Pandora Squad wadah penyuka desain grafis

Jumat, 22 April 2016 | 17:06 WIB
Pandora Squad wadah penyuka desain grafis

Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Dulu, anak sekolah yang hobi menggambar kerap dicap sebagai anak bermasa depan kurang cerah. Menggambar dianggap pekerjaan yang tak menjanjikan dengan penghasilan tak pasti.

Tapi, di era industri kreatif, anggapan itu mulai bergeser. Desain grafis yang identik dengan gambar pun menjadi salah satu jurusan bergengsi. Sekarang, banyak industri yang membutuhkan tenaga desainer untuk promosi dan pemasaran.

Antusiasme terhadap desain grafis pun bermunculan, salah satunya lewat komunitas seperti Pandora Squad yang berbasis di Universitas Islam Negeri Jakarta. Berdiri pada 4 Februari 2010, Pandora Squad menjadi wadah bagi penyuka desain grafis di kampus yang tak membuka jurusan tersebut.

Pandora Squad didirikan oleh Imam Rachmadi bersama beberapa temannya yang bertemu di grup desain grafis jejaring sosial. Tak disangka, mereka satu kampus. Setelah sering bertemu tatap muka, terpikir untuk membentuk sebuah aliansi atawa komunitas.

Kamis sore adalah waktu berkumpul bagi anggota Pandora Squad untuk berbagi hasil karya. Lewat program Kelas Pandora Squad, anggota mendapat materi-materi desain grafis dari anggota lain yang sudah lebih mahir.

Setiap bulan, biasanya komunitas ini menentukan tema-tema desain yang akan mereka pelajari tiap minggunya. Selain itu, agar perkumpulan lebih produktif dan memberikan output, setiap anggota wajib mengumpulkan karya dengan program One Week One Work (OWOW).

One Week One Work ini supaya anggota terbiasa untuk produktif,” kata Muhammad Farhan, Community Relation Pandora Squad.

Selain punya banyak aktivitas dan program internal, Pandora Squad menjalin kerjasama dengan komunitas dan instansi lain. Biasanya, kemitraan ini bentuknya non-profit.

Tak jarang, Pandora Squad menjadi tim grafis dan publikasi suatu instansi, misalnya Yayasan Aids Indonesia, Yayasan World Wild Fund (WWF) lewat program Earth Hour, dan beberapa lembaga lainnya.

Meski tanpa bayaran, lewat kerjasama seperti ini, Pandora Squad semakin dikenal luas. Begitu juga dengan para fighter, sebutan untuk anggota komunitas ini. Mereka bisa memperlihatkan kemampuannya dalam mendesain.

Saat ini, sudah lebih dari 50 orang yang bergabung menjadi anggota Pandora Squad, yang mayoritas memiliki proyek desain di lembaga dan perusahaan, baik sebagai pekerja paruh waktu maupun penuh.

“Di komunitas ini, orang yang senang dengan desain grafis jadi punya jejaring lewat. Anggotanya pun bisa menerima pesanan pembuatan desain tapi sifatnya personal,” beber Farhan.

Menurut Farhan, para fighter yang sudah lulus jenjang pendidikan formal di kampus kebanyakan mendapat pekerjaan berbekal portofolio Pandora Squad. Meski tak semua fighter Pandora Squad lulusan desain grafis, tapi akhirnya mereka bisa mendapat pekerjaan sesuai dengan passion-nya. Tertarik bergabung?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]