Nasi uduk Kuntilanak membuat malam jadi enak

Selasa, 30 November 2010 | 09:08 WIB   Reporter: Epung Saepudin
Nasi uduk Kuntilanak membuat malam jadi enak

ILUSTRASI. ilustrasi reksadana. KONTAN/Muradi/2019/09/17


Kalau Anda pecinta nasi uduk sejati dan suka keluyuran malam, tak ada salahnya menjajal nasi uduk di Kedai Kuntilanak milik Pak Udin di Menteng Pulo. Nasi uduk nan hangat dan gurih sungguh pas menjadi selimut perut di tengah malam.

Jakarta nan riuh ini jelas gudangnya masakan nasi uduk. Di mana-mana ada. Mulai dari kelas berlauk komplet – sebutlah ayam plus empal daging – atau sekadar nasi uduk berulam tahu. Tapi, kedai nasi uduk yang satu ini sangat layak dijajal kelezatannya. Apalagi bagi mereka yang menjelajah di tengah malam. Nama tak resmi kedai ini adalah: Kedai Nasi Uduk Kuntilanak.

Kuntilanak? Jangan takut dulu. Nama kuntilanak bukan berarti yang berjualan perempuan berwajah pucat dengan rambut tergerai seperti sering kita tonton di tayangan horor lewat televisi atau bioskop.

Kedai ini, oleh pelanggannya, dinamai Kuntilanak karena baru buka saat tengah malam atau mendekati pukul 24.00, hingga subuh menjelang. Konon, di jam-jam inilah kuntilanak suka bergentayangan.

Kalau masih tak percaya, mampirlah ke kedai yang terletak di sekitar Pasar Menteng Pulo, tepatnya di Jalan Jembatan Merah, Jakarta Pusat. Bangunan kedai ini juga sangat sederhana, hanya berukuran 3 meter x 4 meter, dengan tempat duduk papan berjajar mengelilingi meja besar yang penuh dengan baskom berisi nasi dan lauk pauk. Daya tampung kedai ini juga tidak banyak, hanya mampu menampung 20 pembeli saja.

Dan, datanglah sesaat setelah kedai buka. Niscaya Anda akan menemukan nasi uduk panas mengepul di dalam baskom yang menebarkan wangi santan. Menurut Udin, si empunya kedai, nasi uduk ini dia buat dengan campuran daun serai, daun salam, dan santan.

Takaran bumbu-bumbu yang pas ini menghasilkan aroma wangi yang khas. Nasi uduknya terasa gurih beraroma santan. Untuk mendapatkan seporsi sajian ini, Anda cukup membayar Rp 4.000. “Pelanggan saya dari semua kalangan. Ada artis, orang kantor yang pulang malem, sampai anak malam yang selesai dugem,” ujar Udin.

Ia menjamin racikan nasi uduknya masih terasa hangat ketika menyentuh lidah, sehingga memang cocok disantap saat menjelang tanggal berganti. “Cara masaknya enggak berbeda, kok, dengan nasi uduk lain,” ungkap Udin.

Tentu tak hanya nasi uduk yang dijual Udin. Pria asli Betawi ini juga menyajikan sejumlah lauk pauk untuk menemani nasi uduk. Anda tinggal pilih sesuai selera. Ada ayam goreng, semur daging, empal, telur ceplok, telur dadar, tempe goreng, ati ampela, tahu dan tempe bacem, sate usus, dan, tak ketinggalan: semur jengkol. Nah, lauk favorit di kedai ini adalah empal dan semur jengkol.

Tak usah ragu untuk menggigit semur jengkol yang berbau khas itu. Nyess.., begitu empuk ketika beradu dengan gigi. Maklum, untuk menghasilkan masakan jengkol nan empuk, manis, dan gurih itu, Udin harus merendam dulu buah jengkol selama satu jam di air sebelum mencemplungkannya ke dalam kuah bumbu semur.

Rasanya belum lengkap kalau mengudap nasi uduk tanpa sambal. Nah, sambal cabai merah si kuntilanak ini juga mantap. Rasa pedasnya bakal membuat mata melek dan membuat nafsu makan kian membuncah.

Oh, ya, kalau Anda tak suka empal atau jengkol, ayam goreng atau semur daging di kedai ini juga layak dicicipi. Udin menggoreng garing ayam goreng ini sehingga terasa renyah namun dengan daging yang bisa disuwir. Pas untuk dipadukan dengan nasi uduk.

Harga per potong ayam atau daging semur itu sama dengan harga empal, pas banderol Rp 9.000 saja. Sedangkan si jengkol nan sedap itu Rp 4.000 per porsi. Untuk aneka tempe dan tahu, harganya Rp 2.000 saja per potong. Lantas, sate usus dan telor ceplok pun cuma Rp 3.000.

Hanya, untuk minuman, pilihannya terbatas. Udin cuma menyediakan segelintir macam minuman, yakni es jeruk, jeruk hangat, teh manis, dan es teh manis. Es jeruk dihargai Rp 4.000 dan teh manis Rp 2.500.

Tidak alergi kritik

Udin menceritakan, kedai nasi uduk ini buka perdana pada 1971 silam. Ketika itu, mertuanya yang mengelola. Estafet kepemilikan jatuh ke tangan istri Udin, Endang, sejak lima tahun silam.

Dari sejak buka, kedai ini tak mengusung menu lain selain nasi uduk. Nah, ketika dikelola pria berusia setengah abad ini, variasi lauknya diperbanyak. Maklum, pelanggan kedai ini juga terus bertambah.

Udin pun mengungkapkan rahasia kedai yang tetap laris ini. Yakni, dia selalu ramah terhadap semua pelanggannya, tak peduli rakyat jelata dengan isi kantong pas-pasan hingga pejabat atau artis yang kantongnya dipenuhi rupiah. Selain itu, Udin juga tak sungkan menerima saran dari pelanggannya.

Kini, saban malam Kedai Nasi Uduk Kuntilanak ini menghabiskan minimal 5 kg jengkol, puluhan kilo daging dan ayam, serta 20 liter beras. “Kadang bisa sampai 25 liter,” ujar Udin. “Saya punya langganan untuk bahan-bahan,” imbuhnya.

Yang juga membuat pelanggan suka balik lagi ke sini, kedai ini selalu bersih. Tak hanya itu, meski kelas kakilima, suasana warung Nasi Uduk Kuntilanak cukup bersih. Dipastikan Anda betah. Apalagi warung ini selalu memutar musik dari radio. “Biar agak ramai,” seloroh Udin.

Nasi Uduk Kuntilanak

Jalan Jembatan Merah
Pasar Menteng Pulo,
Jakarta Pusat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test
Terbaru