PENGUNJUNG Loewy sangat beragam, mulai dari kalangan eksekutif, pebisnis, ataupun selebritis. Bistro seluas 400 m2 itu memang memiliki suasana yang asyik.
Atmosfer keakraban terasa di seluruh sudut Loewy. Jangan heran jika susah mencari kursi yang kosong di Loewy.
Meski santai, suasana terasa benar-benar hidup. Perbincangan seru plus derai tawa dari para tamu kerap terdengar. Sebagian tamu berdiriberkelompok bersama tamu lainnya.
Suasana akrab juga terlihat di meja bar. Bartender dengan pengunjung terlihat seperti teman sendiri. "Kami memang meminta mereka memperlakukan tamu seperti teman," kata Renita Pontoh, Marketing Manager Loewy.
Loewy mengikuti desain klasik ala bar di New York tahun 1930-an. "Kami ingin memberi penyegaran, di saat konsep modernitas sedang marak," ujar Renita.
Nama Bistro ini mencomot nama desainer terkenal di Amerika Serikat era 1930-an, Raymond Loewy. Desainer berdarah Prancis-Amerika ini adalah pencipta logo Lucky Strike.
Seluruh konsep tempat hangout ini juga mengikuti nuansa Prancis-Amerika. Jangan heran, Anda pun akan menemukan pernak-pernik bernuansa jadul, dari kap lampu hijau muda yang tergantung di plafon bar, hingga tabung pemadam api.
Sentuhan tempo dulu juga terlihat pada pajangan kaki meja mesin jahit. Mata Anda juga akan terantuk pada botol Coca-Cola jaman dulu yang dipakai sebagai vas bunga. Maklum, Loewy juga merupakan desainer botol Coca-Cola itu.
Reservasi dahulu
Ukuran bar di Loewy cukup besar, dengan 25 bangku tinggi mengelilinginya. Ratusan botol berwarna-warni berderet memenuhi etalase bar.
Di bar Loewy, Anda bisa minum sambil ngobrol sepuasnya. Minuman yang direkomendasi di sini misalnya CocktailTom Yum Chill Martini. Bila ingin minuman tanpa alkohol, Virgin Mojito bisa menjadi pilihan.
Jika ingin bersantap, sebaiknya Anda memilih meja, bukan bar. Mengingat arena meja selalu penuh, pengelola Loewy menyarankan tamu melakukan reservasi terlebih dahulu.
Selain tempat duduk di dalam ruangan, Loewy juga menyediakan meja dan kursi di bagian teras gedung. "Tempat duduk di teras disediakan untuk para tamu yang datang tanpa reservasi," kata Renita.
Melihat buku menunya, ada beragam menu santap malam di Loewy. Bila ingin menu Asia, nasi goreng udang dan cumi yang lezat bisa menjadi pilihan. Pilihan lain yang layak dicoba adalah steak, pasta, dan salad.
Namun, sesuai dengan kenikmatan yang diperoleh, Anda harus siap merogoh kocek yang lumayan dalam. Renita bilang, untuk bersantap malam pengunjung cukup menyediakan dana sekitar Rp 200.000.
Sedangkan untuk santap siang, pengunjung harus menyediakan dana Rp 150.000. "Minimal pembelian per orang sekitar Rp 110.000. Itu di luar pemesanan steak dan wine," ujar Renita.
Kembali Ramai Setelah Sepi Tiga Hari SUDAH setahun lebih, Loewy hadir menjadi tempat hangout yang populer di ibukota. Marketing Manager Loewy Renita Lontoh mengaku, jumlah pengunjung Loewy bisa mencapai 400 orang per hari. Sekitar 60% pengunjung Loewy merupakan kalangan ekspatriat. Maklumlah, Loewy berada di kawasan Mega Kuningan, yang tak jauh dari tempat tinggal favorit para bule. Malapetaka bom JW Marriot dan Ritz-Carlton juga berimbas pada Loewy. "Tiga hari setelah ada ledakan bom, Loewy benar-benar sepi. Jumlah pengunjung turun lebih dari 50%," ujar Renita. Tapi, penurunan pengunjung tak berlangsung lama. "Sejak Selasa minggu lalu, pengunjung kembali datang," kata Renita. Dan, di hari-hari setelah itu, keramaian di Loewy sudah normal kembali. Renita pun optimistis, keadaan akan kembali seperti semula. "Pelanggan kami selalu menyakinkan saya bahwa mereka akan kembali ke Loewy. Pengaruh bom hanya sesaat. Kami pun kembali memberitahu pelanggan tentang menu-menu istimewa yang kami tawarkan di Loewy," tutur Renita. Saat KONTAN menyambangi Loewy, arus kedatangan pengunjung seakan tak pernah berhenti. Benar, banyak di antara pengunjung merupakan kalangan ekspatriat. Tak nampak kecemasan sedikit pun pada wajah mereka. Para pengunjung tetap saja bercengkerama, bersenda gurau, sambil menikmati sajian makan malam di Loewy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News