JAKARTA. Bencana kabut asap belum juga berakhir, bahkan meluas.
Terkait bencana tersebut, beberapa waktu lalu ada perbedaan pendapat mengenai jenis masker apa yang paling cocok digunakan warga yang terpapar asap.
Sekadar mengingatkan, Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Nila Djuwita F. Moeloek, pernah mengatakan bahwa masker bedah yang selama ini banyak digunakan masyarakat adalah jenis masker yang paling tepat.
Pasalnya, masker bedah tidak membuat pemakainya sesak napas, udara masih bisa keluar dan masuk melalui pori-porinya.
Masker bedah juga dianggap mampu menahan polutan kebakaran hutan yang terbilang agak besar.
Menurut Menkes, pernyataan yang mengatakan masker N95 adalah yang terbaik, kurang tepat.
Masker N95 memiliki pori-pori lebih kecil dibanding masker bedah, sehingga jika pori-pori ini tertutup polutan, pemakainya akan kesulitan bernapas.
Menanggapi perdebatan ini, dr Arifin Nawas, SpP(K), MARS, Ketua Umum PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) dalam siaran pers 12 Oktober lalu menjelaskan, bahwa sebenarnya tidak perlu ada perdebatan soal penggunaan masker.
Baik masker bedah biasa maupun masker N95 menurutnya sama-sama berguna untuk mengurangi dampak kabut asap.
Masker bedah mereduksi paparan partikel yang besar sedangkan N95 mampu menahan juga partikel yang lebih kecil di bawah 10 PM, yang tidak bisa disaring oleh masker bedah.
Hanya saja, penggunaan N95 harus melalui individual fit test untuk menjamin kemampuan proteksinya.
Fit test dilakukan untuk melihat apakah penggunaaan masker N95 dapat menolong atau malah menimbulkan risiko kesehatan.
N95 tidak dianjurkan dipakai di dalam rumah, untuk anak-anak, ibu hamil, lansia, pasien penyakit kardiovaskular dan penyakit paru kronik.
Penggunaan masker N95 mempunyai keterbatasan berupa ketidaknyamanan penggunaannya dan penggunaannya terbatas maksimal hanya 8 jam.
Sebelumnya, pada halaman website PDPI dijelaskan bahwa komponen asap kebakaran hutan terdiri atas gas ( CO, CO2, NOx, SOx, Ozone dan lainnya), partikulat (PM10, PM2,5,u dan partikel -partikel yang sangat halus atau ultrafine particles) dan uap.
Masing masing memiliki dampak terhadap kesehatan.
Ditegaskan pula, sampai saat ini tidak ada satupun jenis masker atau respirator yang 100% dapat memproteksi terhadap semua komponen gas dari asap kebakaran hutan.
Jangan terbalik
Bentuk masker N95 yang seperti cungkup tidak memungkinkan digunakan terbalik.
Berbeda dengan masker bedah yang menyerupai sehelai kertas dengan satu sisi berwarna hijau dan sisi yang lainnya putih.
Manakah sisi depan dan mana sisi belakang?
Sebelumnya, Anda perlu tahu dulu bahwa masker bedah terdiri dari tiga lapisan yaitu
1. Lapisan putih. Ini adalah lapisan yang paling nyaman terbuat dari bahan yang halus.
2. Lapisan tengah. Berfungsi sebagai filter statis atau menahan air liur yang mengandung kuman tersebar.
Lapisan ini terbuat dari bahan yang disebut spunbond non woven.
Fungsinya adalah untuk menghalangi apabila air liur yang mengandung penyakit menyebar saat batuk atau bersin.
3. Lapisan hijau. Merupakan material khusus mencegah masuknya partikel ke saluran napas.
Ditinjau dari bahan dan fungsinnya, maka lapisan putih adalah lapisan dalam yang bersentuhan langsung dengan kulit kita dan sisi yang berwarna hijau adalah lapisan luar.
Penggunaan masker dengan benar akan mengoptimalkan fungsi proteksi masker di tengah kabut asap.
(Lily Turangan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News