Jelang closing ceremony, calo tiket kian gesit ambil peluang

Jumat, 31 Agustus 2018 | 14:32 WIB   Reporter: Elisabeth Adventa
Jelang closing ceremony, calo tiket kian gesit ambil peluang

ILUSTRASI. Penonton Asian Games 2018


ASIAN GAMES 2018 - Hanya dalam hitungan menit, tiket closing ceremony Asian Games 2018 ludes terjual pada Selasa (28/8) lalu. Penjualan tiket ini melalui daring, yakni lewat  tiga mitra resminya, Loket.com, Blibli.com dan Tiket.com.

"Tiket closing sudah habis dalam waktu tiga menit saja. Padahal kami menyiapkan sekitar 55.000 kursi untuk penonton. Sedangkan kapasitas stadion 75.000 kursi, sekitar 20.000 kursi khusus kami sediakan untuk sponsor, federasi, kontingen, media, broadcast dan sebagainya," jelas Danny Buldansyah, Direktur Media dan Hubungan Masyarakat INASGOC saat dikonfirmasi KONTAN, Kamis (30/8).

Meski tiket closing ceremony telah habis, berdasarkan pengamatan KONTAN, di sekitar kawasan Gelora Bung Karno, sejumlah calo masih gencar menawarkannya. Mereka berdiri berkelompok sambil melontarkan kode, "tiket closing, basket, voli."  

"Kalau closing ceremony udah tinggal yang VIP. Harganya sudah sekitar Rp 5 juta, nanti makin dekat hari-H harga bisa naik Rp 500.000, jadi Rp 5,5 juta," ujar Ilham, salah satu calo yang ditemui KONTAN saat menawarkan tiket ke pengunjung lain.

Ia mengatakan, tiket closing ceremony untuk kelas C seharga Rp 450.000 sudah habis terjual. Padahal ditangan para calo, tiket tersebut dibanderol Rp 800.000-Rp 900.000.

Ditanya soal keaslian tiket, Ilham menjamin bahwa tiket yang dijualnya pasti asli. Ia mengaku, mendapat tiket tersebut langsung dari jaringan 'orang dalam'. "Kalau aslinya sih pasti asli. Tiket yang kami jual ini ada yang dapat dari orang dalem. Ada juga dari tiket undangan yang nggak bisa datang, biasanya yang jual itu supir-supirnya, dijual ke kami gitu," tuturnya.

Para calo bekerja dalam jaringan, dari kenalan ke kenalan lain. Dan tak hanya event Asian Games 2018 saja, mereka sudah biasa berjualan di event-event lain. "Nggak cuma Asian Games aja, semua event, mau event dugem juga kita sudah ada kenalannya," ungkapnya.

Menanggapi ulah 'nakal' para calo, Danny mengatakan, pihak panitia maupun INASGOC tidak bisa menghindari adanya praktik tersebut. Menurutnya pada setiap event pasti ada celah untuk dimanfaatkan para calo, terutama soal tiket. "Itu hal yang tak bisa dihindari," kata Danny.

Yang jelas, Danny menjamin bahwa perhelatan closing ceremony akan lebih baik dibandingkan opening ceremony lalu. Terutama soal insiden nomor tempat duduk dengan kepemilikan ganda. Belajar dari pengalaman tersebut, pihak panitia berusaha agar lebih cermat dan teliti agar kejadian serupa tidak terulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.

Terbaru