Konsumsi BBM Ron tinggi supaya mesin awet bertenaga

Rabu, 11 November 2020 | 19:46 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Konsumsi BBM Ron tinggi supaya mesin awet bertenaga


OTOMOTIF - JAKARTA. Penggunaan bahan bakar minyak dengan research octan number (RON) rendah seperti Premium terbukti menimbulkan polusi dan juga bahaya bagi kesehatan. Polusi udara pun makin parah.

Misal di Jakarta, berdasarkan Penelitian Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) yang dilakukan pada 2019 menyebutkan setiap hari sepeda motor menghasilkan 8.500 ton polutan atau sekitar 44,53 % dari total polutan semua kendaraan. 

Karena itu, pengamat otomotif Anton Fiat mengajak masyarakat untuk menggunakan BBM dengan RON tinggi seperti Pertamax. Pasalnya, BBM RON rendah seperti Premium, akan merusak lingkungan, menambah polusi, juga buruk bagi mesin kendaraan.

Bila kendaraan beralih ke BBM jenis oktan tinggi ini, secara otomatis komponen kendaraan akan berumur panjang. Kemudian, dari sisi tenaga atau power kendaraan lebih terjaga. Manfaat lain, jarak tempuh jadi kian jauh karena pembakaran mesin kendaraan lebih sempurna.

Baca Juga: Minat Pertamax Turbo di Lampung tinggi, Pertamina tambah 10 outlet baru

"Selain memberikan kualitas yang terjaga, penggunaan Bahan Bakar Minyak dengan RON 92 akan berdampak mesin yang lebih bagus dan terawat," ujar Anton Fiat dalam keterangannya ketika disinggung manfaat pemakaian BBM Ron tinggi,  Rabu (11/11).

Menurut Anton, menggunakan BBM Ron tinggi juga membuat kualitas mesin lebih  terjaga. "Kalau kita lihat penggunaan BBM yang berkualitas maka, di seher tidak menimbulkan bekas seperti kerak," kata dia.

Selain tidak meninggalkan bekas kerak, BBM dengan kualitas tinggi seperti Pertamax, itu juga membuat performa kendaraan lebih enteng. Ini terjadi, karena ketika pembakaran, kerak-kerak sisa pembakaran tidak ada lagi, tidak seperti Premium, yang meninggalkan bekas di seher seperti berminyak.

Menurutnya BBM yang berkualitas tidak hanya memberikan performa yang lebih baik bagi mesin kendaraan, tapi juga berpengaruh bagi perbaikan lingkungan dengan kadar buang gas emisi yang lebih rendah.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru