca Juga: Sebanyak 77,5% Masyarakat Sudah Terapkan ESG, Tapi Hanya 18% Yang Paham Konsepnya

 

Selanjutnya: Dulux Gelar Mudik Gratis, Apresiasi Ratusan Tenaga Pengecatan

Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani
Survei KG Media
Terbaru