Ketagihan iga sapi bali, ingin kembali mencicipi

Senin, 11 April 2011 | 10:42 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, 11 - 17 April 2011
Ketagihan iga sapi bali, ingin kembali mencicipi

ILUSTRASI. Kinerja BPJS Kesehatan: Suasana pelayanan di KAntor Cabang BPJS Kesehatan, Pasar Minggu, JAkarta Selatan, Jumat (19/6). BPJS Kesehatan mengklaim bisa melakukan efisiensi pembiayaan sampai Rp 10,5 triliun di tahun 2019. efisiensi biaya paling besar berasal


Di Jakarta, ada beragam kedai atau restoran yang menyajikan iga bakar. Mungkin, Anda telah memiliki kedai iga bakar langganan sendiri-sendiri. Tapi, tak ada salahnya Anda mencoba masakan iga bakar di kedai Sapi Bali Cibulan.

Sesuai dengan namanya, kedai ini terletak di Jalan Cibulan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Lokasi kedai ini memang sedikit susah dijangkau, karena tidak berada di pinggir jalan. Tapi, Anda tak perlu khawatir. Anda bisa menggunakan Pasar Santa sebagai patokan. Nah, lokasi kedai ini persis di tikungan Jalan Cibulan.

Penampilan kedai ini sederhana. Di luar, Anda akan menemukan tujuh meja panjang tertata rapi. Di setiap meja tersedia 10 tempat duduk. Di dalam kedai ada lima meja. Agar desain dalam ruang itu lebih menarik, si empunya kedai memajang aneka lukisan bali.

Jika Anda memilih bersantap di luar, Anda bakal terlena mencium sedapnya aroma iga sapi bakar. Asap bakaran ini benar-benar menjadi penggugah selera makan.

Sebenarnya, kedai ini tak hanya menyajikan iga bakar. Anda juga bisa menjajal lezatnya sop iga atau sate sapi. Kalau ingin yang lebih kontemporer, ada sosis bali, ayam betutu goreng dan bakar, ataupun ayam kecombrang.

Khusus iga bakar, sajian ini tersedia dengan tiga macam pilihan bumbu, yakni manis, manis-pedas, dan pedas. Apriyanto, pengelola kedai Sapi Bali Cibulan, menjelaskan, iga bakar bumbu pedas merupakan jenis masakan yang paling banyak dipesan.

Kalau memesan iga bakar ini, Anda tak perlu menunggu terlalu lama. Sebab, pesanan Anda bisa dimasak bersama dengan pesanan iga bakar pedas lainnya. Kurang dari 10 menit, si iga bakar pedas sudah terhidang di hadapan Anda.

Tampilan iga bakar pedas ini memang bikin air liur mengalir. Dua iga panjang berjajar berbalut daging nan tebal. Bau bumbu rempah begitu nikmat meresap di hidung. “Kami pakai 12 macam rempah. Ada jahe, lengkuas, serai, lada, bawang merah, dan bawang putih,” ujar Apriyanto.

Selanjutnya, potong daging yang masih menempel di tulang iga itu. Tak perlu banyak tenaga, pisau dengan mudah membelah daging. Kemudian, potong-potong daging sesuai selera, tusuk dengan garpu, masukkan ke mulut, dan rasakan empuknya daging iga berbumbu rempah nan lezat. Dikudap pakai nasi semakin sip, apalagi dibarengi dengan seruputan kaldu hangat berbumbu.

Apriyanto membuka rahasia di balik daging iga nan empuk itu. “Kami merebus iga berikut bumbu rempahnya selama empat jam, sehingga rasa bumbu bali meresap sampai ke dalam,” terang Apriyanto.

Kalau kita telisik lebih dalam, rasa pedas iga bakar itu bukan karena cabai. Apriyanto menjelaskan, juru masak kedainya memang hanya mengandalkan beragam jenis rempah untuk mendapatkan sensasi rasa pedas yang meledak di rongga mulut. “Rempah juga lebih sehat,” katanya.

Ayam kecombrang

Puas menyantap seporsi iga bakar seharga Rp 36.000, ada menu andalan lain yang tak kalah pedas, yakni ayam kecombrang. Masakan ini tersaji di piring ukuran kecil.

Ayam kecombrang merupakan suwiran daging ayam yang sudah digoreng dan dicampur dengan irisan bawang merah, cabai rawit merah, cabai ijo, air jeruk nipis, serta bunga kecombrang yang rasanya memang semriwing di lidah. Untuk mendapatkan sensasi pedas ayam kecombrang ini, Anda cukup merogoh kocek Rp 8.000 saja.

Aroma jeruk nipis yang berbaur dengan suwiran ayam dan kesegaran bunga kecombrang menjanjikan rasa khas. Apriyanto bilang, untuk menjaga kesegaran masakan, ayam kecombrang baru diracik ketika ada pesanan.

Jika Anda sudah tak tahan dengan pedasnya dua macam masakan spesial itu, ada beragam pilihan minuman yang bisa dipilih, mulai dari es teh manis, es jeruk, hingga minuman ringan. Jika ingin sensasi lain, coba es cincau daluman khas Sapi Bali.

Es cincau hijau dengan kuah santan ini bukan hanya legit dingin, tetapi juga unik. Cincaunya tidak kenyal ketika dikunyah di mulut. Aroma santan dari kelapa yang dibakar juga terasa harum. Benar-benar segar. Alhasil, rasa pedas pun dengan cepat bisa mereda. Es cincau ini pas menjadi penutup makan.

Menurut Apriyanto, kedai Sapi Bali juga menerima pesanan dari luar. Namun, nilai pesanan itu minimal harus sebesar Rp 100.000.

Jika Anda ingin bersantap di tempat, tak perlu khawatir kehabisan tempat duduk. Kedai Sapi Bali mampu menampung 80 pengunjung sekaligus. Selain itu, jam buka kedai ini juga lumayan panjang, yakni mulai pukul 10.00 pagi dan baru tutup pada pukul 22.00 malam.

Kedai Sapi Bali Jakarta

Jl. Cibulan Raya No. 17A Kebayoran Baru,
Kontak: 081904112573

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test
Terbaru