Laparoskopi: garansi cangkok ginjal yang minim rasa sakit dan cepat

Selasa, 17 Januari 2012 | 14:14 WIB
Laparoskopi: garansi cangkok ginjal yang minim rasa sakit dan cepat
ILUSTRASI. Pendaftaran SNMPTN segera dibuka, berapa jumlah siswa yang eiligible mendaftar?

Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Catur Ari

Salah satu penyakit yang lazim di negara berkembang, termasuk di Indonesia, adalah gagal ginjal. Meski belum ada pencatatan medis yang lengkap di sini, banyak kalangan memprediksi kemungkinan gagal ginjal di Indonesia itu 100 orang per sejuta penduduk. Artinya, ada sekitar 25.000 kasus gagal ginjal.

Ginjal adalah organ yang berperan vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dalam tubuh. Organ satu ini lantas menyaring zat terlarut dan air secara selektif. Kelebihan zat terlarut dan air ini keluar dari tubuh bersama dengan urin.

Adapun kegagalan fungsi ginjal didefinisikan sebagai penyakit yang bertahan lama dan merusak fungsi ginjal. Penyakit ini memiliki tingkat kejadian cukup tinggi dan bisa jadi muncul tanpa keluhan.

Gagal ginjal adalah stadium terberat dari terjadinya penurunan fungsi ginjal seseorang. Fungsi ginjal menurun lantaran kerja ginjal yang terlalu berat. Belakangan ini, diprediksi, kebiasaan mengonsumsi zat pemanis dan pewarna dalam minuman berenergi dalam jangka panjang dan secara berlebihan menjadi penyebab penurunan fungsi ginjal seseorang.

Kerusakan ginjal ini bisa menimpa salah satu atau kedua ginjal seseorang sekaligus. Selama ini terapi untuk penderita gagal ginjal adalah hemodialisis. Di sini, terjadi proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal.

Ada juga opsi lain bagi penderita gagal ginjal yaitu transplantasi ginjal. Upaya ini adalah terapi penggantian ginjal yang melibatkan pencangkokan ginjal dari orang hidup atau mati kepada si penderita gagal ginjal. Ginjal baru tersebut diharapkan dapat mengambil alih tugas dari dua ginjal pasien yang telah rusak.

Banyak yang berhasil

Transplantasi ginjal umumnya dilakukan pada pasien gagal ginjal stadium akhir. Ini ditandai dengan fungsi kedua ginjal yang semakin menurun, bahkan hampir tidak berfungsi.

Ada dua kategori pendonor ginjal, yakni donor orang yang sudah meninggal dan donor hidup. Donor dari orang yang sudah meninggal terdiri dari heart-beating donor, yakni pendonor yang otaknya sudah tidak berfungsi akibat kecelakaan.

Ada juga nonheartbeating donor atau pendonor yang denyut jantungnya sudah tidak ada. Sementara itu donor dari orang yang masih hidup kebanyakan berasal dari keluarga dekat seperti orangtua, saudara, pasangan hingga teman dekat.

Donor ginjal dari kerabat keluarga seringkali dianggap lebih cocok dan minim risiko. "Ginjal yang berasal dari donor hidup cenderung memiliki jangka hidup lebih panjang," kata Bonar Marbun, pakar penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Yang menarik, menurut Bonar, perkembangan teknologi kedokteran memungkinkan cangkok ginjal tak hanya terjadi antara pendonor dan penderita yang berhubungan darah. Data transplantasi ginjal di RSCM dalam dua tahun terakhir menunjukkan, dari 25 pasien yang melakukan transplantasi, ada 13 pasien yang mendapat donor bukan anggota keluarga.

Selain itu teknik operasi yang canggih telah membantu proses pengobatan pasien penyakit ginjal. Umumnya, prosedur pengobatan untuk pasien gagal ginjal tahap akhir berupa peritoneal dialisis, hemodialisis, dan terakhir adalah transplantasi ginjal.

Khusus transplantasi ginjal, Indonesia berhasil menerapkan standar internasional melalui penggunaan laparoskopi. "Persiapan operasi, teknik operasi, dan perawatan pasca-operasi di RSCM sudah sama dengan rumah sakit di luar negeri," papar Endang Susalit, pakar penyakit dalam RSCM.

Laparoskopi adalah suatu teknik operasi dengan alat berdiameter lima milimeter (mm) hingga 12 mm. Alat ini menggantikan tangan dokter bedah untuk melakukan prosedur bedah dalam rongga perut.

Untuk melihat organ ginjal tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya.

Sejak dua bulan lalu, Chaidir A. Mochtar, pakar penyakit dalam RSCM mengklaim, RSCM telah melakukan enam operasi donor ginjal dengan teknik laparoskopi. "Sejauh ini hasilnya cukup baik dengan pemulihan pasca-operasi yang lebih cepat dibandingkan operasi terbuka," tuturnya.

RSCM menggunakan teknik laparoskopi nefrektomi, yaitu teknik mendapatkan ginjal dari donor yang masih hidup. Chaidir berharap, penerapan teknik laparoskopi dapat meningkatkan jumlah pendonor ginjal hidup di masyarakat. Sehingga, ketimpangan atas kebutuhan donor ginjal dengan jumlah pendonor yang tersedia menjadi berimbang.

Teknik laparoskopi dapat memberikan kenyamanan bagi pendonor maupun penderita. Sehingga, masyarakat tak perlu khawatir terhadap hasil yang dicapai pasca-operasi. Teknik ini dapat menurunkan rasa sakit, pemulihan yang lebih cepat, serta hasil jahitan yang lebih baik dan rapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]