Sudah bukan zamannya lagi scanner (pemindai) punya ukuran bak meja kerja. Berkat kemajuan teknologi, para pabrikan elektronik sanggup melansir scanner seukuran kotak pensil. Bobotnya sendiri kurang dari satu kilogram sehingga gampang dibawa ke mana-mana.
Produk yang biasa disebut pemindai jinjing (portable) ini bisa menjadi solusi bagi orang yang ingin memindai beragam dokumen kala berada di luar kantor. Misalnya, saat bertemu klien. Saat itu juga si klien bisa mendapatkan salinan dokumen tanpa harus mencari penyedia jasa mesin fotokopi.
Cukup dengan menekan beberapa tombol, beragam dokumen langsung terpindai. Anda bisa menyimpan salinan dokumen itu ke dalam laptop, komputer saku (tablet PC) dan bahkan menyimpannya ke dalam smartphone si klien.
Pemindai imut ini sebagian besar sudah punya layanan komputasi awan (cloud computing), semacam evernote, microsoft sharepoint atau googledocs. Aplikasi ini berfungsi sebagai penyedia jalan untuk menyalurkan data ke gadget dan laptop.
Ambil contoh pemindai jinjing tergres dari Canon yakni P 215. Pemindai ini sudah disusupi fasilitas komputasi awan berkat adanya aplikasi evernote. "Adanya fasilitas komputasi awan ini menjadi daya tarik pemindai portabel," kata Marselinus, Marketing Executive PT Datascrip, penyalur pemindai merek Canon di Indonesia.
Pasar masih kecil
Produk P 215 menjadi pemindai jinjing Canon kedua yang dipasarkan di Indonesia. Harapannya, kehadiran pemindai ini bisa memberi pilihan kepada konsumen akan produk pemindai yang mobile.
Maklum, pasar pemindai di Indonesia masih belum berkembang secara maksimal. Menurut hitungan Marselinus, total pasar pemindai secara nasional masih berada di kisaran 8.000-10.000 unit di tahun 2011. Kebiasaan menyalin dokumen di atas kertas masih belum bisa dihilangkan begitu saja, sehingga pasar pemindai jinjing pun belum seramai pasar fotokopi.
Namun, penetrasi pasar yang masih mungil ini menjadi kesempatan bagi Datascrip untuk terus menggeber penjualan pemindai. Beragam cara bakal ditempuh Datascrip demi mencapai target penjualan yang tahun ini diprediksi sebanyak 1.600-1.800 unit pemindai dari beragam jenis.
Salah satu upaya mempromosikan pemindai jinjing itu misalnya, dengan melakukan edukasi pasar lewat acara seminar dengan mengundang beberapa mitra Datascrip. Perusahaan ini juga menjajakan pemindai di toko-toko elektronik, seperti di pusat pertokoan Mangga Dua, Jakarta.
Pesaing Datascrip, PT Umaxindo Persada, pemasok pemindai merek Plustek, malah sudah lebih dulu melansir produk sejenis dengan titel Mobile Office S 400. Rencananya, awal tahun 2012, Umaxindo bakal melansir dua produk pemindai jinjing lagi. Kedatangan produk ini melengkapi beragam produk pemindai yang sudah lebih dulu ditawarkan Plustek.
Menurut, Djohan, Direktur Umaxindo Persada, di pasar pemindai ini tidak ada produk yang masuk kategori paling laris. "Semua produk pemindai punya segmen pasar masing-masing," katanya. Selain pemindai jinjing, ada juga pemindai yang berbentuk persegi dan menyerupai mesin faksimili.
Lantaran baru empat tahun terjun di bisnis pemindai di pasar dalam negeri, Umaxindo belum mau berkomentar banyak soal target bisnis. Namun yang pasti, Umaxindo sudah merasakan pertumbuhan bisnis dari Plustek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News