Happy Salma: Menumpahkan marah dengan menulis

Jumat, 22 Maret 2013 | 08:29 WIB
Happy Salma: Menumpahkan marah dengan menulis
ILUSTRASI. Contoh penggunaan wallpaper pada plafon rumah. Foto: Instagram @decolookbook

Reporter: Edy Can | Editor: Catur Ari

Di balik wajah cantik Happy Salma tersimpan kecewa, geram, dan amarah. Untungnya, perasaan itu cuma muncul saat membahas praktik pencurian ide kreatif oleh orang lain.

Artis kelahiran Sukabumi ini merasa prihatin melihat banyak desain asli karya Indonesia yang sudah dipatenkan oleh orang asing. Setidaknya, dia mencatat, sekitar 800 desain karya perajin tradisional Bali yang bernasib naas tersebut.  

Data itu diperoleh Happy dari penuturan I Nyoman Desak Suarti, perajin perak di Bali yang pernah melalang buana hingga New York, Amerika Serikat (AS). Sungguh mengenaskan, aksi pematenan ilegal itu justru membawa malapetaka bagi si perajin asli. Empat tahun lalu, seorang perajin perak asal Bali, Deny Aryasa, harus dibui karena dituduh menjiplak desain milik warga Amerika.  

Berangkat dari kegeraman itu, Happy menulis sebuah buku mengenai karya seni perajin Bali ini. “Untuk menunjukkan kekayaan bangsa ini,” kata perempuan berusia 33 tahun ini. Proses pembuatan buku ini dia awali tahun lalu. Happy mewawancarai dan melakukan riset sendiri, bahkan berniat menerbitkan sendiri buku itu.

Sayangnya, dia belum mau menceritakan detail isi bukunya. “Tunggu saja. Dua bulan lagi terbit,” tukas perempuan penyandang gelar bangsawan Bali, Jero Wanasari, ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]