Harga sepeda Cyclone, tiruan Brompton buatan Sidoarjo lebih murah, tapi harus pesan

Senin, 17 Agustus 2020 | 12:25 WIB Sumber: Kompas.com
Harga sepeda Cyclone, tiruan Brompton buatan Sidoarjo lebih murah, tapi harus pesan

ILUSTRASI. cyclone bike, sepeda ala Brompton dari Surabaya


SEPEDA - Jakarta. Tren olahraga sepeda memacu pengusaha kecil menekuni bisnis sepeda. Pengusaha kecil pun tak ketinggalan momentum demam sepeda Brompton dengan membuat produk yang mirip tapi harga lebih murah.

Sebelumnya, sudah ada sepeda Kreuz, tiruan Brompton yang dibuat di Bandung. Kini tiruan sepeda Brompton juga hadir di Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca juga: Lelang rumah murah di Kota Bekasi hanya Rp 180 juta, simak persyaratannya

Cyclone Bike, merek sepeda asal Sidoarjo Jawa Timur ini tengah menyelesaikan prototype seperti sepeda Brompton untuk kemudian diperkenalkan ke pasar, bulan ini. "Sekarang prototype-nya sedang dibuat. Semoga bulan ini selesai. Setelah selesai kami tunjukkan melalui video kalau ini sudah selesai, setelah itu open PO," ungkap Product Owner & Manager Cyclone Bike, Nurahman, Minggu (16/8/2020).

Rahman bercerita, dia memang berencana memproduksi sepeda sejak beberapa waktu lalu. Di saat yang sama, ia yang seorang fasilitator Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) mendapati banyak usaha kecil dan menengah (UKM ) tidak mendapatkan pesanan di masa pandemi corona.

Melihat animo tinggi masyarakat terhadap sepeda dalam beberapa waktu terakhir, Rahman pun memutuskan untuk serius merencanakan produksi sepeda ini. Dia lalu menggandeng tak kurang dari 20 UKM di Sidoarjo.

Ternyata, respons pasar terhadap desain sepeda Cyclone cukup baik. Hingga berita ini ditulis, akun Instagram @cyclone_bike sudah diikuti lebih dari 2.300 pengikut. Namun, Rahman juga membuat grup Telegram untuk masyarakat yang memang berminat untuk pre-order proyek pertamanya ini. "Grup di Telegram yang benar-benar minat mau beli, sekarang sudah 700-an lebih yang minat PO," ungkap dia.

Seperti diunggah di Instagram mereka, desain sepeda Cyclone mamang mirip dengan Brompton, namun mereka menyediakan sepeda tak hanya dengan roda 16 inci, tapi pun 20 inci. Beberapa warna yang diunggah antara lain merah, hijau tosca, putih, dan hijau muda.

Namun, menurut Rahman, itu masih rencana warna yang nantinya masih bisa diubah. Dia juga mengakui, proyek pertama Cyclone memang sepeda lipat dengan desain mirip sepeda Brompton.

Untuk sementara waktu, mereka juga hanya akan bermain di sepeda lipat. Alasannya, antusiasme pasar terhadap sepeda lipat mirip Brompton terlihat amat baik. "Ini untuk cek ombak di pasar gimana sih terkait produk lokal," kata dia.

"Kalau proyek pertama ini oke, rencananya akhir tahun saya keluarkan desain sendiri, tetap sepeda lipat. Tapi nanti kemungkinan akan masuk ke sepeda-sepeda lain," tutur dia.

Rahman tak menampik jika Cyclone pada awalnya meniru sepeda Brompton. Karena itu pula merek sepeda ini diberi nama Cyclone, diambil dari kata dalam Bahasa Inggris "Clone" yang berarti "menggandakan/meniru".

Baca juga: Lelang rumah murah di Jakarta Timur, luas 137 m2 hanya Rp 800-an juta

Namun, produk yang akan mereka buat tetap dimodifikasi kembali dengan spesifikasi yang berbeda. Mulai dari ukuran roda, gear, hingga rem. "Brompton kan cuma 16, kami ada 16 inch dan 20 inch, bisa external gear dan disc brake," ujar dia.

Cyclone memilih external gear karena spare part-nya cenderung lebih mudah ditemukan dan harganya lebih murah. "Jadi orang bisa cari part jauh lebih mudah. Kalau untuk rem, kami pakai disc brake jadi secara tampilan lebih bagus," kata Rahman.

Harga frameset Cyclone nantinya berkisar Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta. Menurut Rahman, harga ini juga menyesuaikan dengan merek lokal lain yang menjual sepeda lipat serupa demi menjaga pasar sesama UKM. "Kan sama-sama UKM. Kalau saya jual lebih murah dari itu pasar mereka bisa mati," ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cyclone Bike, Satu Lagi "Brompton Lokal", Kini dari Sidoarjo",

Penulis : Nabilla Tashandra
Editor : Glori K. Wadrianto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Adi Wikanto

Terbaru