Happy Salma mendekatkan diri ke pasar Asia

Rabu, 16 Maret 2016 | 19:28 WIB
Happy Salma mendekatkan diri ke pasar Asia

Reporter: Melati Amaya Dori | Editor: S.S. Kurniawan

Tidak semua pengusaha dalam negeri gelisah dan resah menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun ini. Sebagian malah menyambut dengan semangat berjalannya pakta perdagangan di kawasan Asia Tenggara ini.

Salah satunya adalah Happy Salma. Wanita yang pernah ngetop sebagai artis dan model ini menilai MEA justru membuka peluang baginya untuk mengembangkan bisnisnya.

Sekadar menyegarkan ingatan, Happy bersama seorang rekannya, Dewa Sri Luce Rusna, mendirikan bisnis produsen perhiasan, dengan mengusung merek Tulola Jewelry.

Menurut Happy, MEA justru membuka banyak kesempatan bagi bisnisnya untuk berkembang. Ia menyebut, mulai berlakunya MEA akan memberikan kemudahan untuk mengakses bahan baku perhiasan yang tidak ia temukan di dalam negeri.

Selain itu, MEA juga akan mendatangkan kompetisi yang bisa memacu pebisnis untuk lebih berkembang. "Kami anggap MEA membawa persaingan sehat, deh, karena bisa memacu kami untuk lebih bagus lagi," ujar wanita pemilik nama lengkap Jero Happy Salma Wanasari ini.

Berjalannya MEA juga mendukung rencana bisnis yang sudah disusun Happy. Asal tahu saja, bahkan sebelum MEA mulai berjalan, Happy sudah mempunyai rencana mengembangkan situs untuk memasarkan produk perhiasannya di Asia.

Menurut Happy, rencana membuat situs ini awalnya muncul karena terbatasnya akses konsumen di luar negeri terhadap produk-produk yang ia tawarkan. "Ternyata pas dengan mulainya MEA, jadi momentumnya pas juga bagi Tulola untuk mendekatkan diri ke pasar di Asia," ucap wanita bershio monyet ini.

Memang, sejak beberapa tahun belakangan, Tulola tengah rajin membuka pasar di kawasan Asia. Pada 2014 lalu, Happy sempat mendapat selot jam tayang di acara home shopping di Jepang.

Wanita seksi ini mendapat kesempatan untuk mempromosikan produk perhiasannya secara live selama sekitar satu jam. Bahkan, untuk pasar Jepang, Happy membuat varian produk dengan merek Salma & Luce.

Desain perhiasan yang dijual melalui acara home shopping ini juga berbeda dengan desain Tulola yang biasanya. Bila desain perhiasan Tulola cenderung eksklusif karena diproduksi terbatas, desain perhiasan dengan merek Salma & Luce dibuat lebih sederhana. "Desain merek ini basic dan harga lebih terjangkau, karena dibuat untuk mass market," ujar Happy saat itu. 

Siap Bersaing

Dengan mulainya MEA ini, Happy berniat semakin memantapkan bisnis e-commerce yang sudah dirintis sejak awal. "Kami sadar persaingan akan semakin ketat, maka tahun ini kami belum ada rencana membuka gerai offline, baik di dalam maupun di luar negeri," jelas istri Tjokorda Bagus Dwi Santana Max Kerthyasa ini.

Happy tidak takut bakal kalah bersaing dengan pengusaha perhiasan dari negara ASEAN lainnya. Pasalnya, Happy dan Luce sudah cukup ketat melakukan quality control terhadap produknya. Wanita kelahiran 8 Januari ini juga terus menjaga relasi dengan pelanggannya.

Tahun ini, Tulola mengusung tema besar tentang lingkungan dan pentingnya menjaga bumi dalam desain perhiasannya. "Jadi bisa menunjukkan bahwa Tulola dari Indonesia pun sadar akan hal-hal seperti ini," papar Happy.

Semoga makin sukses di era pasar terbuka, ya, Happy.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]