Mi keriting siantar: Gurih lagi asin

Kamis, 04 April 2013 | 08:15 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 1 - 8 April 2013
Mi keriting siantar: Gurih lagi asin

ILUSTRASI. Kim Kardashian adalah salah satu selebriti papan atas yang idap penyakit kulit Psoriasis


Sebagai makanan favorit banyak orang, mi tampil dalam beragam sajian. Meski sepintas mirip, mi kuah tiap daerah juga memiliki kekhasan rasa dan isi, tentunya. Contoh, mi khas Pematang Siantar. Mi dari daerah di Sumatra Utara ini dikenal dengan bentuknya yang keriting dan isinya yang kebanyakan menggunakan daging babi.

Buat Anda yang tak masalah mengonsumsi daging babi, ada kedai mi keriting siantar dengan rasa yang yahud punya. Namanya adalah Mie Keriting Siantar Atek yang terletak di Pasar Delapan Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan. Namun, jam buka kedai ini cukup singkat, hanya dari jam tujuh pagi sampai pukul dua siang. Cuma, jangan datang kesiangan, kadang jam 12 sudah habis.

Meski kapasitas kedai ini muat untuk 48 orang sekaligus, pengunjung kadang harus mengantre untuk mendapat tempat duduk, terutama saban akhir pekan. Beberapa meja kursi bahkan diletakkan di lorong jalan agar bisa memuat lebih banyak pengunjung.

Sekali lagi harap Anda catat: kedai ini cuma menyajikan mi dengan olahan daging babi. Satu-satunya masakan non-babi di kedai ini hanyalah nasi tim ayam jamur.

Jenis mi yang bisa Anda pilih adalah mi keriting, mi lebar, kwetiau, dan bihun. Sebagai pelengkap, ada bakso, pangsit, atau suikiau. Tapi, mayoritas pengunjung kedai ini memilih mi keriting sebagai menu favoritnya. Oh, iya, di kedai ini semua mi disajikan basah alias berkuah, sama sekali tak ada yang digoreng.

Begitu pesanan masuk, dengan cekatan pelayan kedai segera meracik mi dan menuang kuah ke dalam mangkuk kecil, lalu menyajikan ke meja Anda dalam waktu singkat.

Porsi mi cukup banyak, tersaji dalam sebuah mangkuk berukuran sedang. Mi keriting yang tebal dan mengkilat dengan minyak bak tertutup oleh sayuran rebus, seperti sawi dan taoge berbatang gemuk yang terlihat segar. Taburan bawang goreng dan daun bawang juga menghias mangkuk di sela-sela irisan chasiu atawa daging babi merah dan potongan daging babi kecap berkelir kecokelatan. Keramaian isi ini betul-betul membuat berdecak dan tak sabar menyantapnya.

Acar cabai siantar

Anda bisa menyantap mi keriting ini dengan mengaduk seluruh isinya menjadi satu, mencampurnya dengan kuah kaldu, atau memakannya secara terpisah. Suka-suka Anda. Yang jelas, kuah kaldu yang bening dengan kilau lemak terasa sangat gurih di lidah. “Saya pakai kaldu rebusan tulang ayam dan iga babi,” ujar Marzuki, sang pemilik kedai.

Adapun tekstur mi keriting terasa lebih tebal lantaran bentuknya. Tidak terlalu lembut atau empuk, namun terasa matang sedang. Bagi sebagian orang, tekstur mi seperti ini lebih mereka sukai.

Melihat irisan chasiu yang kemerahan terbit dugaan rasanya pasti manis. Tapi, begitu digigit, ternyata rasanya asin dan gurih. Begitu pula dengan rasa daging babi kecap.

Menurut pria yang akrab disapa Atek ini, rasa asin dan gurih sudah jamak ditemui pada masakan khas Siantar. Tapi, jika Anda penggemar rasa manis, kedai ini menyediakan kecap manis, kok, di meja bersama cuka, saus, dan sambal cabai.

Atek menyarankan, agar menambah acar cabai khas Siantar untuk penyegar rasa. Dan benar, acar cabai menambah kaya rasa mi keriting yang mayoritas gurih dan asin. “Acar cabai lebih cocok rasanya untuk ditambahkan ke mi daripada cuka polos,” imbuh Atek.

Yang juga istimewa dari mi keriting siantar racikan Atek adalah pelengkap tambahan berupa pangsit babi rebus atau suikiau. Kulit yang putih membalut isi pangsit terasa sangat empuk dan lembut. Begitu juga suikiau yang berisi ayam dan udang: istimewa, deh.

Untuk teman makan mi, kedai ini menyediakan aneka kerupuk, seperti kerupuk bangka dan emping, di meja. Sedang sebagai penyegar dahaga, ada liang teh medan yang rasanya sangat segar dan manisnya pas, dengan aroma khas mirip cincau hitam. Selain itu, ada pula es sirup markisa.

Harga semangkuk mi keriting pangsit enggak mahal-mahal amat: Rp 21.000 dan Rp 23.000 untuk mi keriting suikiau. Liang teh harganya Rp 5.000 per gelas dan aneka es sirup buah, seperti markisa, kedondong, serta kietna, Rp 8.000. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari
Terbaru