ILUSTRASI. Sejumlah pengendara sepeda motor melanggar jalur sepeda di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (22/11/2019). Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Dishub DKI Jakarta mulai menerapkan aturan jalur sepeda pada Jumat ini dengan memberikan sanksi denda tilang mak
Reporter: Nadia Citra Surya, Aprillia Ika, | Editor: Test Test

MESKI tak bisa menghindar dari dampak krisis, prospek pasar notebook atau laptop di Indonesia tetap cerah. Selama beberapa tahun terakhir, industri ini berkembang dengan cepat. Para pelaku industri ini mencatat, penjualan laptop di dalam negeri saat ini telah mencapai lebih dari 900.000 unit per tahun.
Gampang ditebak, di tengah krisis, laptop yang harganya miring pasti lebih laris. Inilah yang membuat para produsen berbondong-bondong merilis laptop mungil kelas Ultar Mobil PC (UMPC) atau netbook sejak awal 2009 lalu. Setelah sukses dengan netbook, kini para produsen mulai menggarap pasar laptop di antara netbook dan laptop kelas mahal. Gampangnya, kita sebut saja pasar ini pasar laptop menengah.
Harga laptop yang masuk kategori ini masih di bawah Rp 10 juta. Untuk menggarap pasar ini, Hewlett Packard merilis HP Pavilion seri dv2 pada 28 Mei 2009 silam. HP menyebut produk ini sebagai pionir notebook yang ringan, terjangkau, tapi memiliki performa handal.
Spesifikasinya tentu saja ada di tengah-tengah antara netbook dan notebook kelas atas. Karena itulah, produk ini mengusung prosesor AMD, bukan Intel. "Hadirnya HP Pavilion dv2 menandai masuknya HP ke ceruk pasar baru secara meyakinkan," ujar Martin Wibisono, Category Director Personal System Group HP Indoensia.
Harga HP Pavilion dv2 yang berkisar US$ 699 sampai US$ 799 per unit. "Kami berharap, produk ini terjual setidaknya 2.000 unit sebulan," ujar Martin.
Tak mau kalah, Acer juga meluncurkan produk di kelas ini, yaitu Acer Aspire Timeline. "Konsumen saat ini menginginkan notebook dengan bentuk dan harga seringan netbook. Ini peluang pasar baru," ujar Husen Halim, Brand Manager Consumer Marketing Division PT Acer Indonesia.
Sebagai gambaran, ketebalan laptop ini kurang dari satu inci, dengan layar 13.3 inci-14 inci. Acer memasang prosesor Intel Core 2 Solo di produk terbarunya ini. Karenanya, Acer bisa menjajakan Acer Aspire Timeline seharga US$ 759. Sayangnya, Acer belum bersedia menyebut target penjualan produk anyarnya ini.
Sebelumnya, pabrikan notebook Axioo sudah lebih dulu menyasar pasar notebook di bawah Rp 10 juta dengan meluncurkan Axioo New Neon MLC Model pada bulan April lalu. Axioo New Neon MLC yang dijajakan seharga Rp 6 juta sampai Rp 7 juta ini menyasar pasar anak muda. "Kami tidak takut bersaing dengan HP maupun Acer," kata Devi Yosita, Marketing Communication Manager Axioo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News