Penampilan trendi, kantong pun tebal

Sabtu, 27 Januari 2018 | 15:05 WIB   Reporter: Dimas Andi
Penampilan trendi, kantong pun tebal


INVESTASI ALTERNATIF - JAKARTA. Anda mungkin sudah tidak asing dengan jam tangan merek G-Shock, terutama kalau Anda tergolong remaja 90-an. Jam tangan produksi Casio ini memang sempat jadi merek favorit remaja di era 90-an di Indonesia.

Saat ini, hype terhadap jam G-Shock memang sudah berkurang. Tapi, sekarang banyak yang menjadikan merek jam ini sebagai barang koleksi, lo. Bukan cuma itu. Jam ini juga bisa digunakan sebagai sarana berinvestasi.

Hal ini diamini oleh Miftahussurur Busro, Wakil Ketua Umum G-Shock Warriors Indonesia. Ia menyebut, ketika komunitas pecinta jam tangan G-Shock bermunculan, saat itu pula peluang investasi jam tangan tersebut terbuka. Karena pasarnya terbentuk berkat adanya permintaan dari orang-orang dengan minat yang sama, tutur dia kepada KONTAN, kemarin.

Menurut Miftah, seri G-Shock edisi terbatas dan seri-seri klasik biasanya paling sering dijadikan orang sebagai barang investasi. Pasalnya, populasi seri tersebut cenderung sedikit. Otomatis, harga jualnya juga berpotensi melonjak.

G-Shock memang beberapa kali menerbitkan seri terbatas. Yang teranyar, untuk memperingati ulang tahun ke-35 G-Shock, Senin lalu (22/1), Casio menerbitkan seri terbatas G-Shock, yakni seri Red Out. Jam tangan G-Shock klasik, seperti seri Gaussman, juga banyak diburu karena langka, kata Miftah.

Untuk mendapatkan jam tangan G Shock original cukup mudah. Selain bisa melalui toko-toko ritel konvensional, di dunia maya pun terdapat sejumlah toko yang cukup representatif sebagai penjual jam tangan G Shock. Para kolektor juga bisa bertransaksi jam tangan G-Shock melalui komunitas.

Menurut Miftah, para kolektor pemula bisa mulai menyiapkan dana minimal Rp 1 juta untuk membeli jam tangan G-Shock. Nilai tersebut dijadikan patokan, mengingat harga termurah jam tangan G-Shock berkisar Rp 1 juta.

Hanya saja, untuk seri yang jumlahnya terbatas, tidak jarang kolektor jam tangan G-Shock sampai harus ke luar negeri demi mendapatkan barangnya. Harga jam tangan seperti itu juga sudah tentu jauh lebih mahal ketimbang seri biasa.

 

Kenaikan harga

Perencana Keuangan yang juga kolektor jam tangan G-Shock, Pandji Harsanto, mengatakan, ada sejumlah nilai lebih yang membuat jam tangan tersebut memiliki daya tarik tersendiri di mata kolektor. Salah satunya adalah daya tahan baterai yang umumnya bisa mencapai dua hingga tiga tahun. Bahkan, beberapa seri jam tangan G-Shock ada yang memiliki baterai dengan durasi pakai hingga 10 tahun.

Selain itu, beberapa seri jam tangan G-Shock mampu tahan terhadap air hingga ke dalaman 200 meter. Contohnya seri Frogman. Keunggulan yang tidak dimiliki oleh jam tangan lain membuat banyak orang mengoleksi G-Shock terlepas dari tingginya harga jam ini, terang Pandji.

Dia menyebut jam tangan G-Shock sebagai barang koleksi dengan nilai jual tinggi. Ia memberi contoh, ketika seseorang membeli seri jam tangan G-Shock tertentu dan menyimpannya hingga beberapa tahun kemudian, besar kemungkinan harga jualnya akan merangkak naik.

Maklum, produksi seri jam tangan tersebut akan berkurang dari waktu ke waktu. Besaran pertumbuhan harga jualnya bervariasi dan umumnya kembali bergantung pada jumlah permintaan yang ada, papar Pandji.

Menurut Miftah, prospek investasi jam tangan G-Shock cukup positif untuk beberapa waktu ke depan. Hal ini didukung oleh banyaknya kolektor. Di Indonesia, kolektor G-Shock diperkirakan mencapai 34.000 orang.

Berinvestasi di jam tangan G-Shock terhitung gampang-gampang susah. Asalkan orang tersebut memiliki minat besar terhadap jam tangan, mengoleksi jam tangan ini bukan perkara sulit. Tantangannya serupa seperti investasi pada umumnya.

Kolektor dituntut untuk mengamati pergerakan harga jam tangan G-Shock di pasar sekaligus minat kolektor lainnya. Tujuannya, agar tahu momentum yang tepat untuk melakukan jual atau beli jam tangan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru